Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penyakit pada sistem reproduksi pria meliputi kanker testis hingga balanitis. Jenis penyakit ini bisa menurunkan fungsi seksual dan sensasi terbakar saat buang air kecil. Penderita masalah reproduksi dapat menjalani perawatan medis untuk mencegah gejala semakin parah.
Salah satu penyakit sistem reproduksi paling umum pada pria adalah ejakulasi dini.
Organ reproduksi pria terdiri dari bagian dalam dan luar. Pada bagian dalam, organ ini meliputi testis, skrotum, dan testis sedangkan bagian luar terdapat vas deferens, prostat, dan uretra.
Sistem reproduksi pria berperan penting atas fungsi seksual dan buang air kecil. Jika terjadi kerusakan, kondisi ini bisa menimbulkan berbagai penyakit reproduksi pria, termasuk kanker.
Jenis Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria
Adapun macam-macam penyakit pada sistem reproduksi pria, sebagai berikut:
1. Kanker Testis
Gangguan sistem reproduksi pada pria dapat berupa kanker testis. Kondisi ini menjadi salah satu penyakit yang paling umum menyerang pria berusia 15-35 tahun.
Kanker testis disebabkan oleh perkembangan sel-sel abnormal di testis sehingga membentuk benjolan atau tumor. Kondisi ini ditandai dengan beberapa gejala, seperti nyeri tumpul di selangkangan, ukuran testis mengecil, dan penumpukan cairan secara tiba-tiba.
Baca Juga: 10 Penyebab Alat Kelamin Pria Lecet dan Cara Mengatasinya
2. Kanker Penis
Kanker penis disebabkan oleh sel-sel ganas yang tumbuh tidak terkendali sehingga membentuk benjolan atau perubahan warna pada penus. Kondisi ini dapat diketahui dengan adanya cairan berbau busuk, ruam, pembengkakan, dan iritasi.
Pada tahap awal, kanker penis bisa diobati dengan perawatan medis sehingga meningkatkan peluang sembuh secara total. Namun, kondisi ini akan sulit diobati apabila sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
3. Kanker Prostat
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi pria adalah kanker prostat. Jenis kanker ini terjadi karena adanya perkembangan sel kanker di dalam prostat.
Kanker prostat berisiko tinggi pada usia lebih dari 65 tahun, memiliki riwayat penyakit keluarga, dan faktor genetik. Tanda dan gejalanya dapat berupa aliran urine lemah atau tiba-tiba berhenti, sensasi terbakar saat buang air kecil, dan ejakulasi menyakitkan.
4. Infeksi Menular Seksual
Infeksi menular seksual (IMS) tidak hanya menyerang wanita saja, tetapi juga pria. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, atau parasit yang menyebar melalui aktivitas seksual.
Sebagian besar IMS dapat menular melalui cairan tubuh atau dari kontak kulit ke kulit dengan menyentuh bagian tubuh yang terinfeksi, termasuk organ intim. Contoh infeksi menular seksual dapat berupa sifilis, HIV/AIDS, dan infertilitas.
5. Ejakulasi Dini
Ejakulasi adalah kondisi ketika seorang pria mencapai orgasme lebih awal atau cepat saat berhubungan seksual. Kondisi ini biasanya memengaruhi 30-40 persen pria dan sering kali mengganggu aktivitas sehari-hari.
Penyebab ejakulasi dini dapat terjadi karena adanya faktor kimia, fisik, dan emosional atau psikologis. Misalnya, masalah hormonal dengan kadar oksitosin, depresi, dan rendahnya kadar serotonin atau dopamin.
Baca Juga: 8 Manfaat Asam Folat untuk Pria dan Aturan Minumnya
6. Infertilitas Pria
Beberapa pria kerap mengalami penyakit pada sistem reproduksi, seperti infertilitas atau kemandulan. Kondisi ini menimbulkan banyak gejala psikologis dan emosional, termasuk perasaan depresi, kegagalan, dan kehilangan.
Infertilitas atau kemandulan pada pria bisa terjadi karena adanya masalah sperma, kelainan genetik, dan gangguan hormonal. Jika Anda mengalami kondisi ini, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
7. Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi adalah kondisi ketika pria tidak mampu mendapatkan atau mempertahankan ereksi cukup lama untuk melakukan hubungan seksual. Gangguan ini bisa terjadi akibat masalah pada sistem peredaran darah, sistem saraf, dan sistem endokrin.
Umumnya, gejala disfungsi ereksi dapat berupa ereksi terasa lemah, stres, depresi, dan harga diri rendah. Anda dapat mengatasi kondisi ini dengan menjalani pola hidup sehat. Misalnya, menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, dan menghentikan kebiasaan merokok.
8. Priapisme
Penyakit pada sistem reproduksi pria selanjutnya adalah priapisme. Kondisi ini memiliki gejala ereksi yang menyakitkan dan berlangsung selama beberapa jam.
Priapisme terjadi ketika darah tetap berada di penis dan tidak dapat mengalir keluar. Biasanya, kondisi ini bisa terjadi karena masalah kesehatan tertentu, seperti penyakit sel sabit, kanker darah, dan malaria.
9. Varikokel
Varikokel adalah kondisi ketika pembuluh darah vena mengalami pelebaran di dalam kantung kulit longgar yang menahan testis atau skrotum. Umumnya, kondisi ini terbentuk selama masa pubertas dan berkembang seiring berjalannya waktu.
Gejala varikokel menimbulkan rasa tidak nyaman dan nyeri, tetapi sering kali tidak menimbulkan gejala atau komplikasi. Penyebab utamanya belum diketahui secara pasti.
Namun, salah satu faktor yang mungkin meningkatkan risiko varikokel, yaitu malfungsi katup di dalam vena yang seharusnya menjaga darah tetap mengalir ke arah yang benar. Pengobatannya bisa dengan operasi bedah untuk menghentikan aliran darah melalui vena testis.
10. Prostatitis
Kelenjar prostat memiliki ukuran sebesar kacang kenari yang terletak di bawah kandung kemih pada pria. Jenis kelenjar ini mengelilingi bagian atas saluran yang mengalirkan urine dari kandung kemih atau uretra.
Gangguan kelenjar prostat bisa saja mengalami kelainan sehingga perlu Anda waspadai. Kelainan ini dapat berupa prostatitis atau peradangan pada kelenjar prostat.
Prostatitis dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti rasa nyeri saat buang air kecil, air kencing keruh, dan nyeri perut. Kondisi ini memerlukan bantuan medis segera mungkin apabila tubuh tidak mampu untuk buang air kecil.
11. Balanitis
Balanitis adalah kondisi ketika tubuh mengalami rasa nyeri dan peradangan pada kepala penis. Kondisi ini sering terjadi pada pria yang disunat akibat infeksi jamur.
Gejala balanitis tampak, seperti kemerahan dan terdapat bercak-bercak yang berubah warna pada kepala penis. Pada kebanyakan kasus, kondisi ini bukanlah masalah kesehatan yang serius sehingga Anda bisa mengatasinya dengan menjalani perawatan medis.
Baca Juga: Ini Penyebab Disfungsi Ereksi pada Pria dan Pengobatannya
Dokter Spesialis Urologi Ciputra Hospital
Cara mencegah penyakit pada sistem reproduksi meliputi:
- Menggunakan alat kontrasepsi secara konsisten dan benar
- Melakukan pemeriksaan infeksi menular seksual secara rutin
- Hindari melakukan seks bebas atau berhubungan seksual lebih dari 1 pasangan
- Jaga kebersihan dengan baik
- Hindari kebiasaan merokok
- Melakukan sunat untuk menurunkan risiko infeksi saluran kemih dan kanker penis
- Menjaga berat badan tetap ideal
Jika Anda mengalami penyakit pada sistem reproduksi pria, termasuk kanker penis, gangguan kesuburan, dan disfungsi ereksi, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Ciputra Hospital memiliki Dokter Spesialis Urologi terbaik yang bisa membantu mengatasi masalah penyakit pada sistem reproduksi pria, beberapa di antaranya adalah:
- dr. Aswin Usman Arifin, Sp.U
- dr. Christopher Kusumajaya, Sp.U
- Dr.dr. Eka Yudha Rahman, M. Kes.,Sp. U (K)
- dr. Rizal Trianto, Sp.U.,FICS,
- dr. Nindra Prasadja Sp.U
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU). Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Steffe Lie
Source:
- Cleveland Clinic. Male Reproductive System. Agustus 2024.
- Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and human Development. Men’s Reproductive Health. Agustus 2024.