Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penting untuk mengetahui posisi tidur ibu hamil dengan plasenta previa agar dapat beristirahat dengan nyaman dan kondisi janinnya pun aman. Mengetahui posisinya bisa membantu ibu hamil tidur lebih nyenyak meski mengalami perubahan fisik maupun hormon yang dapat mengakibatkan susah tidur.
Gejala plasenta previa dapat berupa pendarahan atau kontraksi ringan pada perut.
Posisi tidur ibu hamil dengan plasenta previa sangat penting untuk memberikan rasa nyaman dan mengurangi gejala pendarahan berlebih. Jika menerapkan posisi tidur yang salah, hal ini bisa memicu komplikasi serius dan berbahaya bagi janin di dalam kandungan.
Mendapatkan lebih banyak waktu itu memang tidak mudah, tetapi ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas tidur yang baik selama kehamilan. Salah satunya adalah menemukan posisi tidur dengan tepat.
Apa Itu Plasenta Previa?
Placenta previa atau yang lebih dikenal dengan plasenta (ari-ari janin) menutupi jalan lahir merupakan kondisi ketika plasenta tumbuh di bagian terbawah rahim (uterus) dan menutupi lubang serviks selama kehamilan. Kondisi ini bisa memicu pendarahan tanpa rasa nyeri pada trimester kedua dan ketiga.
Plasenta termasuk organ sementara yang terbentuk di dalam rahim untuk menyediakan nutrisi dan oksigen bagi bayi melalui tali pusar. Biasanya, pembentukan organ ini terjadi setelah sel telur mengalami pembuahan.
Organ plasenta akan terus berkembang selama kehamilan untuk mendukung pertumbuhan janin secara optimal. Biasanya, organ ini bergerak seiring dengan pergerakan rahim yang membesar dan meregang.
Plasenta di bawah rahim saat kehamilan umum terjadi dan bisa bergerak naik kembali ke rahim. Namun, pada kasus tertentu, organ ini tidak berada di dekat bagian rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh serviks. Akibatnya, muncul pendarahan pada ibu hamil .
Penyebab mendasar dari plasenta previa tidak diketahui. Akan tetapi, ada hubungan antara kerusakan endometrium dan jaringan parut uterus. Sebagian besar kasus dapat didiagnosis sejak awal kehamilan melalui USG.
Sonografi rutin pada trimester pertama dan kedua kehamilan memberikan identifikasi dini plasenta previa. Kematian ibu hamil dapat disebabkan oleh penyebab langsung dan tak langsung.
Penyebab kematian tidak langsung pada ibu adalah “Empat terlalu” dan “Tiga terlambat”. Maksud dari “Empat terlalu” adalah hamil terlalu muda usia (35 tahun) dan hamil terlalu dekat (jarak anak kurang dari 2 tahun).
Penyebab langsung kematian biasanya mengalami anemia dan perdarahan yang berhubungan dengan usia ibu di atas 35 tahun. Selain itu, wanita yang memiliki jarak kehamilan kurang dari 2 tahun berisiko mengalami kondisi ini.
Plasenta previa memerlukan penanganan dan perhatian karena saling mempengaruhi dan merugikan janin dan ibunya. Dampak yang ditimbulkan dari plasenta previa pada ibu meliputi:
- Perdarahan hingga syok sampai dengan kematian
- Anemia karena perdarahan
- Plasentitis
- eEdometritis pasca persalinan
Pada janin biasanya terjadi persalinan premature dan komplikasi seperti asfiksia berat. Pastikan untuk mengikuti semua anjuran dokter agar terhindar dari masalah kesehatan serius.
Ragam Posisi Tidur untuk Ibu Hamil dengan Plasenta Previa
Posisi tidur ibu hamil yang baik penting untuk diketahui agar ibu hamil dapat beristirahat dengan nyaman dan kondisi janinnya pun aman. Mengetahui posisi tidur saat hamil juga bisa membantu ibu hamil tidur lebih nyenyak meski mengalami perubahan fisik maupun hormon yang dapat mengakibatkan susah tidur.
Berikut ini adalah beberapa posisi tidur untuk ibu hamil dengan plasenta previa:
1. Tidur Miring ke Kanan
Posisi tidur bisa mempengaruhi kestabilan plasenta sehingga memerlukan posisi yang tepat. Ibu hamil dapat tidur miring, terutama ke arah kanan untuk melancarkan aliran darah.
Tidur miring juga memberikan tekanan paling sedikit pada pembuluh darah organ di dalam tubuh. Hal ini dapat mendukung jumlah darah dan nutrisi yang mencapai plasenta dan bayi.
Selain itu, sirkulasi yang baik mampu menurunkan risiko pembengkakan, varises, dan wasir pada ibu hamil. Anda bisa bisa tidur lebih nyaman selama kehamilan dengan menekuk lutut dan kaki, serta meletakkan bantal di antara kedua kaki untuk mengurangi tekanan pada punggung.
Jika mengalami sakit punggung, cobalah untuk menggunakan posisi “SOS” dan menaruh bantal di bagian bawah perut. Penelitian membuktikan bahwa tidur miring sejak minggu ke-28 kehamilan dapat mengurangi risiko bayi lahir mati hingga setengahnya daripada tidur telentang.
Setelah 28 minggu kehamilan, posisi tidur telentang bisa menekan pembuluh darah utama sehingga menurunkan aliran darah ke rahim dan suplai oksigen ke bayi. Biasanya, posisi ini cenderung aman saat trimester pertama.
Namun, akibat rahim semakin berat di pertengahan kehamilan, sebaiknya Anda memilih posisi yang lain. Anda juga tidak perlu khawatir apabila tidur menyamping ke kanan dan bangun dalam posisi telentang.
Hal ini sering terjadi dan tidak akan berdampak buruk pada kesehatan bayi. Anda bisa mengubah posisi tidur menjadi menyamping dan tidur kembali.
Baca Juga: Ini 3 Posisi Tidur yang Baik untuk Kesehatan Menurut Dokter
2. Tidur Miring ke Kiri
Selain ke kanan, posisi tidur untuk ibu hamil dengan plasenta previa dapat menyamping ke kiri. Posisi ini cenderung lebih nyaman seiring dengan membesarnya perut.
Posisi tidur ke kiri mampu mengurangi tekanan pada hati dan ginjal. Ini berarti lebih banyak ruang untuk menjaga fungsi tubuh dengan baik.
Bukan hanya itu saja, posisi tidur juga mengatasi masalah pembengkakan di tangan, pergelangan kaki, dan kaki. Jika Anda tidak terbiasa tidur menyamping, cobalah untuk menyandarkan tubuh atau setengah tegak di kursi alih-alih di tempat tidur.
Anda juga bisa menyilangkan satu kaki di atas kaki lainnya dan meletakkan satu bantal di antara kaki serta bantal lain di belakang punggung. Hal ini akan memberikan rasa nyaman dan menyesuaikan perubahan posisi baru seiring berjalannya waktu
Larangan untuk Ibu Hamil dengan Plasenta Previa
Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan saat plasenta previa, di antaranya:
- Berhubungan intim selama kehamilan
- Olahraga dengan intensitas berat
- Memasukkan tampon ke vagina
- Douching atau mencuci vagina dengan cairan khusus
- Merokok
- Mengonsumsi obat-obatan terlarang, seperti kokain
- Berdiri dalam jangka waktu lama
- Mengangkat beban sedang atau berat
Penting untuk diingat bahwa tidak ada cara mengembalikan posisi plasenta ke atas. Anda perlu menunggu untuk melihat apakah plasenta bergerak secara alami. Jika plasenta tidak bergerak, Anda perlu menjalani operasi caesar.
Apabila gejala plasenta previa, seperti pendarahan, kram atau kontraksi ringan pada perut, dan warna darah cenderung cerah yang tidak kunjung membaik setelah perawatan rumahan dan bahkan semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Tanani Febrianty
Source:
- American Pregnancy Association. Best Sleeping Positions While Pregnant. Oktober 2024.
- Healthdirect. Placenta Praevia. Oktober 2024.
- National Library of Medicine. Placenta Previa. Oktober 2024.