Ditulis oleh Tim Konten Medis
Plasenta previa adalah kondisi saat plasenta menutupi sebagian atau seluruh leher rahim dan sering menyebabkan perdarahan di trimester ketiga. Untuk mengatasinya, ibu perlu istirahat dan berkonsultasi rutin dengan dokter, tetapi terkadang perlu operasi caesar.
Pendarahan akibat gangguan kehamilan ini bisa menyebabkan pendarahan dan mengancam nyawa.
Plasenta termasuk organ sementara yang terbentuk di dalam rahim selama kehamilan. Organ ini menempel pada dinding rahim dan menyediakan nutrisi serta oksigen bagi bayi melalui tali pusar.
Umumnya, plasenta mulai terbentuk setelah sel telur telah mengalami pembuahan sekitar 7-10 hari. Organ ini akan terus tumbuh dan berkembang selama kehamilan untuk mendukung perkembangan janin secara optimal. Namun, kondisi tertentu pada plasenta bisa menyebabkan komplikasi kehamilan yang berbahaya.
Apa Itu Plasenta Previa?
Plasenta previa adalah gangguan kehamilan di mana plasenta tumbuh di bagian terbawah rahim (uterus) dan menutupi seluruh atau sebagian lubang serviks. Kondisi ini bisa menyebabkan pendarahan selama kehamilan atau setelah melahirkan.
Biasanya, gangguan kehamilan ini terjadi setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi lahir prematur sebelum usia kehamilan 37 minggu. Wanita dengan gangguan kehamilan ini perlu menjalani operasi caesar agar tidak membahayakan diri sendiri dan janin.
Baca Juga: Posisi Tidur Ibu Hamil dengan Plasenta Previa
Jenis Plasenta Previa
Berikut ini adalah beberapa jenis plasenta previa:
1. Plasenta Previa Total atau Lengkap
Kondisi ini dapat terjadi ketika plasenta menutupi seluruh pembukaan serviks. Jenis ini dapat menghalangi jalan ke vagina sehingga perlu diwaspadai.
Gangguan ini memiliki kecil kemungkinan untuk bisa sembuh sendiri. Anda bisa mengatasinya dengan menjalani perawatan medis sesuai saran dari dokter.
2. Plasenta Previa Parsial
Plasenta previa parsial mampu menutupi sebagian serviks ibu hamil. Kondisi ini bisa menyebabkan pendarahan vagina dan sebagian besar memerlukan operasi caesar saat persalinan.
Umumnya, penyakit ini terjadi pada sekitar 1 dari 200 kehamilan. Dokter dapat mendiagnosisnya dengan pemeriksaan medis pada trimester kedua kehamilan.
3. Plasenta Previa Marginal
Plasenta terletak di tepi serviks, tetapi terkadang bisa menyentuh serviks dan tidak menutupinya. Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal dengan sebutan plasenta previa marginal.
Kemungkinan besar, jenis ini dapat hilang dengan sendirinya sebelum tanggal persalinan. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mengurangi risiko masalah kesehatan serius.
Baca juga: Risiko Program Bayi Tabung, Apa Saja?
Penyebab Plasenta Previa
Sampai saat ini, para ahli belum mengetahui penyebab pasti dari plasenta previa. Selama kehamilan, plasenta bergerak seiring pergerakan rahim yang meregang dan membesar.
Kondisi ini umum terjadi bagi plasenta untuk berada di bagian bawah rahim pada awal kehamilan. Namun, seiring kehamilan selanjutnya, plasenta dapat bergerak ke bagian atas rahim.
Organ ini seharusnya berada di dekat bagian rahim sehingga serviks terbuka untuk melahirkan pada saat trimester ketiga. Terkadang, plasenta bisa menutupi sebagian atau seluruh serviks. Kondisi inilah yang disebut sebagai plasenta previa.
Faktor Risiko Penyebab Plasenta Previa
Adapun sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko gangguan kehamilan ini, sebagai berikut:
- Berusia di atas 35 tahun atau lebih
- Bukan termasuk kehamilan pertama
- Penggunaan obat-obatan terlarang
- Merokok saat sedang hamil
- Memiliki riwayat plasenta previa pada kehamilan sebelumnya
- Pernah menjalani operasi pada rahim
- Memiliki Bentuk rahim abnormal
- Pernah mengalami keguguran
- Posisi janin tampak tidak normal
- Hamil bayi kembar
Gejala Plasenta Previa
Adapun sejumlah gejala yang bisa terjadi, di antaranya:
- Pendarahan tanpa rasa nyeri pada trimester kedua dan ketiga
- Warna darah cenderung cerah
- Terjadinya pendarahan secara berulang
- Ukuran panjang rahim cenderung berkurang dan sering kali disertai kelainan letak
- Kram atau kontraksi ringan pada perut, lambung, atau punggung
Baca Juga: 5 Tanda-Tanda Hamil yang Tidak Disadari Wanita
Diagnosis Penyakit Plasenta Previa
Dokter dapat mendiagnosis biasanya mengidentifikasi gangguan kehamilan ini melalui USG rutin sekitar 20 minggu kehamilan. Terkadang, kondisi ini juga ditemukan saat ibu hamil mengalami pendarahan vagina.
Ahli medis professional dapat merekomendasikan beberapa tes yang mampu menunjukkan bagian dalam sistem reproduksi wanita. Hal ini sangat penting untuk mendiagnosis gangguan secara akurat. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
- Ultrasonografi vaginal: Prosedur ini menggunakan alat seperti tongkat (transduser) ke dalam vagina untuk memeriksa posisi bayi, plasenta, dan serviks.
- USG perut: Dokter dapat menempelkan gel pada perut, lalu menggerakkan perangkat genggam (transduser) di sekitar bagian luar perut. Prosedur ini berperan penting untuk menunjukkan posisi bayi, plasenta, dan serviks.
- Pemindaian MRI: Prosedur ini melibatkan medan magnet dan gelombang radio yang mampu membuat gambar terperinci dari organ dan jaringan dalam tubuh.
Komplikasi Plasenta Previa
Pendarahan vagina akibat gangguan kehamilan ini bisa menyebabkan kehilangan banyak darah dan mampu mengancam nyawa. Pada kondisi ini, ibu hamil memerlukan transfusi darah dan perawatan intensif agar terhindari dari masalah kesehatan serius.
Selain itu, penyakit ini yang tidak mendapatkan diagnosis sedini mungkin bisa meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas pada ibu hamil dan janin di dalam kandungan. Bahkan, kondisi ini berkaitan erat dengan kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, durasi rawat inap yang lebih lama, dan tingkat transfusi darah yang lebih tinggi.
Cara Mengatasi Plasenta Previa
Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi gangguan kehamilan ini yang perlu diketahui:
1. Istirahat yang Cukup
Dokter dapat mempertimbangkan risiko pendarahan yang terjadi apabila Anda melahirkan bayi lebih awal. Setelah 36 minggu, kondisi ini bisa menjadi salah satu penanganan terbaik.
Ketika mengalami penyakit ini, ibu hamil dianjurkan untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktivitas sehari-hari. Selain itu, penderita juga tidak boleh berhubungan intim terlebih dahulu agar terhindar dari risiko masalah kesehatan lainnya.
2. Operasi Caesar
Cara mengatasi plasenta previa selanjutnya adalah operasi caesar. Jenis operasi ini merupakan prosedur pembedahan di mana bayi dilahirkan melalui sayatan yang dibuat di dinding perut dan rahim ibu.
Operasi caesar dapat direncanakan sebelumnya atau dilakukan dalam keadaan darurat, tergantung dari kondisi kesehatan ibu hamil. Wanita dengan penyakit ini bisa menjalani prosedur tersebut untuk menghindari risiko bayi terancam.
Meskipun persalinan normal lebih sering terjadi, tetapi dalam beberapa kasus, operasi caesar menjadi salah satu pilihan yang aman. Prosedur ini tentu memiliki risiko dan manfaat yang perlu didiskusikan dengan dokter atau ahli medis profesional.
3. Transfusi Darah
Transfusi darah adalah prosedur medis yang dilakukan dengan cara mendonorkan darah melalui tabung sempit yang ditempatkan di dalam pembuluh darah lengan. Prosedur ini sangat penting, terutama bagi wanita hamil dengan plasenta previa.
Hal ini karena dapat menggantikan darah yang hilang akibat pendarahan mendadak dari vagina. Biasanya, transfusi berlangsung aman dan jarang menimbulkan komplikasi sehingga kekhawatiran terhadap efek sampingnya minimal.
Meskipun begitu, beberapa orang dapat mengalami komplikasi transfusi darah selama beberapa hari atau lebih setelahnya. Kondisi ini meliputi gatal-gatal dan demam.
Cara Mencegah Plasenta Previa
Perlu diketahui bahwa tidak ada cara mencegah penyakit ini dan tidak ada tindakan pembedahan atau medis yang mampu memperbaikinya. Namun, Anda bisa mengurangi risiko terjadinya kondisi ini dengan menerapkan berbagai cara.
Misalnya, menghentikan kebiasaan merokok dan tidak menggunakan kokain. Selain itu, Anda juga dapat mengurangi jumlah pendarahan vagina dengan penanganan medis sesuai anjuran dokter.
Baca Juga: Apa Itu Abortus Imminens? Penyebab, Gejala, Pengobatan
Pengobatan Plasenta Previa ke Dokter
Apabila gejala plasenta previa, seperti kram perut dan pendarahan merah terang yang tidak kunjung membaik setelah dilakukan perawatan rumahan dan bahkan semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh Dr Sony Prabowo, MARS
Source:
- Cedars Sinai. Placenta Previa. November 2024.
- Cleveland Clinic. Placenta Previa. November 2024.