Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penyakit demensia dan Alzheimer memang sama-sama membuat penderitanya kehilangan memori atau lupa yang parah, namun keduanya merupakan kondisi yang berbeda. Alzheimer adalah penyakit yang menyebabkan penurunan progresif dalam kemampuan mengingat, berpikir, belajar, dan mengatur. Sedangkan demensia bukanlah sebuah penyakit melainkan istilah umum untuk sekumpulan gejala dengan gangguan fungsi otak.
Lansia sering kali mengalami gangguan ingatan sehingga memicu kesulitan dalam berpikir.
Demensia dan Alzheimer bukanlah kondisi yang sama. Gangguan ini sering digunakan sebagai istilah umum yang mengacu pada penurunan fungsi kognitif, seperti hilang ingatan dan kesulitan berpikir.
Sementara itu, Alzheimer merupakan penyakit yang memengaruhi otak dan menyebabkan demensia. Anda perlu memahami perbedaan demensia dan Alzheimer untuk mengetahui cara pengobatan yang tepat.
Pengertian Alzheimer dan Demensia
Penyakit Alzheimer adalah kelainan otak yang menyebabkan penurunan progresif dalam kemampuan mengingat, berpikir, belajar, dan mengatur. Penyakit ini dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari.
Sebagai contoh, memakai baju terbalik, tidak mampu menyiapkan makanan, dan tidak mampu mengatur keuangan. Alzheimer biasanya menyerang orang yang berusia di atas 65 tahun.
Namun, tidak dipungkiri bahwa usia 40-50 tahun bisa saja mengalami Alzheimer. Kondisi ini disebut sebagai early onset atau penyakit Alzheimer dini.
Sementara itu, demensia adalah istilah umum untuk menggambarkan sekelompok gejala yang memengaruhi ingatan, pikiran, dan kemampuan sosial. Kondisi ini bukanlah sebuah penyakit, melainkan kumpulan gejala dengan gangguan fungsi otak.
Demensia bisa berbahaya dan sering kali menyebabkan kematian. Seiring berjalannya waktu, penderita dapat kehilangan kemampuan untuk mengingat dan berkomunikasi secara efektif. Kondisi ini bisa merusak otak dan memicu gangguan medis lainnya.
Baca juga: Jenis Amnesia dan Penyebabnya
Penyebab Demensia dan Alzheimer
Berikut ini adalah penyebab dan faktor risiko terjadinya demensia serta penyakit Alzheimer yang perlu diketahui:
1. Penyebab Demensia
Penyebab demensia terjadi karena adanya kerusakan atau hilangnya sel saraf di otak. Kondisi ini bisa menghambat pengiriman sinyal dari otak ke seluruh tubuh sehingga tidak mampu berkomunikasi dan mengalami perubahan perilaku.
Otak terbagi terbagi atas beberapa bagian dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Misalnya, otak besar yang berperan penting untuk mengatur gerakan, suhu tubuh, dan penalaran.
Ketika sel di otak besar rusak, tubuh tidak mampu bergerak sebagaimana mestinya. Kondisi ini juga meningkatkan risiko terjadinya demensia pada tubuh penderita.
Berikut beberapa jenis demensia yang menyebabkan kerusakan dan mengganggu fungsi otak:
- Penyakit Alzheimer: Penyakit ini menjadi salah penyebab paling umum dari demensia. Alzheimer terjadi karena ada penumpukan plak atau kerusakan sel otak.
- Demensia body lewy: Kondisi ini terjadi karena adanya gumpalan protein abnormal yang terbentuk di sel saraf. Akibatnya, tubuh mengalami perubahan perilaku, gangguan tidur, dan daya ingat menurun.
- Demensia frontotemporal: Penyakit ini memengaruhi lobus frontal dan temporal. Akibatnya, tubuh tidak mampu mengontrol emosi, pengambilan keputusan, dan berbicara.
- Demensia vaskular: Kondisi ini terkait dengan masalah aliran darah ke otak. Demensia vaskular sering terjadi karena adanya faktor risiko, seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi.
Perlu diketahui bahwa faktor fisik dan gaya hidup mampu meningkatkan peluang Anda terkena demensia, termasuk:
- Berusia di atas 65 tahun
- Riwayat penyakit keluarga
- Mengidap penyakit tertentu, seperti diabetes, sindrom down, penyakit jantung, dan apnea tidur
- Pola hidup tidak sehat, seperti merokok, jarang berolahraga, dan konsumsi alkohol yang berlebihan
- Cedera otak akibat kecelakaan
- Mengalami infeksi otak
- Kehilangan pendengaran
- Rendahnya kadar vitamin D dan B12 di dalam tubuh
- Gangguan tidur, seperti insomnia dan ketergantungan pada obat tidur
2. Penyebab Alzheimer
Penyebab alzheimer adalah kerusakan sel dan zat kimia di otak. Kondisi ini terjadi karena adanya beberapa faktor, antara lain:
- Penumpukan plak amiloid: Plak ini dapat memicu endapan di luar sel otak sehingga menghambat fungsi sel dalam menyampaikan sinyal ke seluruh tubuh.
- Kekusutan neurofibrilar: Kondisi ini dapat terjadi karena endapan di dalam sel otak sehingga mematikan sel dengan menghalangi pasokan makanan dan energi.
- Kerusakan neuron: Kondisi ini menimbulkan penyusutan pada lapisan terluar otak atau korteks sehingga otak mengalami gangguan pada bahasa, memori, dan penilaian.
Selain itu, faktor risiko yang bisa memicu penyakit Alzheimer mencakup beberapa hal, antara lain:
- Lansia atau usia di atas 65 tahun
- Faktor keturunan
- Mengidap sindrom down
- Lebih sering terjadi pada wanita daripada dengan pria karena mampu hidup lebih lama
- Mengalami trauma di kepala
- Sering terkena paparan polusi udara
- Konsumsi alkohol secara berlebihan
- Memiliki pola tidur yang buruk
- Gaya hidup tidak sehat, seperti malas berolahraga, merokok, dan obesitas
Baca juga: Apa Itu Amnesia? Ini yang Perlu Anda Ketahui
Perbedaan Gejala Demensia dan Alzheimer
Adapun sejumlah perbedaan gejala demensia dan Alzheimer ditandai dengan beberapa hal, sebagai berikut:
1. Gejala Demensia
Setiap orang memiliki gejala demensia yang berbeda-beda. Namun, ada beberapa gejala umum yang sering terjadi, antara lain:
- Hilang ingatan
- Sulit berkonsentrasi
- Tidak mampu aktivitas sehari-hari secara normal
- Sulit menemukan kata yang tepat
- Sering merasa bingung terkait waktu dan tepat
- Mengalami perubahan suasana hati
Gejala demensia bersifat progresif, yaitu terjadi secara bertahap dan berangsur-angsur memburuk seiring berjalannya waktu. Gangguan ini juga dikenal sebagai penyakit pikun yang tidak hanya terjadi oleh lansia saja.
2. Gejala Alzheimer
Tanda dan gejala Alzheimer cenderung bervariasi, tergantung dari tingkat keparahannya. Kondisi ini terdiri dari beberapa tahapan, antara lain:
- Praklinis: Gejala alzheimer, seperti perubahan pada otak, seperti pembentukan plak amiloid dan kerusakan sel.
- Ringan atau tahapan awal: Tahapan ini memiliki gejala berupa kehilangan daya ingat, sering berkeliaran dan mudah tersesat, serta perubahan suasana hati.
- Sedang: Tanda dan gejalanya dapat berupa dengan kesulitan berpikir logis, perubahan pola tidur, dan halusinasi.
- Parah atau tahapan akhir: Tahapan ini meliputi ketidakmampuan untuk berkomunikasi, sulit menelan, dan gangguan pada kandung kemih.
Baca juga: Kenali Gejala Alzheimer di Usia Muda, Bukan Hanya Pikun!
Pengobatan Penyakit Alzheimer dan Demensia
Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit Alzheimer dan demensia secara total. Namun, penderita bisa mengonsumsi beberapa jenis obat medis dan terapi untuk meredakan gejalanya.
Berikut beberapa pengobatan penyakit Alzheimer dan Demensia:
1. Pengobatan Alzheimer
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah menyetujui penggunaan obat-obatan medis untuk meredakan gejala penyakit Alzheimer. Obat ini mampu mengendalikan gangguan kognitif dan perubahan perilaku pada penderita.
Penggunaan obat medis tergantung dari tingkat keparahan gejala, mulai dari ringan hingga berat. Anda dapat mengonsumsi jenis obat tertentu, sebagai berikut:
- Obat untuk penyakit Alzheimer ringan sampai sedang: Jenis obat ini dapat berupa galantamine, rivastigmine, dan donepezil.
- Obat untuk penyakit Alzheimer sedang hingga berat: Jenis obat ini dapat berupa memantine, brexpiprazole, dan kombinasi obat memantine dan donepezil.
Pada kondisi awal, dokter biasanya memberikan dosis rendah kepada penderita. Kemudian, tingkatan dosis dapat bertambah secara bertahap untuk mengetahui toleransi penderita terhadap obat tersebut.
Obat penyakit Alzheimer bisa menimbulkan efek samping apabila dalam dosis tinggi. Efek samping ini meliputi beberapa hal, seperti pusing, muntah, dan diare.
Oleh sebab itu, penting untuk mengikuti anjuran dokter saat mengonsumsi jenis obat apa pun, termasuk vitamin dan suplemen herbal. Diskusikan dengan dokter sebelum menambah atau mengganti jenis obat.
2. Pengobatan Demensia
Obat untuk demensia sama dengan penyakit Alzheimer. Jenis obat ini dapat berupa donepezil, rivastigmine, galantamine, dan memantin.
Selain penggunaan obat medis, Anda dapat mengobati gejala demensia dengan cara terapi. Berikut penjelasannya:
- Terapi stimulasi kognitif: Terapi ini melibatkan penderita dalam aktivitas kelompok untuk meningkatkan kemampuan bahasa dan memecahkan masalah.
- Rehabilitasi kognitif: Terapi ini bekerja dengan cara melibatkan latihan otak untuk memperbaiki fungsi kognitif yang terganggu. Misalnya, gangguan ingatan dan sulit konsentrasi.
- Terapi okupasi: Jenis terapi ini mampu mengembalikan fungsi fisik dan koordinasi gerakan. Terapi okupasi dapat mengajarkan aktivitas sehari-hari, seperti makan, berpakaian, dan membersihkan diri.
- Prosedur Terapi mengingat: Anda bisa mencoba terapi ini untuk membantu penderita dalam mengingat kembali riwayat hidupnya. Misalnya, nama orang tua, pengalaman sekolah, dan pekerjaan.
Diagnosis demensia dan Alzheimer perlu dilakukan oleh dokter di layanan kesehatan terdekat. Ketika seseorang menderita gangguan ini, dokter dapat memberi tahu penyebab dan jenis penyakit yang terjadi.
Namun, hal ini tidak selalu terjadi. Terkadang sulit untuk mengetahui penyebab demensia dan Alzheimer seseorang, terutama pada tahap awal.
Dengan mengetahui perbedaan demensia dan Alzheimer, Anda akan semakin waspada terhadap gejala dan faktor risiko yang bisa terjadi oleh siapa saja. Hal ini dapat mengurangi angka kasus demensia dan Alzheimer.
Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala, seperti mudah hilang ingatan, sulit berkonsentrasi, dan perubahan suasana hati, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh Dr Sony Prabowo, MARS
Source:
- Health. The Similarities and Differences Between Alzheimer’s Disease and Dementia. September 2024.
- Healthline. What Is the Difference Between Dementia and Alzheimer’s?. September 2024.