Ditulis oleh Tim Konten Medis
Perbedaan cacar air dan flu Singapura bisa terlihat dari penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya. Meski memiliki gejala mirip, penyebab cacar air dan flu singapura berbeda. Penyebab cacar air adalah virus Varicella-zoster (VZV) sedangkan penyebab flu singapura adalah virus coxsackie tipe A16 dan tipe A6 yang termasuk ke dalam kelompok Enterovirus.

Anda dapat mengenali perbedaan cacar air dan flu Singapura dari penyebab, gejala, dan cara mengatasinya.
Cacar air dan flu Singapura dapat menyerang segala usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Kedua penyakit ini bisa membaik dengan sendirinya apabila mendapatkan penanganan yang tepat.
Meskipun begitu, cacar air dan flu Singapura mampu menimbulkan komplikasi serius berupa peradangan otak, infeksi bakteri, dan dehidrasi. Oleh sebab itu, penting untuk mengenali perbedaan cacar air dan flu Singapura untuk mencegah penyakit ini.
Cara Membedakan Cacar Air dengan Flu Singapura
Flu Singapura adalah penyakit menular yang terjadi akibat penularan virus influenza tipe B. Virus ini mudah menyebar melalui udara, terutama saat orang yang terinfeksi bersin, berbicara, atau batuk. Akibatnya, orang-orang di sekitar dapat mengalami gejala ruam, demam, dan sakit tenggorokan.
Sementara itu, cacar air adalah penyakit kulit dengan gejala, seperti ruam gatal berisi air di seluruh tubuh. Penyakit ini lebih sering menyerang anak-anak di bawah usia 12 tahun.
Cacar air dan flu Singapura memiliki gejala yang hampir serupa, tetapi terdapat perbedaan signifikan yang perlu Anda ketahui, antara lain:
1. Penyebab
Cacar air dan flu Singapura merupakan jenis penyakit yang terjadi karena adanya infeksi virus. Namun, kedua penyakit ini memiliki jenis virus yang berbeda.
Cacar air disebabkan oleh jenis virus Varicella-zoster (VZV). Jenis virus ini dapat bertahan di sistem saraf seumur hidup setelah Anda mengalami cacar air.
Pada kondisi tertentu, virus cacar air bisa aktif kembali dan mengakibatkan gejala ruam kemerahan. Kondisi ini dikenal dengan sebutan herpes zoster. Bahkan, ruam yang dialami oleh penderita dapat terasa menyakitkan hingga melepuh pada kulit.
Selain menular melalui percikan ludah, virus cacar air juga bisa menyebar akibat kontak langsung dengan cairan yang berasal dari ruam. Gejala penyakit ini biasanya muncul sekitar 10 hingga 21 hari setelah terinfeksi virus.
Faktor yang bisa meningkatkan risiko cacar air adalah orang yang belum pernah mengidap penyakit ini sebelumnya dan belum memperoleh vaksin cacar air. Jika mendapatkan pengobatan yang tepat, cacar air bisa sembuh dalam 5 sampai 10 hari, tergantung dari kondisi imunitas penderita.
Sementara itu, penyebab utama flu Singapura adalah infeksi virus coxsackie tipe A16 dan tipe A6. Jenis virus ini tergolong kelompok Enterovirus. Pada kasus tertentu, flu Singapura juga bisa terjadi karena adanya infeksi Enterovirus tipe A71
Penyakit menular ini lebih rentan menyerang anak-anak usia di bawah 10 tahun, khususnya anak yang berada di tempat penitipan atau panti asuhan. Orang yang kurang menjaga kebersihan tangan juga dapat meningkatkan risiko terkena flu Singapura.
Penyakit ini mudah menular melalui cairan hidung atau tenggorokan, cairan ruam pada kulit, air liur, dan tinja. Meskipun lebih sering menyerang anak-anak, flu Singapura juga bisa terjadi pada orang dewasa.
Baca Juga: Mengenal Flu Singapura pada Anak, Gejala dan Pengobatan
2. Gejala
Pada umumnya, gejala cacar air dapat berupa ruam kemerahan yang berisi air. Gejala ini menimbulkan rasa gatal dan nyeri hebat sehingga perlu mendapatkan penanganan sedini mungkin.
Ruam tanda cacar air bisa berkembang dan menetap di tubuh penderita selama 1-2 minggu. Selain itu, ada beberapa gejala ringan yang bisa muncul pada kondisi awal, antara lain:
- Sakit kepala dan pusing
- Demam
- Menurunnya nafsu makan
- Nyeri otot
- Mual dan muntah
- Tubuh mudah lelah.
Setelah itu, tubuh akan mengalami ruam kemerahan bersamaan dengan berbagai fase perkembangan, mulai dari munculnya bintil kemerahan di seluruh tubuh, ruam berisi cairan, hingga lepuhan yang pecah ketika penderita sudah sembuh.
Lepuhan cacar air yang sudah pecah bisa menimbulkan bekas luka, seperti bercak coklat dan berlubang. Anda dapat mengatasi kondisi ini dengan menggunakan bahan-bahan alami, seperti gel aloe vera, madu, dan minyak esensial.
Hampir serupa, ciri-ciri flu Singapura memiliki gejala, seperti:
- Batuk
- Sakit pada bagian perut
- Ruam kemerahan
- Menurunnya nafsu makan
- Sariawan di lidah, bagian dalam pipi, dan gusi
Gejala ini biasanya timbul sekitar tiga sampai enam hari setelah terinfeksi virus flu Singapura. Pada kondisi awal, penderita dapat mengalami sakit tenggorokan dan demam.
Setelah itu, flu Singapura bisa menimbulkan gejala berupa sariawan, ruam, hingga lepuhan. Dalam istilah medis, penyakit ini dikenal dengan sebutan HFMD atau HeadHand, Foot, Mouth Disease.
Salah satu ciri khas flu Singapura adalah munculnya bintik berwarna kemerahan, seperti lenting yang terdapat di kaki, dan telapak tangan. Pada mulut timbul ruam yang nyeri seperti sariawan.
Baca juga: Perbedaan Cacar Air dan Cacar Monyet
3. Cara Mengatasinya
Cacar air bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu tanpa pengobatan. Biasanya, dokter meresepkan obat-obatan medis untuk meringankan gejala penyakit, seperti obat pereda nyeri. Jenis obat ini dapat berupa Paracetamol Tylenol (asetaminofen) untuk meredakan demam tinggi dan nyeri pada tubuh.
Sebelum mengonsumsi obat pereda nyeri, penting untuk mengikuti petunjuk kemasan dan anjuran dari dokter. Hindari jenis obat yang mengandung aspirin untuk mencegah komplikasi serius.
Selain itu, penderita juga tidak disarankan untuk mengonsumsi Ibuprofen karena bisa meningkatkan risiko radang tenggorokan. Anda dapat mengatasi cacar air dengan cara perawatan mandiri di rumah. Misalnya, mengonsumsi banyak cairan, menghindari makanan asin atau pedas, tidak menggaruk ruam yang gatal, dan mengenakan pakaian longgar.
Karena disebabkan oleh virus, flu Singapura juga dapat sembuh dengan sendirinya. Dokter akan memberikan obat-obatan untuk meringankan gejala pada penderita.
Penderita juga dapat mengonsumsi obat pereda nyeri sesuai dengan resep dokter. Jenis obat ini dapat berupa ibuprofen dan asetaminofen untuk mengurangi gejala sakit kepala.
Sirup atau tablet hisap menjadi salah satu pengobatan yang mampu meredakan gejala sakit tenggorokan akibat flu Singapura . Sebaiknya, hindari obat jenis aspirin kepada anak-anak untuk mencegah infeksi virus yang semakin parah.
Selain perawatan medis, Anda dapat mengurangi keluhan flu Singapura dengan perawatan mandiri di rumah, seperti minum air dingin, istirahat cukup, dan hindari makanan atau minuman pedas dan asam.
Baca Juga: Cara Penularan Cacar Air dan Pencegahannya
Vaksin untuk Cacar Air
Anda dapat mencegah cacar air dengan cara pemberian vaksin. Hal ini penting dilakukan untuk mendukung daya tahan tubuh dan mencegah infeksi penyakit.
Vaksin cacar air dikenal dengan sebutan vaksin varicella. Jenis vaksin ini dapat diberikan pada anak-anak dan orang dewasa dalam kondisi sehat. Vaksin varicella bertujuan untuk mencegah atau meringankan gejala cacar air apabila penderita terinfeksi di kemudian hari.
Aturan pemberian vaksin varicella perlu diketahui secara tepat. Orang yang berusia 13 tahun atau lebih dan belum mendapatkan vaksin sebelumnya, serta belum pernah mengalami cacar air dapat menerima dua dosis vaksin dengan jarak minimal 28 hari.
Dosis kedua diberikan tiga bulan setelah dosis pertama untuk anak-anak atau usia di bawah 13 tahun. Sebagian orang tidak boleh menerima vaksin ini apabila memiliki alergi berat, sedang hamil, daya tahan tubuh lemah, mengonsumsi obat aspirin, dan baru saja menjalani transfusi darah.
Berbeda dengan flu Singapura, penyakit ini tidak memiliki vaksin khusus. Meskipun begitu, flu Singapura dapat dicegah melalui beberapa cara, seperti menjaga kebersihan diri, rajin mencuci tangan menggunakan sabun, menutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk, serta hindari berbagai alat makan bersama.
Jika Anda mengalami gejala flu Singapura atau cacar air berupa ruam dan kemerahan yang disertai rasa sakit luar biasa, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Jovita
Source:
- Healthline. What Is Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD)?. Mei 2024.
- Mayo Clinic. Chickenpox. Mei 2024.
- Medical News Today. What You Need to Know About Chickenpox. Mei 2024.