Ditulis oleh Tim Konten Medis
Cacar air adalah penyakit infeksi dari virus varicella-zoster yang sangat menular sehingga perlu diwaspadai. Gejala cacar air adalah muncul bintil ruam merah berisi air yang terasa gatal. Jika tidak segera diobati, cacar air bisa meningkatkan risiko komplikasi serius.
Penyakit cacar air cenderung menular yang disebabkan oleh virus varicella-zoster.
Gejala yang timbul pada cacar air berupa ruam merah yang melepuh, lalu berkerak. Kebanyakan orang yang terkena cacar air mengalami penyakit ringan tetapi dapat muncul kembali sebagai herpes zoster.
Pengobatan cacar air dilakukan untuk meredakan gejala penyakit yang dialami oleh penderita. Pada kasus tertentu, kondisi ini memerlukan obat antivirus untuk penyakit yang parah.
Apa Itu Penyakit Cacar Air?
Penyakit cacar air adalah kondisi ketika tubuh mengalami ruam gatal yang disertai dengan lepuhan kecil berisi cairan. Kondisi ini terjadi akibat infeksi virus varicella-zoster.
Cacar air mudah menyebar dengan sangat cepat kepada orang yang belum pernah menderita penyakit ini atau belum mendapatkan vaksin cacar air. Kondisi ini dulunya merupakan masalah yang serius, tetapi kini terdapat vaksin yang mampu melindungi anak-anak dari penyakit ini.
Penyakit cacar air dapat dialami oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dasar. Setelah terinfeksi penyakit ini, Anda mungkin tampak sehat saja selama 1-3 minggu sebelum merasa sakit.
Penderita juga dapat menyebarkan virus selama 1-2 hari sebelum menunjukkan tanda-tanda penyakit hingga lepuhan menjadi berkerak. Cacar air menyebar melalui beberapa kondisi, seperti:
- Bersentuhan atau kontak fisik dengan penderita cacar air
- Menghirup udara dari orang yang terinfeksi yang bersin atau batuk
- Terkena cairan dari mata, hidung, atau mulut penderita
Baca Juga: 11 Cara Menghilangkan Bekas Cacar Air Bopeng dan Hitam
Penyebab Penyakit Cacar Air
Penyebab utama cacar air adalah virus varicella-zoster (VZV). Virus ini termasuk dalam famili virus yang sama dengan penyakit herpes. Setelah terinfeksi virus varicella-zoster, virus ini akan tetap berada di sel saraf walaupun Anda sudah sembuh dari cacar air.
Virus bisa kembali aktif dan menyebabkan gejala tambahan sehingga perlu diwaspadai. Akibatnya, orang yang pernah menderita cacar air saat masih anak-anak memiliki risiko tinggi terkena herpes zoster saat dewasa.
Faktor Risiko Penyebab Penyakit Cacar Air
Adapun sejumlah faktor risiko yang bisa menyebabkan cacar air, antara lain:
- Baru saja melakukan kontak fisik dengan orang yang terinfeksi
- Berusia di bawah 12 tahun
- Tinggal bersama dengan penderita cacar air, seperti orang tua dan anak
- Menghabiskan banyak waktu di sekolah atau tempat penitipan anak
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat penyakit atau pengobatan tertentu
Gejala Penyakit Cacar Air
Biasanya, ciri-ciri cacar air mulai muncul dalam waktu 2-3 minggu setelah terinfeksi virus. Gejala cacar air dapat berupa:
- Demam ringan
- Sakit kepala dan sakit tenggorokan
- Pilek
- Rasa tidak nyaman pada tubuh
- Muncul ruam kulit.
Ruam akibat cacar air diawali dengan benjolan kecil yang berubah menjadi lepuhan yang pecah dan akhirnya berkerak setelah 5 hari kemudian. Kondisi ini dapat memengaruhi tubuh, termasuk mulut, kelopak mata, atau area genital.
Ruam disertai dengan rasa gatal dan berpotensi menyebabkan jaringan parut. Pada kebanyakan kasus, penderita cacar air yang mengalami gejala ringan dapat sembuh dengan sendirinya, terutama sudah divaksin.
Tanda-tanda sembuhnya cacar air pada orang dewasa biasanya terjadi ketika lepuhan tertutup oleh kerak atau koreng. Dalam hal ini, Anda tidak dapat menularkan penyakit kepada orang lain. Cacar air dapat sembuh setelah 5-10 hari, tergantung dari tingkat keparahan dan kondisi kesehatan pada penderita.
Diagnosis Penyakit Cacar Air
Dokter dapat mendiagnosis cacar air dengan melakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Pemeriksaan ini mampu mengenali ruam yang muncul pada tubuh penderita. Jika belum mendapatkan vaksin dan belum pernah terkena cacar air, penderita dapat menjalani tes laboratorium untuk menentukan jenis virus yang menyerangnya.
Orang yang pernah menderita cacar air saat masih anak-anak tidak akan tertular penyakit tersebut kembali. Hal ini bisa terjadi karena daya tahan tubuh seseorang semakin kebal terhadap virus cacar air.
Selain itu, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang untuk membedakan gejala cacar air dari penyakit lainnya yang memiliki gejala serupa. Misalnya, herpes zoster.
Baca juga: Fakta Medis Mpox atau Cacar Monyet
Komplikasi Penyakit Cacar Air
Meskipun jarang terjadi, komplikasi cacar air bisa terjadi kapan saja. Komplikasi ini meliputi:
- Infeksi bakteri pada kulit, darah, dan jaringan lunak
- Peradangan pada otak atau ensefalitis
- Mengalami sindrom Reye, yaitu kondisi langka yang terjadi pada anak-anak setelah terkena infeksi virus atau penyakit
- Peradangan pada paru-paru
- Dehidrasi atau kekurangan cairan pada tubuh
- Masalah dengan cara pembekuan darah
- Gangguan hati
Ketika cacar air mulai menyebar ke seluruh tubuh, anak-anak yang sehat umumnya hanya mengalami gejala cacar air bersifat ringan. Namun, kondisi ini bisa memicu keluhan yang lebih serius pada orang dewasa atau usia di atas 18 tahun.
Selain itu, ada beberapa hal yang tidak boleh Anda lakukan saat terkena cacar air, seperti:
- Hindari menggaruk lepuhan atau luka berkerak
- Hindari berdekatan dengan ibu hamil, bayi baru lahir, lansia, atau orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah
- Tidak membawa anak ke tempat penitipan atau sekolah setidaknya selama 6 hari saat mengalami cacar air
- Tidak memberikan obat aspirin kepada anak di bawah 16 tahun karena bisa meningkatkan risiko sindrom Reye
Cara Mengatasi Penyakit Cacar Air
Adapun sejumlah cara mengatasi penyakit ini, sebagai berikut:
1. Konsumsi Obat Antivirus
Orang yang berisiko tinggi mengalami komplikasi akibat cacar air membutuhkan obat antivirus untuk meredakan gejala penyakit. Pemberian obat paling baik dalam waktu 24 jam setelah ruam pertama kali muncul.
Pengobatan antivirus untuk cacar air dapat berupa asiklovir (Zovirax, Sitavig), valasiklovir (Valtarex), dan famciclovir. Obat ini memerlukan resep dari dokter dan tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan. Sebaiknya, segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Baca Juga: Waspadai Cara Penularan Cacar Air dan Pencegahannya
2. Cobalah untuk Tidak Menggaruk
Menggaruk kulit bisa menyebabkan jaringan parut dan memperlambat proses penyembuhan. Kondisi ini mampu meningkatkan risiko infeksi pada luka.
Biasanya, rasa gatal akibat cacar air sering kali terjadi pada malam hari. Jika anak tidak dapat berhenti menggaruk, Anda bisa memotong kuku dan mengenakan sarung tangan pada anak.
3. Perawatan Mandiri di Rumah
Ruam akibat cacar air bisa sangat gatal dan terasa perih akibat lepuhan yang pecah. Anda bisa meredakan gejala ini dengan perawatan mandiri di rumah, antara lain:
- Mandi air dingin dengan tambahan soda kue, aluminium asetat, atau oatmeal mentah
- Menggunakan lotion calamine yang dioleskan pada area kulit yang gatal.
- Konsumsi makanan bertekstur lembut dan hambar apabila terdapat luka cacar air di mulut
- Menggunakan obat antihistamin, seperti diphenhydramine (Benadryl) untuk mengatasi rasa gatal
- Konsumsi obat asetaminofen (Tylenol) untuk meredakan gejala demam ringan
Tanda cacar air sudah tidak menular biasanya terjadi setelah luka mengering dan tidak terdapat cairan yang keluar.
Cara Mencegah Penyakit Cacar Air
Anda bisa mencegah penyakit cacar air dengan menjalani program vaksinasi varicella. Para ahli sepakat bahwa 2 dosis vaksin dapat mengurangi risiko penyakit lebih dari 90 persen.
Bahkan, penderita yang terkena cacar air, lalu menerima vaksin dapat mengalami gejala yang lebih ringan dari sebelumnya. Ada 2 jenis vaksin cacar air yang telah mendapatkan izin penggunaan, yaitu:
- Varivax: Mencegah cacar air dan bisa diberikan mulai dari usia 1 tahun atau lebih.
- ProQuad atau vaksin MMRV: Menggabungkan antara vaksin cacar air dan vaksin campak. Umumnya, pemberian Proquad untuk anak-anak usia 1-12 tahun.
Vaksin cacar air terbukti aman, manjur, dan memiliki efek samping yang ringan. Efek sampingnya dapat berupa nyeri, kemerahan, dan pembengkakan pada area tubuh tertentu.
Baca juga: Cara Penularan Virus Cacar Monyet pada Manusia
Pengobatan Penyakit Cacar Air Ke Dokter
Apabila gejala cacar air, seperti demam ringan, sakit kepala, dan muncul ruam yang dirasakan tidak kunjung membaik setelah dilakukan perawatan rumahan dan bahkan semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Caroline
Source:
- Cleveland Clinic. Chickenpox. Juli 2024.
- Mayo Clinic. Chickenpox. Juli 2024.
- WebMD. Chickenpox (Varicella): Symptoms, Causes, Prevention. Juli 2024.