Ditulis oleh Tim Konten Medis
Ada berbagai penyebab saraf kejepit, mulai dari peradangan pada sendi hingga tumor tulang belakang. Anda dapat mengatasi saraf kejepit dengan melakukan perawatan mandiri di rumah, seperti mengompresnya dengan es atau air hangat.
Ciri-ciri saraf kejepit meliputi mati rasa, nyeri tajam, kesemutan, kelemahan otot, dan sensasi terbakar.
Saraf kejepit adalah kondisi ketika saraf mengalami tekanan terlalu besar pada jaringan tubuh di sekitarnya, seperti tendon, tulang rawan, otot, dan tulang. Kondisi ini bisa menyerang bagian tubuh mana pun, tetapi paling sering terjadi di pergelangan tangan hingga kaki.
Biasanya, gejala saraf kejepit cenderung tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, kondisi ini juga bisa meningkatkan risiko kerusakan permanen apabila rasa nyeri berlangsung dalam waktu lama.
Penyebab Saraf Kejepit
Anda dapat mengenali ciri-ciri saraf kejepit, seperti mati rasa, nyeri tajam, kesemutan, kelemahan otot, dan sensasi terbakar. Kondisi bisa terjadi akibat beberapa kondisi atau masalah kesehatan tertentu, di antaranya:
1. Arthritis Rheumatoid
Arthritis rheumatoid (RA) adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem kekebalan tubuh, terutama lapisan sendi di kedua sisi tubuh. Jenis penyakit ini bersifat kronis atau berkelanjutan yang menimbulkan rasa nyeri dan peradangan.
Biasanya, rasa nyeri muncul di hampir semua bagian tubuh, seperti jari, pergelangan tangan, tangan, dan jari kaki. Banyak orang yang mengalami gejala kambuh dan kemudian tidak mengalami gejala sama sekali.
Selain nyeri, RA menimbulkan sejumlah keluhan lainnya, seperti:
- Tubuh terasa kaku terutama saat pagi hari atau duduk terlalu lama
- Mudah merasa lelah
- Tubuh lemah
- Demam
Sampai saat ini, para ahli masih belum mengetahui penyebab pasti RA, tetapi hal ini bisa terjadi akibat kombinasi faktor lingkungan, hormon, dan genetik. Jika mengalami kondisi ini, Anda bisa melakukan perubahan gaya hidup untuk mengurangi gejalanya.
Misalnya, istirahat yang cukup dan menjalani latihan untuk memulihkan gerak sendi. Cobalah untuk berdiskusi dengan dokter agar menentukan jenis pengobatan yang sesuai.
Baca Juga: Mengenal Perbedaan Sakit Pinggang dan Saraf Kejepit
2. Osteoartritis
Penyebab saraf kejepit selanjutnya adalah mengalami osteoartritis. Kondisi ini termasuk jenis arthritis yang paling umum.
Gangguan osteoarthritis adalah kerusakan tulang rawan yang menyebabkan tulang-tulang bergesekan. Kondisi ini dapat memengaruhi bagian sendi mana pun, tetapi paling sering muncul di tangan, lutut, panggul, leher, panggul, dan punggung bawah.
Gejala osteoarthritis cenderung bervariasi, termasuk rasa nyeri, pembengkakan, dan kekakuan. Anda bisa mencegah kondisi ini dengan menjalani pola hidup sehat.
Misalnya, hindari kebiasaan merokok, mengenakan pakaian pelindung saat bekerja atau aktivitas berat, dan menggunakan sabuk pengaman saat mengemudi. Selain itu, Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin untuk mengetahui kondisi dan perubahan pada sendi.
3. Cedera
Penyebab saraf kejepit bisa terjadi karena cedera. Kondisi ini sangat umum, terutama saat melakukan aktivitas atau olahraga berat.
Cedera olahraga diakibatkan oleh penggunaan otot yang berlebihan, benturan keras, atau mengalami tekanan lebih besar. Kondisi ini terdiri dari beberapa kondisi, seperti keseleo pergelangan kaki, memar, dan ketegangan pangkal paha.
Segera lakukan perawatan mandiri di rumah apabila terkilir, otot terasa tegang, dan cedera sendi. Anda bisa mengompres dingin area yang cedera selama 20 menit setiap 2 jam sekali. Jika rasa sakit tidak kunjung hilang, sebaiknya kunjungi layanan kesehatan terdekat.
4. Obesitas
Perlu diketahui bahwa berat badan berlebih bisa memberikan tekanan pada saraf. Kondisi ini bisa memicu saraf kejepit yang perlu diwaspadai.
Obesitas atau berat badan berlebih termasuk penyakit kronis jangka panjang yang mampu memengaruhi kesehatan dan kualitas hidup seseorang. Pada dasarnya, kondisi ini tidak menimbulkan gejala khusus.
Namun, Anda bisa mengenali obesitas dengan menghitung indeks massa tubuh (BMI). Tes ini dapat mengukur rata-rata berat badan dan tinggi badan untuk mengklasifikan obesitas.
Jika BMI di atas 30, hal ini menandakan bahwa seseorang mengalami obesitas. Jika diabaikan begitu saja, obesitas bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan serius, seperti gangguan jantung, gagal ginjal, diabetes, dan batu empedu.
Baca Juga: Ketahui Cara Mengobati Neuropati Perifer
5. Hernia Diskus
Hernia diskus adalah cedera tulang belakang atau punggung. Tulang belakang terdiri dari serangkaian tulang vertebrata yang membentang dari dasar tengkorak hingga tulang ekor.
Di antara tulang belakang, terdapat bantalan bundar yang berfungsi sebagai penyangga sehingga Anda bisa bergerak dan membungkuk dengan mudah. Dalam istilah medis, bantalan ini dikenal dengan sebutan diskus.
Jika diskus rusak, kondisi ini menyebabkan hernia diskus yang memicu berbagai gejala, seperti sakit punggung, kesemutan, dan kelemahan otot. Anda bisa mengurangi risiko terkena hernia diskus dengan cara menjaga berat badan tetap sehat.
Selain itu, gunakan teknik mengangkat beban berat yang tepat dan menjaga postur tubuh yang baik. Hal ini sangat penting untuk mengurangi ketegangan pada tulang belakang.
6. Sindrom Terowongan Karpal
Penyebab saraf kejepit di pinggang dapat terjadi akibat sindrom terowongan karpal. Kondisi ini disebabkan oleh tekanan pada saraf medianus di terowongan karpal pergelangan tangan.
Pada anatomi pergelangan tangan, tulang dan ligamen di sisi telapak tangan mengelilingi terowongan karpal yang menyerupai lorong sempit. Jika mengalami tekanan, kondisi ini bisa menyebabkan mati rasa, kesemutan, dan kelemahan otot pada jari.
Anda tidak dapat mencegah sindrom terowongan karpal, tetapi terdapat beberapa cara yang mampu mengurangi risikonya, seperti perbaiki postur tubuh, menjaga tangan tetap hangat, dan istirahatkan tangan sejenak. Segera periksakan diri ke dokter apabila muncul gejala kesemutan yang tidak kunjung sembuh.
7. Tumor Tulang Belakang
Pria dan wanita dapat mengalami tumor tulang belakang yang terjadi di mana saja, seperti di dalam, sepanjang tulang, atau sumsum tulang belakang. Kondisi ini bisa bersifat jinak atau ganas (kanker) yang menyebabkan kerusakan pada berbagai jaringan di tulang belakang.
Gejala tumor tulang tergantung pada beberapa faktor, seperti lokasi, ukuran, dan jenis tumor yang dialami oleh penderita. Umumnya, kondisi ini menimbulkan mati rasa, kejang otot, dan kelemahan otot.
Cara terbaik untuk mencegah tumor tulang belakang sekunder dengan menjalani terapi adjuvan atau neoadjuvan. Tujuan terapi ini adalah untuk mengecilkan ukuran tumor dan mencegah perkembangan sel tumor di kemudian hari.
Apakah Saraf Kejepit Bisa Sembuh?
Saraf kejepit bisa sembuh tanpa memerlukan penanganan medis, seperti operasi bedah. Ada beberapa cara mengobati saraf kejepit di rumah, yaitu:
- Istirahat yang cukup: Biasanya, gejala saraf kejepit dapat hilang dengan sendirinya selama beberapa hari atau minggu. Oleh sebab itu, Anda dapat beristirahat sejenak dan hindari aktivitas berat terlebih dahulu.
- Kompres es dan panas: Cara ini dapat meredakan pembengkakan sementara dan menimbulkan rasa nyaman.
- Konsumsi obat pereda nyeri: Sebelum minum, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Obat saraf kejepit dapat berupa Asetaminofen dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
- Kortikosteroid: Dokter dapat meresepkan obat antiradang untuk meredakan nyeri dan radang.
- Terapi fisik: Terapi ini terdiri dari peregangan dan olahraga ringan yang dapat meredakan tekanan dan nyeri pada saraf.
- Alat imobilisasi: Anda dapat menggunakan belat untuk mengatasi saraf kejepit di pergelangan tangan.
- Hindari pantangan bagi penderita saraf kejepit: Pantangannya dapat berupa gerakan berulang, olahraga berat, dan duduk atau berdiri terlalu lama.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Cedera Saraf Tulang Belakang
Kapan Harus ke Dokter?
Jika rasa nyeri, sensasi terbakar, dan kesemutan akibat saraf kejepit tidak kunjung sembuh dalam waktu lama, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh Dr Sony Prabowo, MARS
Source:
- Cleveland Clinic. Pinched Nerve. November 2024.
- Mayo Clinic. Pinched Nerve. November 2024.
- WebMD. Pinched (Compressed) Nerve. November 2024.