Ditulis oleh Tim Konten Medis
Keringat berlebih yang tidak disebabkan oleh gangguan penyakit tertentu disebut hiperhidrosis. Kondisi ini disebabkan oleh kelenjar keringat yang terlalu aktif dan biasanya dapat terjadi terus menerus. Namun, penyebab keringat berlebih juga bisa menjadi gejala gangguan kesehatan tertentu, seperti stres, penyakit jantung, hingga diabetes.
Menopause menyebabkan hot flash dan keringat berlebih karena penurunan hormon.
Pernahkah Anda memiliki keriangat berlebih pada ketiak? Kondisi ini umum disebut axillary hyperhidrosis. Keringat adalah respons alami tubuh kita untuk mengatur suhu tubuh. Namun, ketika keringat berlebihan menjadi masalah, hal itu dapat memengaruhi kenyamanan sehari-hari dan bahkan rasa percaya diri.
Lantas, apa penyebab keringat berlebihan? Simak artikel ini sampai selesai ya.
Penyakit Penyebab Keringat Berlebihan pada Tubuh
Terdapat dua jenis penyebab munculnya keringat berlebih pada tubuh, yaitu hiperhidrosis primer dan sekunder. Hiperhidrosis primer biasanya terjadi mulai dari masa kanak-kanak hingga masa remaja.
Hiperhidrosis primer sering kali menunjukkan gejala keringat yang banyak di daerah ketiak, tangan, dahi, dan kaki. Meskipun telah banyak penelitian dilakukan, penyebab pasti dari hiperhidrosis primer masih belum diketahui secara pasti.
Sedangkan, hiperhidrosis sekunder terjadi ketika seseorang mengalami peningkatan keringat di seluruh tubuhnya, terutama saat mereka sedang tidur atau telah memasuki usia dewasa.
Penyebab dari hiperhidrosis sekunder dapat berasal dari kondisi medis lain yang dialami oleh penderita, seperti obesitas, diabetes, asam urat, menopause, atau bahkan kanker.
Inilah beberapa kondisi penyebab dari keringat berlebihan pada tubuh yang perlu diwaspadai:
1. Gangguan Kecemasan
Kecemasan merupakan respons alami tubuh terhadap situasi yang dianggap sebagai ancaman atau tekanan. Menurut penelitian yang mengkaji anxiety in patients with primary hyperhidrosis, dalam keadaan yang memicu kecemasan, tubuh melepaskan hormon stres seperti adrenalin yang dapat meningkatkan aktivitas kelenjar keringat.
Akibatnya, saat cemas tubuh akan meningkatkan produksi keringat, terutama di area tertentu seperti telapak tangan, kaki, wajah, dan ketiak.
Penyebab keringat berlebih ini sering kali diperparah oleh kepanikan atau rasa takut yang mendalam. Kondisi kecemasan yang kronis juga dapat menyebabkan peningkatan produksi keringat yang berkelanjutan, bahkan dalam situasi sehari-hari yang tidak terlalu menegangkan.
Baca Juga: Keringat Dingin: Penyebab, Gejala & Pengobatan
2. Gangguan Tidur
Gangguan tidur seperti insomnia atau sleep apnea, hingga ketindihan dapat mengganggu pola tidur yang normal, menyebabkan seseorang merasa lelah dan tidak bugar saat bangun. Ketika tubuh tidak dapat memasuki tahap tidur yang mendalam, proses regenerasi yang biasanya terjadi selama tidur akan terganggu.
Hal ini dapat memicu reaksi stres pada tubuh, yang dapat meningkatkan aktivitas kelenjar keringat. Bahkan dalam keadaan tidur, tubuh masih dapat memproduksi keringat berlebih sebagai respons terhadap ketidaknyamanan atau kegelisahan yang mungkin dialami oleh individu tersebut selama tidur.
3. Diabetes
Diabetes mellitus, terutama tipe 2, sering kali terkait dengan resistensi insulin atau kurangnya produksi insulin yang efektif oleh tubuh. Kadar gula darah yang tinggi dapat mempengaruhi fungsi saraf otonom, yang mengatur respons tubuh terhadap berbagai stimulus.
Salah satu gejala yang mungkin timbul adalah keringat berlebih, terutama saat kadar gula darah sangat tinggi. Ini dapat terjadi sebagai reaksi tubuh untuk mencoba menurunkan kadar gula darah yang berlebihan melalui proses pengeluaran keringat.
4. Menopause
Selama masa menopause, wanita mengalami penurunan produksi hormon estrogen dan progesteron oleh ovarium. Perubahan hormon ini dapat memengaruhi regulasi suhu tubuh, yang dapat menyebabkan hot flash atau rasa panas tiba-tiba yang dialami oleh wanita menopouse.
Salah satu cara tubuh merespons hot flash adalah dengan meningkatkan produksi keringat sebagai mekanisme pendinginan tubuh. Oleh karena itu, wanita yang mengalami menopause sering mengalami keringat berlebih, terutama di malam hari saat hot flash sering terjadi.
Baca juga: Penyebab Telapak Tangan Mudah Berkeringat, Apakah Tanda Penyakit Serius?
Stroke bisa menyebabkan keringat berlebih karena perubahan fisiologis dalam tubuh.
5. Stroke
Penyait stroke terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus atau berkurang secara signifikan, yang mengganggu fungsi otak. Selain gejala utama stroke seperti kelemahan otot atau kesulitan berbicara, stroke juga dapat memengaruhi sistem saraf otonom yang mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk produksi keringat.
Seseorang yang mengalami stroke mungkin mengalami keringat berlebih sebagai respons terhadap perubahan fisiologis yang terjadi dalam tubuh akibat penyakitnya.
6. Kanker
Kanker merupakan penyakit serius yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kesehatan seseorang, termasuk produksi keringat dalam tubuh.
Penderita kanker, terutama mereka yang menderita jenis kanker darah seperti leukemia, sering mengalami keringat berlebihan sebagai salah satu gejala yang muncul. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk reaksi tubuh terhadap pertempuran melawan sel-sel kanker yang tidak normal.
Selain itu, pengobatan kanker seperti kemoterapi atau radioterapi juga dapat memengaruhi regulasi suhu tubuh dan mengakibatkan peningkatan produksi keringat.
Penting bagi penderita kanker dan mereka yang mengalami keringat berlebihan untuk berkonsultasi dengan tim medis mereka untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan dukungan yang diperlukan.
Baca Juga: 10 Penyebab Berkeringat di Malam Hari dan Cara Mengatasinya
7. Infeksi
Infeksi tubuh oleh berbagai macam penyakit menular dapat memicu keringat berlebihan sebagai salah satu respons tubuh terhadap invasi patogen. Contohnya, penyakit seperti Tuberkulosis (TB), malaria, dan HIV/AIDS sering dikaitkan dengan peningkatan produksi keringat.
Virus atau bakteri yang menyebabkan penyakit-penyakit ini mengganggu sistem kekebalan tubuh, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan peningkatan suhu tubuh dan produksi keringat berlebihan.
Infeksi kulit seperti biang keringat juga dapat menyebabkan produksi keringat berlebihan pada area-area tertentu, seperti wajah bagian hidung, pipi, dahi, hingga leher. Penting untuk mendeteksi dan mengobati infeksi secepat mungkin untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
8. Penyakit Jantung
Penyebab keringat dingin berlebih yang muncul tanpa adanya aktivitas fisik atau cuaca panas dapat menjadi tanda awal penyakit jantung. Penyakit jantung dapat menyebabkan gangguan dalam aliran darah dan tekanan darah, yang pada gilirannya dapat memengaruhi regulasi suhu tubuh.
Jantung yang melemah juga dapat mengakibatkan penurunan kemampuan tubuh untuk mengatur suhu, yang dapat menghasilkan produksi keringat yang tidak proporsional.
Meskipun tidak semua kasus keringat berlebih berhubungan langsung diperhatikan, terutama jika terjadi bersamaan dengan gejala-gejala lain seperti nyeri dada atau sesak napas.
9. Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson adalah gangguan neurologis progresif yang mempengaruhi gerakan tubuh dan keseimbangan. Selain gejala utama seperti tremor dan kekakuan otot, penderita Parkinson juga dapat mengalami keringat dingin berlebih.
Hal ini disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf yang mengatur regulasi suhu tubuh. Penyebab keringat berlebih ini menyebabkan tubuh sulit untuk mempertahankan suhu normalnya, yang pada akhirnya dapat menghasilkan produksi keringat yang berlebihan sebagai respons.
10. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme merupakan kondisi medis yang ditandai oleh produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid. Hormon tiroid yang berlebihan ini dapat meningkatkan metabolisme tubuh secara keseluruhan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan peningkatan produksi keringat.
Orang yang mengalami hipertiroidisme seringkali merasa terus-menerus berkeringat meskipun berada dalam cuaca yang tidak terlalu panas. Penanganan hipertiroidisme melibatkan pengaturan kadar hormon tiroid dalam tubuh melalui pengobatan atau terapi tertentu sesuai dengan arahan dokter.
Untuk mengatasi keringat berlebih, langkah ringan seperti mandi rutin, memilih sepatu dan kaos kaki yang baik untuk sirkulasi udara, serta menggunakan antiperspirant dapat membantu.
Baca Juga: Biang Keringat pada Bayi
Bagi Anda yang mengalami keringat berlebihan disarankan untuk segera konsultasi ke dokter spesialis kulit di Ciputra Hospital terdekat. Hal ini agar Anda mendapat penanganan yang tepat dari dokter.
Ciputra Hospital juga memiliki layanan lain seperti Medical Check Up untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda. Untuk cek jadwal dan janji temu dokter bisa melalui WhatsApp dengan mudah dan cepat.
Yuk percayakan kesehatan Anda bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr Stella Kartolo
Source:
- Medical News Today. What is Hyperhidrosis?. Diakses 2024.