Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penyakit tiroid adalah gangguan pada kelenjar tiroid yang menyebabkan hormon tiroid diproduksi terlalu banyak (hipertiroidisme) atau terlalu sedikit (hipotiroidisme). Penyebabnya bisa karena autoimun, infeksi, atau kekurangan yodium, dengan gejala seperti kelelahan, penurunan berat badan atau kenaikan berat badan, jantung berdebar, hingga gangguan suasana hati.

Penyakit kelenjar tiroid dibagi menjadi dua, yaitu hipertiroidisme dan hipotiroidisme.
Kelenjar tiroid adalah bagian dari sistem endokrin tubuh. Fungsi dari kelenjar tiroid adalah menghasilkan hormon yang berguna dalam mengontrol organ tubuh manusia.
Apabila kelenjar tiroid ini tidak berfungsi dengan baik, maka akan berdampak buruk terhadap sistem metabolisme tubuh Anda. Ketika kelenjar tiroid menghasilkan banyak hormon tiroid, Anda akan merasa lelah dan mengalami peningkatan denyut jantung.
Di sisi lain, kelenjar tiroid yang terlalu sedikit menghasilkan hormon tiroid, akan menyebabkan kelelahan, merasa kedinginan hingga naiknya berat badan. Kelenjar tiroid adalah organ kecil tubuh yang letaknya ada di leher, tepatnya di batang tenggorokan (trakea).
Dokter mengatakan kalau bentuk dari tiroid ini menyerupai kupu-kupu karena bentuknya yang kecil di bagian tengah dengan dua sayap lebar yang membentang di sekitar tenggorokan.
Jenis Penyakit Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid yang berfungsi dengan baik akan berdampak positif bagi sistem metabolisme tubuh Anda. Sebaliknya, kelenjar tiroid yang tidak berfungsi dengan baik akan menyebabkan penyakit kelenjar tiroid. Penyakit kelenjar tiroid dibagi menjadi dua, yaitu hipertiroidisme dan hipotiroidisme. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya:
1. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah penyakit yang muncul karena kelenjar tiroid terlalu aktif. Akibatnya, kelenjar tiroid menghasilkan banyak hormon tiroksin.
Hormon tiroksin yang terlalu tinggi ini akan menyebabkan gangguan pada tubuh seperti:
- Rasa gelisah yang berlebihan
- Jantung berdebar kencang
- Kontrol emosi yang buruk
- Sulit tidur
- Rambut mudah rontok
- Mengalami kelemahan pada otot
- Berat badan turun
- Mudah berkeringat
2. Hipotiroidisme
Hipotiroidisme adalah penyakit kelenjar tiroid yang muncul karena produksi kelenjar tiroksin terlalu sedikit. Hipotiroidisme bisa disebabkan karena adanya kerusakan akibat radiasi atau riwayat operasi untuk mengangkat kelenjar tiroid.
Produksi hormon tiroid yang terlalu sedikit akan berdampak buruk bagi kesehatan tubuh, seperti:
- Mengalami kelelahan yang berlebihan
- Kulit terasa kering
- Sering lupa
- Mengalami masalah pencernaan
- Naiknya berat badan secara cepat
- Denyut jantung lambat
- Gangguan mental seperti depresi
Penyebab Penyakit Kanker Tiroid
Penyebab penyakit kanker tiroid tergantung pada jenisnya. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Penyakit Penyebab Hipertiroidisme
- Penyakit Hashimoto: Ini adalah kondisi saat daya tahan tubuh malah menyerang kelenjar tiroid sendiri, sehingga hormon tiroid jadi sedikit. Ini paling sering terjadi, apalagi di negara yang sudah banyak pakai garam yodium.
- Kurang yodium: Tiroid butuh yodium untuk bisa bikin hormon. Bila makanan kita kurang yodium, tiroid jadi tidak bekerja dengan baik dan bisa membuat gondok (pembesaran tiroid).
- Bawaan sejak lahir: Ada juga bayi yang lahir tanpa kelenjar tiroid atau tiroidnya kecil dan tidak bekerja maksimal. Ini disebut hipotiroid bawaan dan bisa terjadi pada 1 dari 2.000 sampai 4.000 bayi.
2. Penyakit Penyebab Hipotiroidisme
- Penyakit Graves: Ini adalah kondisi saat daya tahan tubuh keliru menyerang kelenjar tiroid, sehingga tiroid bekerja terlalu aktif dan memproduksi hormon berlebihan. Penyakit ini adalah penyebab hipertiroid paling sering terjadi.
- Benjolan di tiroid (nodul): Terkadang, di kelenjar tiroid bisa muncul benjolan kecil. Jika benjolan ini terlalu aktif, bisa membuat hormon tiroid diproduksi lebih banyak dari seharusnya.
- Kebanyakan yodium: Yodium adalah zat yang dibutuhkan tiroid untuk membuat hormon. Tapi kalau jumlahnya terlalu banyak, misalnya karena konsumsi obat tertentu seperti obat jantung (amiodarone), tiroid bisa jadi terlalu aktif dan menghasilkan hormon secara berlebihan.
Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab gangguan kelenjar tiroid:
- Faktor genetik
- Infeksi virus atau bakteri
- Penyakit autoimun
- Jenis kelamin wanita
- Terpapar radiasi berlebihan
- Obesitas
- Memiliki riwayat kanker payudara
- Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit tiroid
- Usia diatas 40 tahun
Gejala Penyakit Tiroid
Ada berbagai gejala yang bisa muncul jika seseorang mengalami penyakit tiroid. Sayangnya, gejala ini sering mirip dengan tanda-tanda gangguan kesehatan lain atau perubahan kondisi tubuh, seperti saat hamil atau menua.
Secara umum, gejala penyakit tiroid dibagi menjadi dua kelompok, yaitu gejala karena kelebihan hormon tiroid (hipertiroidisme) dan kekurangan hormon tiroid (hipotiroidisme). Keduanya biasanya menunjukkan tanda-tanda yang berlawanan, karena hipertiroid mempercepat metabolisme tubuh, sementara hipotiroid justru memperlambatnya.
Gejala hipotiroidisme bisa berupa:
- Detak jantung lebih lambat dari biasanya
- Badan terasa lelah terus-menerus
- Berat badan naik tanpa sebab jelas
- Mudah merasa kedinginan
- Kulit dan rambut terasa kering dan kasar
- Mudah merasa sedih atau murung
- Menstruasi lebih banyak atau lebih lama dari biasanya
Gejala hipertiroidisme meliputi:
- Detak jantung lebih cepat dari normal
- Sulit tidur di malam hari
- Berat badan turun tanpa alasan yang jelas
- Mudah merasa kepanasan
- Kulit terasa lembap atau berkeringat terus
- Perasaan cemas, gelisah, atau mudah marah
- Menstruasi tidak teratur atau bahkan tidak datang sama sekali
Diagnosis Penyakit Tiroid
Mendeteksi penyakit tiroid bisa jadi agak sulit. Hal ini karena gejalanya sering mirip dengan penyakit lain.
Contohnya, gejala gangguan tiroid bisa tampak seperti gejala yang muncul saat hamil. Maka dari itu, ada beberapa pemeriksaan yang bisa membantu dokter memastikan apakah Anda mengalami masalah pada tiroid:
1. Tes Darah
Tes darah merupakan cara paling akurat untuk mengetahui ada tidaknya gangguan tiroid. Tes ini dilakukan dengan mengambil darah dari pembuluh di lengan untuk mengukur kadar hormon tiroid.
Kadar hormon yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa menunjukkan adanya masalah. Hasil tes ini akan membantu dokter menentukan langkah pengobatan yang tepat.
2. Pemeriksaan Pencitraan (Imaging)
Pemeriksaan ini bertujuan melihat langsung kondisi tiroid melalui gambar. Salah satunya adalah pemindaian tiroid (thyroid scan) untuk mengecek ukuran, bentuk, dan apakah ada benjolan (nodul).
Pemindaian ini penting untuk melihat apakah ada pembesaran tiroid atau kelainan lainnya. Dengan begitu, dokter bisa mengetahui penyebab pasti gangguan hormon.
3. USG Tiroid
Dokter juga bisa menyarankan USG tiroid sebagai bagian dari pemeriksaan. USG ini menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar tiroid.
Prosedurnya tidak menimbulkan rasa sakit dan berlangsung sekitar 20–30 menit. Gambar yang dihasilkan akan memperlihatkan apakah ada benjolan atau pembesaran di kelenjar tiroid.
4. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini dilakukan dengan meraba bagian leher untuk mengetahui ada tidaknya benjolan. Proses ini cepat dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Biasanya dilakukan langsung di ruang praktik dokter. Pemeriksaan ini bisa membantu mendeteksi perubahan bentuk tiroid secara langsung.
5. Tes Penyerapan Yodium
Tes ini dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak yodium yang diserap oleh kelenjar tiroid. Yodium penting karena dibutuhkan tubuh untuk membuat hormon tiroid.
Jika kadar yodium yang diserap terlalu tinggi atau rendah, itu bisa menandakan gangguan tiroid. Tes ini juga membantu mencari tahu penyebab hipotiroidisme.
6. Pemeriksaan di Rumah
Siapkan cermin dan segelas air, lalu ikuti langkah-langkah ini:
- Cari posisi kelenjar tiroid, yaitu di bagian depan leher, antara jakun dan tulang selangka.
- Dongakkan kepala sambil melihat ke cermin.
- Minum air sedikit-sedikit saat kepala masih menengadah.
- Perhatikan gerakan leher saat menelan. Jika terlihat ada benjolan atau tonjolan yang tidak biasa, sebaiknya segera periksa ke dokter.
Cara Mengatasi Penyakit Tiroid
Cara mengobati penyakit tiroid tergantung pada jenis dan penyebabnya. Tujuan utama pengobatan adalah mengembalikan kadar hormon tiroid agar kembali normal dan seimbang dalam tubuh.
Jika seseorang mengalami hipertiroidisme (tiroid terlalu aktif), beberapa pilihan pengobatan yang bisa dilakukan antara lain:
- Obat antitiroid: Obat seperti methimazole dan propylthiouracil bisa membantu menghentikan kelenjar tiroid agar tidak memproduksi hormon secara berlebihan.
- Terapi yodium radioaktif: Terapi ini menggunakan yodium yang bersifat radioaktif untuk merusak sebagian sel tiroid, sehingga produksi hormon tiroid yang berlebihan bisa dikurangi.
- Obat beta-blocker: Meski tidak secara langsung memengaruhi kadar hormon, obat ini membantu meredakan gejala seperti jantung berdebar atau gemetar.
- Operasi pengangkatan tiroid (tiroidektomi): Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan operasi untuk mengangkat seluruh atau sebagian kelenjar tiroid. Setelah operasi, pasien perlu mengonsumsi obat pengganti hormon tiroid seumur hidup untuk menjaga fungsi tubuh tetap normal.
Pengobatan untuk hipotiroidisme merupakan kebalikan dari hipertiroidisme. Pengobatan yang dilakukan dengan cara meningkatkan atau mengganti hormon tiroid yang kurang.
Umumnya, dokter akan memberikan pil hormon tiroid untuk meningkatkan produksi hormon yang rendah. Namun, jika terlalu banyak mengonsumsi hormon tiroid, maka akan berisiko terkena gejala hipertiroidisme.
Oleh karena itu, mendapatkan dosis yang tepat dari dokter adalah hal yang penting mencegah timbulnya penyakit lain.
Mencegah Penyakit Kelenjar Tiroid
Setiap penyakit bisa dicegah, termasuk gangguan pada kelenjar tiroid. Berikut beberapa cara yang direkomendasikan oleh dokter untuk mencegah penyakit ini:
- Konsumsi makanan yang mengandung yodium, seperti ikan, susu, telur, atau menggunakan garam beryodium dalam masakan sehari-hari.
- Perbanyak asupan makanan tinggi kalsium, karena penderita hipertiroid biasanya kesulitan menyerap kalsium. Jika tidak ditangani, hal ini bisa memicu masalah lain seperti osteoporosis.
- Konsumsi suplemen selenium, yaitu nutrisi penting yang membantu menjaga kesehatan fungsi kelenjar tiroid.
- Hindari merokok, karena kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk gangguan pada kelenjar tiroid.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter, agar kondisi tiroid dapat terpantau sejak dini dan dicegah jika mulai menunjukkan gejala.
Telah direview oleh dr. Sylvani Gani
Source: