Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penyakit polio adalah jenis penyakit menular yang menyerang sistem saraf tubuh dan terjadi akibat infeksi virus polio. Kondisi ini bisa menyebabkan kelumpuhan, gangguan sistem pernapasan, hingga kematian.
Penyakit polio cenderung sangat berbahaya sehingga pemberian vaksin sangat penting untuk mencegah penularan infeksi virus.
Polio mudah menyebar dari penderita ke orang lain secara cepat. Kondisi ini biasanya menular melalui kontak dengan cairan atau kotoran orang yang terinfeksi.
Misalnya, tidak mencuci tangan atau memasukkan tangan ke dalam mulut. Anda dapat mengatasi polio dengan menjalani vaksin polio sejak dini.
Apa Itu Polio?
Penyakit polio adalah kondisi ketika tubuh terinfeksi virus yang sangat menular dan bisa memicu kelumpuhan hingga kematian. Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal dengan sebutan poliomielitis.
Polio dulunya menjadi salah satu penyakit yang menyebar luas dan telah menyerang banyak orang. Namun, Anda bisa mencegahnya dengan pemberian vaksin polio untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Jenis Polio
Ada sejumlah jenis polio, di antaranya:
1. Poliomyelitis Abortif
Beberapa orang dapat terinfeksi virus polio dan mengalami gejala ringan yang disebut sebagai poliomielitis abortif. Kondisi ini menimbulkan gejala mirip flu yang berlangsung selama 2-3 hari. Gejalanya dapat berupa:
- Demam
- Sakit kepala dan tenggorokan
- Nyeri otot dan perut
- Nafsu makan menurun
- Mual dan muntah
Baca Juga: Infeksi Virus Chikungunya: Penyebab, Gejala, Pengobatan
2. Polio Nonparalitik
Polio nonparalitik merupakan jenis polio yang menimbulkan gejala berat. Kondisi ini dapat menyerang sekitar 1 persen penderita yang telah terinfeksi virus.
Gejala polio nonparalitik biasanya berlangsung lebih dari beberapa hari, seperti:
- Sakit atau kaku pada bagian leher
- Terasa nyeri pada lengan atau kaki
- Sakit kepala parah
Pada beberapa kasus, polio nonparalitik bisa memicu gejala tahap kedua setelah penderita tampak membaik selama beberapa hari. Adapun beberapa gejalanya dapat berupa:
- Kekakuan tulang belakang dan leher
- Refleks menurun
- Mengalami kelemahan otot
3. Polio Paralitik
Jenis polio ini cenderung jarang terjadi dan bisa berkembang menjadi gejala yang lebih parah. Kondisi ini memiliki tanda dan gejala, seperti:
- Rasa sakit yang hebat
- Sensitif ektrem terhadap sentuhan
- Mengalami kesemutan atau sensasi tertusuk
- Kejang otot atau kedutan
- Kelemahan otot yang berkembang menjadi kelumpuhan atau kaki pincang
Polio paralitik mampu menyebabkan kelumpuhan pada bagian tubuh manapun, termasuk pada satu kaki atau lengan. Kondisi ini juga menimbulkan gejala lain, tergantung dari kondisi kesehatan dan tingkat keparahan penyakit. Misalnya, kelumpuhan otot yang melibatkan sistem pernapasan dan kesulitan menelan.
4. Sindrom Pasca Polio
Jenis penyakit polio selanjutnya adalah sindrom pasca polio. Kondisi ini biasanya terjadi selama beberapa dekade setelah terinfeksi virus polio. Tanda dan gejala umum meliputi:
- Kelemahan dan nyeri otot atau sendi
- Mudah merasa lelah
- Penyusutan otot
- Gangguan pernapasan
- Kesulitan menelan
- Mengalami sleep apnea
- Toleransi terhadap suhu dingin
5. Poliomyelitis Bulbar
Poliomyelitis bulbar terjadi karena tidak adanya sistem kekebalan alami pada batang otak. Kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan pada saluran pernapasan dan saraf kranial sehingga meningkatkan risiko kematian.
Tingkat kematian akibat polio bulbar berkisar antara 25-75 persen, tergantung dari usia penderita. Kondisi ini memerlukan penanganan medis segera mungkin agar terhindar dari risiko komplikasi serius.
Baca Juga: Mengenal Infeksi Rotavirus, Penyebab Anak-Anak Mengalami Diare Akut
Penyebab Polio
Penyebab polio terjadi karena adanya virus polio yang menyerang sel-sel saraf di sumsum tulang belakang dan batang otak. Sel ini berperan penting untuk mengendalikan gerakan otot dan memengaruhi bagian tubuh lainnya.
Virus polio sangat menular dan bisa menyebar melalui beberapa cara, seperti:
- Kontak dengan air liur atau feses orang yang terinfeksi virus
- Makanan atau air yang terkontaminasi
- Terkena tetesan air dari penderita yang batuk atau bersin
Umumnya, virus polio pertama kali menginfeksi saluran pencernaan, lalu berpindah melalui aliran darah dan sistem saraf pusat. Pastikan untuk menjalani imunisasi polio sedini mungkin untuk mencegah infeksi virus muncul kembali.
Faktor Risiko Penyebab Polio
Berikut ini faktor risiko penyebab polio:
- Belum pernah mendapatkan vaksin polio
- Bertempat tinggal atau berpergian ke daerah yang tinggi kasus polio
- Bertempat tinggal atau berpergian ke daerah dengan sanitasi yang buruk
- Anak-anak usia di bawah 5 tahun
- Ibu hamil
Gejala Polio
Kebanyakan orang yang terinfeksi virus penyebab polio tidak menunjukkan gejala apapun. Meskipun begitu, terdapat beberapa keluhan umum, sebagai berikut:
- Demam
- Tubuh mudah lelah
- Sakit kepala dan tenggorokan
- Nyeri atau kekakuan otot pada bagian leher, lengan, atau kaki
- Mengalami kelemahan sendi atau otot
- Mual dan muntah
Diagnosis Penyakit Polio
Dokter dapat mendiagnosis polio melalui gejala yang dialami oleh penderita, seperti refleks yang tidak normal, kelemahan otot, leher dan punggung terasa kaku. Penderita juga diminta untuk menjalani tes laboratorium pada sampel tinja untuk mendeteksi virus polio secara akurat.
Virus ini juga bisa ditemukan di dalam tenggorokan tetapi hanya bisa bertahan selama 1 minggu pertama setelah terinfeksi. Oleh sebab itu, pengujian pada sampel tenggorokan kurang bisa diandalkan.
Selain itu, dokter dapat memastikan diagnosis dengan menggunakan tes terhadap cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Tes ini mampu menyingkirkan gejala penyakit lain pada sistem saraf.
Komplikasi Polio
Berikut ini adalah beberapa komplikasi polio dalam jangka waktu panjang:
- Kelumpuhan permanen
- Kerusakan otot yang menyebabkan kelainan pada tulang atau sendi
- Mengalami sakit kronis
- Mengidap sindrom pasca polio
- Gangguan sistem pernapasan hingga kematian
Baca Juga: Apa Itu Virus Nipah? Penyebab, Gejala, hingga Pengobatannya
Cara Mencegah Polio
Berikut ini adalah beberapa cara mencegah polio:
1. Imunisasi Polio Tetes
Salah satu mencegah penyakit polio adalah dengan pemberian vaksin polio. Jenis vaksin tersedia dalam bentuk tetes cairan pada anak usia hingga 5 tahun.
Imunisasi polio tetes dapat melindungi tubuh anak dari infeksi virus polio dan meningkatkan kesehatan tubuh secara optimal. Dokter atau tenaga medis dapat memberikan vaksin ini sebanyak 4 kali di usia 1, 2, 3, dan 4 bulan.
2. Imunisasi Polio Suntik
Selain imunisasi tetes, Anda juga bisa mencegah terjadinya polio dengan suntik lengkap. Vaksin ini diberikan dengan kombinasi polio tetes untuk mendukung sistem kekebalan tubuh secara maksimal.
Polio suntik mengandung virus yang sudah dimatikan dengan tipe virus 1, 2, dan 3. Anda bisa memperoleh vaksin ini di layanan kesehatan terdekat tanpa perlu mengeluarkan biaya sepeser pun. Polio suntik diberikan sebanyak 2 kali pada anak usia 4 dan 9 bulan.
Efek samping imunisasi polio juga jarang terjadi dan cenderung ringan. Jenis vaksin ini dapat menimbulkan demam, kemerahan, dan pembengkakan pada lokasi tubuh yang disuntik.
Namun, Anda tidak perlu khawatir karena efek samping vaksin polio bisa diatasi dengan perawatan mandiri di rumah. Misalnya, mengompres dengan handuk hangat atau dingin dan mengonsumsi obat penurun demam.
3. Menjaga Sanitasi Lingkungan yang Baik
Cara mencegah polio selanjutnya, yaitu menjaga sanitasi lingkungan yang baik. Penyakit polio mudah menular melalui feses pada orang yang terinfeksi virus.
Oleh sebab itu, masyarakat memerlukan fasilitas sanitasi yang memadai, seperti jamban bersih dan menutup lubang pembuangan agar terhindar dari penularan penyakit polio. Sanitasi yang buruk juga meningkatkan risiko penyakit lainnya, seperti disentri, kolera, atau infeksi cacing usus.
Baca Juga: Apa Itu Adenovirus? Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Pengobatan Polio ke Dokter
Perlu diketahui bahwa tidak obat untuk menyembuhkan penyakit polio. Kondisi ini bisa diatasi dengan meningkatkan rasa nyaman, mempercepat proses pemulihan, dan langkah pencegahan terhadap komplikasi.
Apabila Anda atau orang terdekat mengalami gejala polio, seperti demam, kelemahan sendi, atau nyeri atau kekakuan otot yang dirasakan tidak kunjung membaik setelah dilakukan perawatan rumahan dan bahkan semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. M. Khoirul
Source:
- Cleveland Clinic. Polio. Juli 2024.
- Healthdirect. Polio (Poliomyelitis). Juli 2024.
- Mayo Clinic. Polio. Juli 2024.