Ditulis oleh Tim Konten Medis
Eksim adalah peradangan kulit kronis yang menyebabkan gatal, kemerahan, dan kulit kering atau bersisik. Meskipun tidak bisa sembuh total, gejalanya dapat dikendalikan dengan perawatan yang tepat.

Eksim tidak dapat menular.
Banyak orang khawatir apakah penyakit eksim menular, terutama saat melihat kulit yang kemerahan dan bersisik. Faktanya, eksim bukan penyakit menular sehingga tidak bisa menyebar melalui kontak langsung.
Namun, kondisi ini bisa mengganggu karena menyebabkan rasa gatal intens dan kulit yang mudah iritasi. Untungnya, ada berbagai cara untuk meredakan gejalanya, mulai dari menjaga kelembapan kulit, menghindari pemicu alergi, hingga menggunakan obat-obatan tertentu sesuai anjuran dokter.
Dengan perawatan yang tepat, penderita penyakit kulit ini tetap bisa menjalani hidup dengan nyaman.
Apa Itu Eksim?
Eksim adalah peradangan kulit yang menyebabkan iritasi, gatal, dan bercak kering, dengan jenis yang paling umum adalah dermatitis atopik. Kondisi ini dapat terjadi pada bayi, anak-anak, hingga orang dewasa dan sering berlangsung dalam jangka panjang, bahkan seumur hidup.
Gejala eksim bervariasi tergantung warna kulit dan biasanya muncul di area wajah, leher, tangan, atau persendian. Faktor genetik dapat meningkatkan risiko penyakit kulit ini, terutama jika orang tua memiliki riwayat penyakit ini.
Penyakit kulit ini tidak menular, tetapi dapat kambuh akibat paparan alergen atau iritan tertentu. Perawatannya meliputi penggunaan pelembap, menghindari pemicu, serta terapi medis bila perlu.
Kondisi serupa yang sering muncul pada bayi adalah cradle cap yang biasanya terjadi di kulit kepala tanpa rasa gatal.
Baca Juga: Ketahui 10 Cara Mengobati Penyakit Eksim yang Tak Kunjung Sembuh
Jenis Eksim
Penyakit kulit ini memiliki berbagai jenis dengan gejala dan penyebab yang berbeda. Berikut adalah beberapa jenis eksim yang umum terjadi:
1. Dermatitis Atopik (Atopic Dermatitis)
Dermatitis atopik adalah jenis yang paling umum, memengaruhi jutaan anak dan dewasa. Kondisi ini terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif sehingga menyebabkan peradangan yang merusak lapisan pelindung kulit.
Akibatnya, kulit kering, gatal, ruam kulit, dan rentan terhadap infeksi.
2. Dermatitis Kontak (Contact Dermatitis)
Dermatitis kontak terjadi ketika kulit mengalami iritasi atau peradangan akibat kontak langsung dengan alergen atau zat tertentu. Berbeda dengan dermatitis atopik, kondisi ini tidak bersifat keturunan dan tidak terkait dengan alergi lain seperti asma atau rinitis alergi.
3. Eksim Dishidrotik (Dyshidrotic Eczema)
Eksim dishidrotik juga dikenal sebagai pompholyx muncul dengan lepuhan kecil yang terasa sangat gatal pada jari tangan, telapak tangan, telapak kaki, dan jari kaki. Penyebab pasti penyakit kulit ini belum diketahui, tetapi cenderung bersifat genetik.
4. Neurodermatitis (Lichen Simplex Chronicus)
Neurodermatitis muncul dengan area kulit yang gatal semakin parah jika digaruk. Bila dibiarkan, kulit yang sering digaruk akan menjadi lebih tebal, kasar, dan kering.
Kondisi ini bisa karena stres, pakaian ketat (terutama berbahan wol atau sintetis), gigitan serangga, cedera saraf, dan kulit kering.
5. Eksim Numularis (Nummular Eczema)
Eksim numularis juga disebut discoid atau dermatitis numular ditandai dengan bercak berbentuk lingkaran yang sering kali gatal dan terkadang mengeluarkan cairan. Penyakit kulit ini karena kulit kering, trauma pada kulit, atau reaksi terhadap alergen dan iritan.
6. Dermatitis Seboroik (Seborrheic Dermatitis)
Dermatitis seboroik adalah ruam bersisik dan gatal yang muncul di area tubuh dengan banyak kelenjar minyak, seperti punggung atas, hidung, dan kulit kepala. Peradangan ini terjadi akibat reaksi terhadap jamur Malassezia yang secara alami hidup di permukaan kulit.
7. Dermatitis Stasis (Stasis Dermatitis)
Dermatitis stasis atau gravitasi dan venous eczema, terjadi akibat sirkulasi darah yang buruk di kaki. Kondisi ini menyebabkan pembengkakan pada kaki, perubahan warna kulit, rasa gatal, serta kulit yang bersisik dan kering.
Penyebab Eksim
Penyebab eksim belum diketahui secara pasti. Namun, setiap jenis penyakit kulit ini bisa memiliki pemicu yang berbeda.
Beberapa faktor yang paling umum menyebabkan penyakit kulit ini antara lain:
1. Faktor Genetik (Riwayat Keluarga)
Jika seseorang memiliki anggota keluarga, seperti orang tua atau saudara kandung yang mengalami penyakit kulit ini, risiko untuk mengalami kondisi ini juga lebih tinggi. Hal ini karena kecenderungan genetik yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan fungsi pelindung kulit.
Pada beberapa kasus, penyakit kulit ini juga sering terkait dengan kondisi alergi lain, seperti asma dan rhinitis alergi.
2. Faktor Lingkungan
Paparan lingkungan dapat menjadi pemicu utama munculnya penyakit kulit ini, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif. Beberapa faktor lingkungan yang dapat menyebabkan penyakit kulit ini meliputi:
- Perubahan Cuaca: Udara yang terlalu dingin atau terlalu panas, serta kelembapan rendah, dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan rentan terhadap penyakit kulit ini.
- Polusi dan Alergen: Paparan debu, serbuk sari, tungau, dan bulu hewan dapat memicu penyakit kulit ini, terutama bagi orang yang memiliki riwayat alergi.
- Bahan Kimia: Kandungan dalam sabun, deterjen, parfum, serta produk perawatan kulit yang mengandung alkohol atau pewangi buatan dapat mengiritasi kulit dan memicu penyakit kulit ini.
- Keringat Berlebih: Aktivitas fisik yang menyebabkan keringat berlebihan juga bisa memperburuk kondisi penyakit kulit ini karena keringat dapat menyebabkan iritasi pada kulit sensitif.
3. Stres dan Faktor Psikologis
Stres emosional dapat memicu atau memperburuk penyakit kulit ini. Ketika seseorang mengalami stres, tubuh melepaskan hormon tertentu yang dapat memicu peradangan pada kulit.
Akibatnya, gejala penyakit kulit ini seperti rasa gatal, kemerahan, dan iritasi bisa menjadi lebih parah.
Baca Juga: Obat Eksim Kering Efektif Mengurangi Gejala Penyakit
4. Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh
Eksim juga dikaitkan dengan respons sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap pemicu tertentu. Pada orang dengan penyakit kulit ini, sistem kekebalan cenderung bereaksi secara berlebihan terhadap alergen atau iritan yang menyebabkan peradangan dan kerusakan pada lapisan pelindung kulit.
Hal ini membuat kulit menjadi lebih kering, mudah teriritasi, dan rentan terhadap infeksi.
5. Kombinasi Beberapa Faktor
Dalam banyak kasus, penyakit kulit ini terjadi akibat kombinasi dari berbagai faktor di atas. Misalnya, seseorang dengan riwayat keluarga penyakit kulit ini mungkin tidak langsung mengalami kondisi ini, tetapi saat terpapar pemicu lingkungan dan mengalami stres, gejala penyakit kulit ini bisa muncul atau memburuk.
Gejala Eksim
Eksim umumnya ditandai dengan rasa gatal yang hampir selalu muncul. Tingkat keparahan gatalnya bisa bervariasi, dari ringan hingga sangat mengganggu.
Pada beberapa kasus, gatal yang terlalu intens dapat membuat seseorang terus menggaruk hingga kulitnya luka dan berdarah. Kondisi ini dikenal sebagai itch-scratch cycle, yaitu siklus gatal-garuk yang dapat memperparah iritasi kulit.
Berikut adalah beberapa gejala umum penyakit kulit ini:
- Gatal yang intens
- Kulit kering
- Ruam merah atau gelap
- Peradangan dan iritasi
- Kulit kasar dan menebal
- Bercak bersisik
- Kulit mengeluarkan cairan atau berkerak
- Pembengkakan
Diagnosis Penyakit Eksim
Dokter akan mendiagnosis eksim melalui pemeriksaan fisik dengan mengamati kondisi kulit secara langsung. Biasanya, penyakit kulit ini lebih sering terdeteksi pada anak-anak karena kondisi ini umum terjadi di usia dini.
Namun, penyakit kulit ini juga dapat didiagnosis pada usia berapa pun jika gejala muncul. Gejala eksim sering kali mirip dengan kondisi kulit lainnya, sehingga dokter mungkin akan melakukan beberapa tes tambahan untuk memastikan diagnosis dan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain.
Beberapa tes yang dapat dilakukan meliputi:
- Tes Alergi: Untuk mengetahui apakah penyakit kulit ini dipicu oleh reaksi alergi terhadap zat tertentu.
- Tes Darah: Digunakan untuk mengevaluasi penyebab ruam yang mungkin tidak terkait dengan dermatitis.
- Biopsi Kulit: Dilakukan dengan mengambil sampel kecil kulit untuk diperiksa di laboratorium, guna membedakan jenis dermatitis yang dialami pasien.
Baca Juga: Penyakit Eksim pada Anak
Komplikasi Eksim
Eksim yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai komplikasi, terutama jika kulit sering digaruk hingga luka atau pecah-pecah. Hal ini bisa melemahkan perlindungan kulit dan meningkatkan risiko infeksi. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit kulit ini meliputi:
- Asma atau rhinitis alergi
- Alergi makanan
- Perubahan warna kulit (lebih gelap atau lebih terang)
- Infeksi kulit
- Gangguan tidur akibat rasa gatal yang berlebihan
Cara Mengatasi Eksim
Eksim tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi gejalanya bisa dikendalikan dengan perawatan yang tepat. Tujuan pengobatan penyakit kulit ini adalah mengurangi rasa gatal, mencegah infeksi, dan menjaga kulit tetap sehat.
Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit kulit ini:
1. Menggunakan Pelembap Kulit
Pelembap membantu menjaga kulit tetap lembap dan mengurangi kekeringan serta gatal. Gunakan pelembap beberapa kali sehari, terutama setelah mandi atau mencuci tangan, untuk mencegah iritasi.
2. Relaksasi untuk Mengurangi Stres
Stres bisa memperburuk penyakit kulit ini sehingga penting untuk melakukan teknik relaksasi seperti meditasi, self-hypnosis, atau terapi biofeedback. Jika sulit mengelola stres sendiri, berkonsultasi dengan terapis dapat membantu mengubah pola pikir negatif yang dapat memengaruhi kesehatan kulit.
3. Menggunakan Obat-obatan
Dalam beberapa kasus, dokter dapat meresepkan krim kortikosteroid, perawatan tar untuk mengurangi gatal, fototerapi dengan sinar ultraviolet, atau obat imunosupresan seperti siklosporin. Namun, beberapa obat tidak disarankan untuk anak di bawah 2 tahun sehingga penggunaannya harus berdasarkan konsultasi dokter.
Cara Mencegah Eksim
Mencegah penyakit kulit ini agar tidak kambuh atau semakin parah bisa dilakukan dengan beberapa langkah sederhana, seperti:
- Gunakan pelembap secara rutin, terutama setelah mandi
- Mandi dengan air hangat, bukan air panas
- Minum cukup air agar tubuh tetap terhidrasi
- Pilih pakaian berbahan katun atau serat alami, hindari wol dan bahan sinteti
- Kelola stres dengan baik melalui aktivitas yang menenangkan
- Gunakan humidifier jika udara terlalu kering
- Hindari paparan alergen dan zat yang dapat mengiritasi kulit
Baca Juga: Mengenal Ciri-Ciri Penyakit Eksim Basah pada Kulit
Pengobatan Eksim ke Dokter
Segera konsultasikan ke dokter jika eksim semakin parah, menyebar luas, atau terasa sangat gatal hingga mengganggu aktivitas. Periksakan juga bila kulit luka, bernanah, berdarah, atau menunjukkan tanda infeksi seperti bengkak dan demam.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital.
Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Edwin Halim
Source:
- WebMD. Eczema: Symptoms, Causes, and Treatment. Maret 2025.
- Cleveland Clinic. Eczema. Maret 2025.
- National Eczema Association. What is Eczema?. Maret 2025.