Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penyakit asma adalah kondisi ketika tubuh mengalami penyempitan dan pembengkakan saluran pernapasan serta menghasilkan lendir berlebih. Kondisi ini bisa memicu berbagai gejala yang dapat mengganggu kesehatan tubuh.
Asma adalah penyakit kronis yang menyerang saluran pernapasan paru-paru.
Bagi sebagian orang, asma termasuk gangguan kecil yang bisa diatasi dengan perawatan mandiri di rumah. Namun, kondisi ini bisa memicu masalah besar yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Bahkan, asma bisa menimbulkan serangan secara mendadak hingga mengancam nyawa. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, tetapi gejalanya bisa dikendalikan. Penting untuk mengenali tanda-tanda serangan asma agar terhindar dari gangguan kesehatan yang parah.
Apa Itu Asma?
Apa itu Asma? Asma adalah kondisi kesulitan bernapas akibat peradangan dan penyempitan saluran yang membawa oksigen ke paru-paru. Kondisi ini disertai dengan sesak di bagian dada dan batuk secara terus-menerus.
Penyakit asma dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti ketidakmampuan berbicara. Anda bisa mengatasi penyakit ini dengan penanganan mandiri di rumah hingga pengobatan medis.
Meskipun bisa diobati, penyakit asma tidak boleh diabaikan begitu saja karena tergolong sebagai penyakit serius dan berbahaya. Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, penderita asma dapat melakukan kunjungan ke ruang gawat darurat dan rawat inap di rumah sakit secara rutin.
Serangan asma dapat terjadi pada semua usia, meskipun lebih umum terjadi usia di bawah usia 40 tahun. Orang-orang yang memiliki riwayat keluarga asma memiliki peningkatan risiko terkena penyakit ini. Alergi dan asma sering terjadi bersamaan, bersamaan dengan eksim. Merokok juga akan memperparah kondisi orang dengan asma.
Jenis Asma
Berikut ini adalah beberapa jenis asma berdasarkan penyebab dan tingkat keparahannya:
1. Asma Intermiten
Jenis asma ini cenderung datang dan pergi sehingga penderita merasa normal ketika mengalami gejala kambuh. Penderita sering kali membawa inhaler untuk mengatasi gejala kambuh pada asma yang muncul secara tiba-tiba.
Penderita asma intermiten dapat mengalami gejala kurang dari 2 hari dalam seminggu dan terbangun di malam hari kurang dari 2 kali dalam sebulan. Kondisi ini biasanya tidak terjadi secara konsisten dalam periode panjang.
Baca Juga: 4 Gejala Awal Penyakit Asma: Mengi hingga Sesak Napas
2. Asma Persisten
Asma persisten ditandai dengan gejala yang sering muncul sepanjang waktu. Gejala yang dialami oleh penderita bisa ringan, sedang, atau parah, tergantung dari kondisi kesehatan.
Ahli medis dapat menilai tingkat keparahan asma berdasarkan seberapa sering penderita mengalami gejala tersebut. Kondisi ini dapat ditangani dengan perawatan medis untuk mengatasi keluhan kambuh yang terjadi.
Penyebab Asma
Berikut ini adalah beberapa penyebab penyakit asma yang perlu diwaspadai:
- Infeksi saluran pernapasan, seperti sinusitis, pilek, dan flu.
- Memiliki alergi tertentu, seperti serbuk sari, spora jamur, bulu hewan peliharaan, dan tungau debu.
- Mengalami iritasi pada bau menyengat, seperti parfum atau larutan pembersih, asap tembakau, dan polusi udara
- Olahraga terlalu berat
- Perubahan suhu, kelembapan, atau udara dingin
- Mengalami emosi yang kuat, seperti mudah merasa cemas, sering tertawa, menangis, atau stres
- Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti aspirin.
Faktor Risiko Penyebab Asma
Adapun sejumlah faktor risiko terjadinya asma, antara lain:
- Ibu hamil yang merokok dan kelahiran prematur
- Obesitas atau berat badan berlebihan
- Memiliki riwayat penyakit keluarga
- Lebih sering dialami oleh anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan
Gejala Asma
Perlu diketahui bahwa gejala asma cenderung berbeda-beda, tergantung dari kondisi kesehatan penderita. Gejala yang dialami juga terjadi secara ringan hingga berat dan bisa muncul sewaktu-waktu.
Adapun sejumlah gejala asma yang perlu diketahui, sebagai berikut:
1. Obstruksi Saluran Pernapasan
Selama proses bernapas, pita-pita otot yang mengelilingi saluran udara dalam keadaan rileks sehingga udara dapat bergerak bebas. Namun, kondisi ini tidak selalu dialami oleh penderita asma.
Penyakit asma menyebabkan pita-pita otot di sekitar saluran udara mengencang sehingga udara tidak dapat bergerak bebas. Kondisi ini biasanya terjadi akibat pilek, virus yang menyerang tubuh manusia, dan zat penyebab alergi. Bahkan, penderita asma juga mengalami mengi atau suara napas berbunyi, seperti siulan.
Baca Juga: Pertolongan Pertama Asma yang Tepat, Jangan Langsung Panik!
2. Peradangan
Gejala asma ditandai dengan peradangan pada saluran bronkial. Kondisi ini berpotensi terhadap kerusakan jangka panjang yang dapat memicu asma ke paru-paru.
Peradangan pada saluran bronkial dapat berupa kemerahan dan timbul pembengkakan. Kondisi ini memerlukan pengobatan yang tepat untuk meredakan peradangan yang terjadi.
Perangan juga disertai dengan keluhan umum lainnya, seperti:
- Batuk, terutama pada malam hari.
- Bunyi mengi atau suara siulan bernada tinggi saat menghembuskan napas
- Sesak nafas atau kesulitan bernapas.
- Rasa tegang di dada
- Timbul rasa nyeri dan tertekan
3. Iritabilitas Saluran Pernapasan
Saluran udara penderita asma cenderung sangat sensitif. Bagian tubuh ini dapat bereaksi secara berlebihan ketika terkena zat penyebab alergi. Zat ini dapat berupa serbuk sari, debu, asap, atau bulu binatang.
Ketika terkena zat penyebab alergi, saluran udara akan menyempit dan memicu gejala sesak napas. Kondisi ini juga disertai dengan gejala lain, seperti rasa nyeri di dada dan batuk.
Penyakit asma tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Gejala asma pada anak-anak dapat berupa:
- Batuk yang sering terjadi saat bermain, tertawa, dan di malam hari.
- Tidak bersemangat atau sering berhenti sejenak untuk mengambil napas
- Napas cenderung cepat atau dangkal
- Mengalami keluhan sesak di bagian dara
- Terdapat bunyi napas, seperti siulan atau mengi
- Mengalami retraksi saat bernapas
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Otot leher dan dada yang mengencang
- Perasaan lemah atau lelah
Diagnosis Penyakit Asma
Jika mengalami gejala penyakit asma, segera temui dokter untuk mendiskusikan masalah kesehatan ini. Dokter dapat merujuk penderita ke spesialis paru atau dikenal sebagai pulmonologist.
Dokter dapat mendiagnosis penyakit asma dengan beberapa pemeriksaan dalam mengukur fungsi paru-paru untuk menentukan seberapa banyak udara yang masuk dan keluar saat bernapas. Pemeriksaan ini dapat berupa:
- Spirometri: Tes ini dapat mengetahui penyempitan saluran bronkial dengan cara menghembuskan napas.
- Aliran puncak: Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan perangkat sederhana untuk mengukur seberapa keras hembusan napas.
Komplikasi Asma
Komplikasi asma bisa memicu status asthmaticus atau serangan asma yang parah. Kondisi ini terjadi dalam jangka waktu panjang dan tidak merespon pengobatan bronkodilator.
Asthmaticus membutuhkan perawatan medis segera mungkin agar terhindar dari gejala yang semakin parah. Pada kondisi ini, penderita akan dibawa ke ruangan unit rawat darurat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Cara Mengatasi Asma
Adapun sejumlah cara mengatasi asma, sebagai berikut:
1. Menggunakan Obat Pengendali Asma Jangka Panjang
Obat ini biasanya diminum setiap hari untuk mencegah gejala asma dalam jangka waktu panjang. Kondisi ini juga menurunkan risiko serangan asma yang bisa muncul secara tiba-tiba. Jenis obat pengendali asma jangka panjang meliputi:
- Kortikosteroid hirup: Jenis obat ini dapat berupa fluticasone propionate (Flovent HFA, Xhance), budesonide (Pulmicort Flexhaler), dan beclomethasone (Qvar Redihaler). Anda dapat menggunakan obat kortikosteroid hirup selama beberapa hari hingga minggu.
- Pengubah leukotrien: Jenis obat ini termasuk oral yang dapat meredakan gejala asma. Pengubah leukotrien dapat berupa montelukast (Singulair), zafirlukast (Accolate) dan zileuton (Zyflo).
- Inhaler kombinasi: Jenis obat ini dapat ditemukan pada fluticasone-salmeterol (Advair HFA, Airduo Digihaler), formoterol-mometasone (Dulera), dan fluticasone furoate-vilanterol (Breo Ellipta).
- Teofilin: Jenis obat ini merupakan pil harian yang dapat menjaga saluran udara tetap terbuka dengan merilekskan otot-otot di sekitar saluran udara. Teofilin dapat ditemukan pada Theo-24, Elixophyllin, dan Theochron.
Baca Juga: Cara Penggunaan Inhaler Asma yang Tepat
2. Gunakan Obat Pereda Jangka Pendek
Obat pereda jangka pendek dapat digunakan untuk meredakan gejala asma secara cepat selama serangan terjadi. Obat ini dapat dipakai sebelum olahraga apabila dokter merekomendasikannya. Jenis obat pereda jangka pendek meliputi:
- Agonis beta kerja pendek: Jenis obat ini dapat memberikan efek cepat selama hitungan menit dalam mengatasi gejala asma. Agonis beta dapat berupa albuterol dan levalbuterol.
- Agen antikolinergik: Obat ini dapat melancarkan saluran pernapasan dan mengurangi rasa sesak di dada. Agen antikolinergik dapat berupa ipratropium dan tiotropium.
- Kortikosteroid oral dan intravena: Jenis obat ini mudah ditemukan pada prednison dan metilprednisolon. Kortikosteroid oral dan intravena dapat meredakan gejala asma berat.
3. Obat Alergi
Obat alergi dapat mengurangi gejala asma yang sering terjadi. Obat-obatan ini meliputi:
- Suntikan alergi (imunoterapi): Penderita asma bisa menerima suntikan alergi setiap seminggu sekali selama beberapa bulan, lalu dilanjut sekitar sebulan sekali selama 3-5 tahun.
- Biologis: Jenis obat ini dapat berupa omalizumab (Xolair), mepolizumab (Nucala), dupilumab (Dupixent) untuk meredakan gejala asma berat.
4. Termoplasti Bronkial
Perawatan ini dapat digunakan untuk asma yang tidak kunjung membaik dengan kortikosteroid hirup atau obat asma jangka panjang lainnya. Termoplasti bronkial dilakukan dengan cara memanaskan bagian dalam saluran udara di paru-paru dengan elektroda.
Panas tersebut bisa mengurangi otot polos di dalam saluran udara sehingga pernapasan menjadi lebih mudah. Bahkan, termoplasti plasma dapat mengurangi serangan asma secara optimal.
Cara Mencegah Asma
Berikut ini adalah beberapa cara mencegah asma yang perlu diketahui:
- Mengikuti anjuran dari dokter, mulai dari pengobatan hingga perawatan mandiri di rumah
- Melakukan vaksinasi influenza dan pneumonia
- Kenali dan hindari pemicu asma, seperti serbuk bunga, jamur, dan polusi udara
- Mengenali tanda-tanda peringatan serangan asma, seperti batuk ringan, mengi, atau sesak napas
Pengobatan Asma ke Dokter
Apabila gejala asma yang dirasakan tidak kunjung membaik setelah dilakukan perawatan rumahan dan bahkan semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU). Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Reynaldi
Source:
- Cleveland Clinic. Asthma. Diakses 2024.
- Mayo Clinic. Asthma. Diakses 2024.
- WebMD. Asthma Symptoms and Signs. Diakses 2024.