Ditulis oleh Tim Konten Medis
Pencemaran udara adalah kerusakan lingkungan yang terjadi karena penurunan kualitas udara. Penyakit akibat polusi udara cukup beragam, seperti sleep apnea, asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), gangguan kesuburan, dan penyakit jantung.

Masyarakat yang tinggal di kota-kota besar sering kali terpapar polusi udara. Hal ini bisa meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit, mulai dari ringan hingga parah.
Ketika bepergian ke luar rumah, pastikan untuk menggunakan masker yang dapat menyaring partikel-partikel kecil dari udara. Hindari juga asap rokok dan sumber polusi lainnya, seperti jalan raya lalu lintas padat dan daerah dekat pabrik agar terhindar dari risiko penyakit tertentu.
Apa Itu Polusi Udara?
Polusi udara adalah kontaminasi udara oleh gas, debu, dan asap berbahaya. Kontaminasi ini biasanya berasal dari kendaraan bermotor, fasilitas industri, kebakaran hutan, dan alat pembakaran rumah tangga.
Ini termasuk salah satu risiko lingkungan terbesar bagi kesehatan masyarakat. Polutan atau zat yang menyebabkan pencemaran lingkungan dapat berupa partikel, ozon, karbon monosikda, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida.
Hal ini bisa memicu penyakit pernapasan dan masalah kesehatan lainnya. Mengutip dari World Health Organization, hampir 99 persen seluruh populasi dunia menghirup udara yang mengandung kadar polutan tinggi, terutama pada negara-negara berpenghasilan rendah.
Baca Juga: Penyebab Batuk yang Tak Kunjung Sembuh, Salah Satunya Akibat Polusi Udara
Penyakit Akibat Polusi Udara
Berikut ini adalah jenis penyakit yang bisa muncul akibat polusi udara:
1. Sleep Apnea
Dampak pencemaran udara bisa menyebabkan sleep apnea. Ini merupakan gangguan kesehatan yang membuat Anda berhenti bernapas saat tidur.
Penelitian membuktikan bahwa polusi udara berkaitan dengan gejala sleep apnea, seperti sering bangun di tengah malam, pola pernapasan yang tidak biasa (semakin cepat atau dangkal), bangun tidur dengan perasaan sesak napas, dan merasa lelah di siang hari. Hal ini bisa terjadi karena polutan dan alergen di udara yang memicu peradangan pada saluran napas.
2. Asma
Polusi udara akibat kendaraan bermotor bisa memperburuk gejala asma, terutama sesak napas, nyeri dada, dan napas berbunyi (mengi). Sebagian orang dapat mengalami gejala ringan dan lainnya cenderung parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Jika mengalami asma, Anda tidak bisa pulih sepenuhnya. Namun, gejalanya bisa dikelola dengan pengobatan yang sesuai kebutuhan.
3. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
Selain asma, dampak polusi udara bisa memperparah penyakit paru obstruktif kronis. Jenis penyakit ini menimbulkan gejala berupa sesak napas, batuk, dan mengi secara terus-menerus.
Tanpa pengobatan, gejalanya bisa bertambah parah seiring waktu. Sebagian besar kasus PPOK dapat Anda cegah dengan menghindari kebiasaan merokok dan terkena paparan polusi udara terlalu sering.
4. Gangguan Kesuburan
Berbagai riset membuktikan bahwa dampak polusi udara bagi kesehatan dan lingkungan bisa memicu gangguan kesuburan dan risiko keguguran. Bahkan, para ahli juga menemukan bahwa kualitas sperma menurun di daerah dengan tingkat polusi tinggi.
Gejala utama gangguan kesuburan (infertilitas) yaitu tidak bisa hamil. Beberapa wanita dengan infertilitas juga mengalami periode haid tidak teratur atau tidak sama sekali.
Baca Juga: Begini 11 Cara Menjaga Kesehatan Paru-Paru Tetap Bersih
5. Menurunkan Kebugaran saat Olahraga
Penyebab pencemaran udara bisa terjadi karena aktivitas rumah tangga seperti pembakaran sampah dan asap kendaraan. Atlet yang sering terpapar pencemaran atau polusi udara dapat menurunkan tingkat kebugaran mereka.
Terdapat studi yang melaporkan bahwa paparan karbon monoksida (CO) dalam waktu lama mampu mengurangi kinerja atletik dan mengancam kesehatan mereka. Hal ini juga menghambat atlet dalam mencapai performa tertingginya.
6. Penyakit Jantung
Sering terpapar polutan mampu meningkatkan risiko penyakit jantung. Jenis penyakit ini meliputi serangan jantung, stroke, dan sebagainya.
Pada dasarnya, polutan seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NOx) bisa memicu peradangan dan kerusakan pada jantung serta pembuluh darah. Anda bisa mengurangi risiko terkena paparan polusi udara dengan menggunakan transportasi umum dan membatasi aktivitas di luar rumah.
7. Bronkitis
Dampak polusi udara berikutnya adalah dapat mengalami bronkitis. Kondisi ini terjadi ketika saluran udara menuju paru-paru meradang dan berisikan lendir.
Gejala bronkitis meliputi sesak napas, demam, pilek, dan kelelahan. Tidak hanya polusi, infeksi virus dan bakteri bisa menyebabkan penyakit pernapasan tersebut.
8. Gangguan Neurologis
Anda bisa mengalami gangguan neurologis, termasuk penyakit Alzheimer dan Parkinson apabila terkena paparan polusi udara terus-menerus. Ini termasuk penyakit paling umum yang memengaruhi beberapa orang di seluruh dunia.
Meskipun sama-sama penyakit neurodegeneratif, Alzheimer dan Parkinson merupakan kedua kondisi yang berbeda. Alzheimer memiliki gejala hilang ingatan dan sulit berpikir sedangkan Parkinson mengalami gangguan keterampilan motorik halus dan tidak mampu menggerakkan tubuh dengan baik.
9. Penyakit Kulit
Polusi udara menjadi salah satu penyebab penyakit kulit yang umum. Jenis penyakit ini dapat berupa jerawat, hiperpigmentasi, dermatitis atopik, eksim, dan psoriasis.
Polutan polusi udara bisa menempel pada kulit dan menjebak bakteri di dalam pori-pori. Hal inilah yang memicu kerusakan pada lapisan pelindung kulit.
10. Penyakit Ginjal
Ada banyak jenis penyakit ginjal yang terjadi akibat pencemaran udara. Misalnya, penyakit ginjal kronis dan cedera ginjal akut.
Tanda dan gejala penyakit ginjal kronis akan berkembang seiring waktu. Kondisi ini ditandai dengan mual, muntah, sesak napas, nyeri dada, lebih banyak atau sedikit buang air kecil.
11. Gangguan Pencernaan
Pada beberapa kasus, paparan polusi udara menyebabkan gangguan pencernaan, seperti penyakit Crohn, kolitis ulseratif, dan sindrom iritasi usus besar. Riset membuktikan bahwa orang yang tinggal di daerah tinggi polusi udara memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit-penyakit tersebut.
Gejala gangguan pencernaan cenderung bervariasi. Ini termasuk diare, mual, muntah, dan kram perut.
12. Kanker Paru-Paru
Paparan polusi udara meningkatkan risiko kanker paru-paru. Semakin lama menghirup polutan, semakin memicu munculnya sel kanker pada paru-paru.
Namun, hubungan antara polusi udara dan kanker paru-paru relatif kecil. Jenis kanker ini berisiko lebih tinggi pada orang yang memiliki kebiasaan merokok.
Baca Juga: Tidak Hanya Cuaca, ISPA Juga Disebabkan Oleh Virus dan Bakteri
Jika muncul tanda-tanda gangguan pernapasan, seperti nyeri dada, sesak napas, dan batuk berkepanjangan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh Dr. Sony Prabowo, MARS
Source:
- American Brain Foundation. Disease Connections: Alzheimer’s and Parkinson’s. Juli 2025.
- Cleveland Clinic. Sleep Apnea. Juli 2025.
- Mayo Clinic. Asthma. Juli 2025.