Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penderita sindrom iritasi usus besar (IBS) biasanya mengalami kram perut, perut kembung, diare, atau sembelit yang datang dan pergi, sering kali dipicu oleh stres atau makanan tertentu. Meskipun tidak bisa benar-benar sembuh, gejalanya dapat dikendalikan dengan menghindari makanan pemicu, seperti makanan berlemak.
Sakit perut termasuk gejala dari IBS.
Gangguan IBS cenderung tidak berbahaya dan bukan ancaman serius. Kondisi ini biasanya dapat ditangani dengan gaya hidup sehat hingga perawatan terapi sesuai anjuran dokter.
Meskipun begitu, IBS dapat menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga penderita merasa kesulitan dalam menghadapi rutinitas hariannya, seperti sekolah dan bekerja. Banyak orang dengan IBS mengalami pergerakan usus yang normal selama beberapa hari, lalu pergerakannya menjadi tidak normal pada waktu tertentu.
Apa Itu Sindrom Iritasi Usus Besar?
Irritable bowel syndrome atau sindrom iritasi usus besar adalah sekelompok gejala yang memengaruhi sistem pencernaan. Jenis penyakit ini termasuk gangguan gastrointestinal, yaitu kondisi yang menyerang bagian usus.
Orang yang mengalami IBS kerap mengalami diare, sembelit, atau keduanya sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Perlu diketahui bahwa jenis penyakit ini tidak mengakibatkan kerusakan jaringan di saluran pencernaan atau meningkatkan risiko masalah kesehatan yang lebih serius, seperti kanker usus besar.
Sebaliknya, IBS merupakan kondisi kronis atau jangka panjang yang mampu mengubah rutinitas sehari-hari seseorang. Misalnya, kebiasaan makan, minum, minum obat, atau menerima terapi perilaku.
Jenis Sindrom Iritasi Usus Besar
Berikut ini adalah beberapa jenis IBS yang perlu Anda ketahui:
1. IBS dengan Konstipasi
Penderita IBS dengan konstipasi dapat mengalami setidaknya satu kali gerakan usus yang tidak normal. Kondisi ini bisa menyebabkan feses keras dan menggumpal.
Bahkan, penderita sering mengejan saat buang air besar sehingga memicu terjadinya kram. Biasanya, feses yang keluar cenderung sedikit atau tidak ada sama sekali.
Baca Juga: 9 Penyebab Radang Usus
2. IBS dengan Diare
Pada kondisi ini, penderita memiliki frekuensi buang air besar tidak normal sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. IBS dengan diare juga menyebabkan feses encer dan berair, serta timbul nyeri perut sebelum buang air besar.
Selain itu, penderita dapat mengalami kondisi kronis yang ditandai dengan keinginan buang air secara tiba-tiba. Kondisi ini biasanya berlangsung pada siang hari.
3. IBS Tanpa Subtipe
Dokter dapat mendiagnosis IBS tanpa Subtipe apabila penderita mengalami konsistensi feses yang tidak sesuai dengan kriteria jenis IBS lainnya. Misalnya, kurang dari seperempat feses cenderung keras atau menggumpal dan lainnya terasa encer atau berair.
Gejala IBS dapat memburuk selama beberapa minggu atau hitungan bulan, lalu mereda untuk sementara waktu. Namun, pada kasus lainnya, kondisi ini bisa muncul hampir sepanjang waktu.
Penyebab Sindrom Iritasi Usus Besar
Sampai saat ini, para ahli belum mengetahui penyebab sindrom iritasi usus besar. Namun, gejalanya bisa muncul akibat alergi atau intoleransi makanan tertentu.
Adapun sejumlah makanan yang menyebabkan sindrom iritasi usus besar, di antaranya:
- Gandum
- Produk susu dan olahannya
- Buah jeruk
- Minuman berkarbonasi, seperti soda
- Kacang-kacangan
- Sayuran kubis
Selain makanan, penderita IBS dapat mengalami gejala lebih parah akibat periode stres yang meningkat. Meskipun stres bisa menjadi pemicu, kondisi ini bukanlah penyebab utamanya.
Faktor Risiko Penyebab Sindrom Iritasi Usus Besar
Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko IBS:
- Lebih sering terjadi pada wanita
- Usia di bawah 50 tahun
- Memiliki riwayat penyakit keluarga
- Mengalami masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi
- Memiliki riwayat pelecehan seksual, fisik, atau emosional
Gejala Sindrom Iritasi Usus Besar
Gejala sindrom iritasi usus besar dapat berupa:
- Sakit perut, kram, atau perut kembung
- Diare, sembelit, atau keduanya secara bergantian
- Terdapat lendir pada feses
- Kesulitan buang air besar
- Perasaan belum selesai buang air besar
Baca Juga: Mengobati Radang Usus Dengan 4 Cara Ampuh
Diagnosis Penyakit Sindrom Iritasi Usus Besar
Dokter atau ahli medis profesional dapat mendiagnosis IBS dengan meninjau, gejala, riwayat medis, dan pemeriksaan fisik. Pada beberapa kasus, penderita dapat menjalani beberapa tes penunjang untuk menyingkirkan masalah kesehatan lain yang hampir serupa dengan gejala IBS.
Adapun beberapa tes yang diperlukan meliputi:
- Tes darah: Tim medis dapat mengambil sampel darah untuk memeriksanya di laboratorium, serta memeriksa masalah kesehatan lainnya, seperti anemia dan infeksi.
- Tes feses: Tes ini dapat mengetahui riwayat penyakit keluarga, seperti kanker usus besar, penyakit radang usus, atau penyakit seliak.
- Tes napas hidrogen: Pemeriksaan ini mampu mendeteksi pertumbuhan bakteri di usus atau gangguan pencernaan karbohidrat, termasuk intoleransi laktosa.
- Endoskopi: Bisa memeriksa penyakit seliak dan menyingkirkan kondisi medis yang serupa
- Kolonoskopi: Mampu memeriksa kondisi medis tertentu, seperti kanker usus besar atau penyakit radang usus.
Komplikasi Sindrom Iritasi Usus Besar
IBS bisa menyebabkan komplikasi berupa sembelit atau diare dalam jangka waktu lama. Kondisi ini bisa terjadi apabila tidak mendapatkan penanganan medis segera mungkin.
Bukan hanya itu saja, sindrom iritasi usus besar juga berkaitan dengan kualitas hidup yang buruk. Hal ini dapat dipengaruhi oleh gangguan suasana hati yang memicu depresi atau kecemasan.
Oleh sebab itu, penting untuk melakukan pemeriksaan ke dokter apabila Anda mengalami gejala awal IBS. Dokter dapat memberikan pengobatan medis yang tepat untuk mengurangi gejala yang terjadi pada penderita.
Cara Mengatasi Sindrom Iritasi Usus Besar
Sindrom iritasi usus besar tidak bisa sembuh secara total. Namun, penderita bisa mengelola gejalanya dengan cara, sebagai berikut:
1. Perawatan Mandiri di Rumah
Salah satu cara meredakan gejala IBS adalah dengan menjalani pola hidup sehat. Contohnya dapat berupa:
- Olahraga secara rutin
- Membatasi minuman yang mengandung kafein karena bisa merangsang usus
- Meredakan stres dengan meditasi
- Mengonsumsi makanan tinggi probiotik untuk meredakan gas dan kembung
- Konsumsi suplemen serat sesuai anjuran dokter
- Berhenti merokok
2. Aturan Makan yang Tepat
Memahami aturan makan yang tepat sangat penting untuk meredakan gejala IBS. Ini termasuk makan dalam porsi lebih kecil dan menghindari jenis makanan tertentu.
Para ahli merekomendasikan pola makan diet rendah karbohidrat untuk mengurangi gejala sembelit atau diare. Namun, gejala IBS cenderung bervariasi pada setiap orang sehingga perubahan pola makannya juga beragam.
3. Konsumsi Obat Medis
Jika perawatan mandiri di rumah tidak meredakan gejala IBS, dokter dapat menyarankan terapi pengobatan. Sama seperti obat lainnya, penderita perlu mempertimbangkan pilihan pengobatan baru dan memberi tahu dokter terkait obat yang sudah dikonsumsi sebelumnya. Misalnya, obat herbal atau obat yang terjual bebas di apotek.
Sebelum minum obat, pastikan untuk berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu. Hindari minum obat tanpa anjuran dokter atau tidak sesuai petunjuk kemasan.
Adapun beberapa jenis obat yang dapat mengobati sindrom iritasi usus besar, di antaranya:
- Obat untuk mengatasi kejang otot
- Obat anti-konstipasi
- Obat pereda nyeri
- Antibiotik
Baca Juga: Apakah Radang Usus Bisa Sembuh?
Cara Mencegah Sindrom Iritasi Usus Besar
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko terjadinya gangguan saluran pencernaan:
- Batasi konsumsi makanan olahan
- Makan lebih sering dalam porsi kecil setiap hari
- Hindari makan terlalu cepat karena bisa memicu perut kembung
- Konsumsi lebih banyak jumlah serat larut pada makanan untuk meringankan gejala sembelit
- Cobalah untuk minum bahan-bahan herbal berupa teh jahe, peppermint, atau teh chamomile
- Hentikan kebiasaan merokok
- Mengelola stres dan kecemasan dengan cara menghabiskan waktu bersama orang terdekat
- Hindari makanan yang dilarang untuk iritasi usus, salah satunya adalah makanan olahan
Pengobatan Sindrom Iritasi Usus Besar ke Dokter
Apabila mengalami gejala serius IBS, seperti pendarahan dan rasa nyeri yang dirasakan tidak kunjung membaik setelah dilakukan perawatan rumahan dan bahkan semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Stella Kartolo
Source:
- Healthline. Everything You Want to Know About Irritable Bowel Syndrome (IBS). Oktober 2024.
- Medical News Today. What Are the Different Types of IBS?. Oktober 2024.
- National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diagnosis of Irritable Bowel Syndrome. Oktober 2024.
- WebMD. Irritable Bowel Syndrome (IBS). Oktober 2024.