Ditulis oleh Tim Konten Medis
Menurut WHO, ada lebih dari 1 juta orang tertular penyakit menular seksual (PMS) yang tidak disertai dengan gejala. Penyakit menular seksual (PMS) berdampak secara langsung pada kesehatan seksual dan reproduksi manusia, melalui stigmatisasi, infertilitas, kanker, komplikasi kehamilan serta dapat meningkatkan risiko HIV. Lalu, bagaimana cara mengetahui jika kita terjangkit penyakit menular seksual? Ada ciri-ciri yang dapat dideteksi. Yuk! Simak selengkapnya di sini.

Ada banyak jenis penyakit menular seksual.
Baca Juga: Apakah Sifilis Bisa Sembuh?
Tanda Fisik Penyakit Menular Seksual Secara Umum
Penyakit menular seksual (PMS) secara umum memiliki gejala yang dapat terdeteksi. Gejala-gejala penyakit menular seksual (PMS) meliputi:
- Keluarnya cairan yang tidak biasa dari vagina, penis, atau anus
- Merasakan sakit saat buang air kecil
- Benjolan atau adanya pertumbuhan kulit di sekitar kelamin
- Ruam-ruam pada kulit
- Pendarahan vagina yang tidak biasa
- Alat kelamin atau anus terasa gatal
- Lecet atau luka di sekitar alat kelamin
- Muncul kutil di area mulut, kelamin, dan tenggorokan
Kemunculan gejala di atas yang menjadi indikasi tertular atau terinfeksi penyakit menular seksual (PMS). Munculnya kutil pada beberapa area tubuh tidak selalu terjadi. Ketika seseorang merasakan tanda-tanda di atas, segeralah periksa ke dokter untuk mendeteksi jenis penyakit tersebut.
Tanda Fisik Jenis Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual (PMS) atau infeksi menular seksual (IMS) merupakan penyakit yang umum. Jutaan infeksi baru terjadi setiap tahunnya di Amerika Serikat. Penyakit menular seksual (PMS) menular dari satu orang ke orang lain melalui seks vaginal, oral, dan anal. Mereka juga dapat menyebar melalui kontak fisik yang intim, meskipun hal ini jarang terjadi. Bagaimana cara mengetahui jika kita terjangkit penyakit menular seksual? Ada beberapa ciri yang dapat terdeteksi pada setiap jenis penyakit menular seksual, meliputi:
a. Klamidia (Chlamydia)
Klamidia adalah penyakit menular seksual (PMS) yang paling umum. Ada perkiraan sekitar 1,4 juta kasus baru terdiagnosis setiap tahunnya. Pria yang menderita klamidia akan merasakan sakit ketika sedang buang air kecil dan mengeluarkan cairan dari penisnya.
Sedangkan, pada wanita akan mengalami pendarahan, muncul rasa sakit saat buang air kecil, keluar cairan, dan sakit ringan di perut bagian bawah. Dari seks anal, penderita dapat mengalami mengalami pendarahan dan nyeri pada dubur. Klamidia dapat diobati dengan pemberian antibiotik. Jika tidak mendapatkan pengobatan, maka dapat menimbulkan kerusakan serius pada sistem reproduksi wanita dan menyebabkan kesulitan untuk hamil.
b. Gonore (Gonorrhea)
Gonore menimbulkan infeksi pada alat kelamin, rektum, dan tenggorokan. Kondisi ini sering terjadi pada remaja hingga orang dewasa awal usia 15 hingga 24 tahun. Gonore terkadang tidak menampakkan gejala pada awal kemunculannya. Ciri gonore paling umum, seperti keluarnya cairan dan timbul rasa nyeri pada alat kelamin. Gonore dapat menyebabkan kerusakan serius pada sistem reproduksi wanita yang membuat wanita sulit hamil. Pada pria, gonore yang tidak diobati dapat menyebabkan striktur uretra.

Tes STD untuk mendeteksi infeksi.
Baca Juga: Bagaimana Cara Penularan Penyakit Gonore?
c. Sifilis (Syphilis)
Sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang berpotensi mengancam jiwa penderitanya. Luka yang muncul akibat penyakit sifilis banyak ditemukan pada bagian penis, vagina, anus, rektum, hingga bibir dan mulut.
Gejala pertama berupa adanya luka terbuka tanpa rasa sakit di area alat kelamin, telapak tangan, dan telapak kaki. Selanjutnya, akan muncul ruam seperti bintik-bintik kasar, merah atau coklat kemerahan. Sifilis dapat bertahan bertahun-tahun dan pengobatan paling ampuh dengan pemberian penisilin. Sifilis berkelanjutan dapat menyebabkan kelumpuhan, gangguan jiwa, kerusakan organ, bahkan kematian.
d. Herpes Genital (Genital Herpes)
Satu dari enam orang dengan rentan usia 14 hingga 49 tahun menderita penyakit herpes genital. Infeksi penyakit herpes genital ini terjadi karena dua jenis virus, yaitu Herpes Simplex Virus tipe 1 (HSV-1) dan Herpes Simplex Virus tipe 2 (HSV-2).
Bagaimana cara mengetahui jika kita terjangkit penyakit menular seksual? Virus herpes memiliki tanda munculnya lepuhan yang dapat terbentuk, pecah, dan menimbulkan rasa sakit. Lepuhan membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk sembuh dan hingga saat ini hanya dapat Anda obati dengan obat antivirus.
e. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
AIDS terjadi akibat adanya infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Gangguan AIDS menyerang sistem kekebalan tubuh penderitanya, tidak dapat sembuh dan berpotensi mematikan. Beberapa penderita tidak memiliki tanda-tanda, tapi ada juga tanda-tanda umum yang muncul. Penderita akan menderita flu yang parah dalam waktu lama dan hanya dapat terdeteksi jika melakukan tes. Obat antivirus dapat diberikan kepada penderita AIDS guna meningkatkan kelangsungan hidupnya.
Baca Juga: Kenali Gejala Herpes Genital
Diagnosis dan Pemeriksaan ke Dokter
Cara mengetahui Anda terkena penyakit menular seksual dengan melakukan beberapa jenis tes. Pemeriksaan yang sering dilakukan, seperti tes laboratorium dengan sampel darah, urin, ataupun anatomi. Perbedaan penggunaan sampel dalam tes laboratorium berdasarkan jenis kelamin dan risiko seksual. Selain tes laboratorium, ada juga tes diagnostik yang lebih akurat dan banyak digunakan oleh negara-negara maju. Tes diagnostik sangat berguna untuk diagnosis infeksi penyakit menular seksual (PMS) yang muncul tanpa adanya gejala.
Penyakit menular seksual (PMS) terdiri dari banyak jenis, mulai dari klamidia, gonore, AIDS, herpes, sifilis, dan masih banyak lainnya. Penyakit menular seksual (PMS) dapat berpengaruh secara langsung pada kesehatan organ reproduksi, baik wanita maupun pria. Lalu, bagaimana cara mengetahui jika kita terjangkit penyakit menular seksual? Penyakit menular seksual (PMS) terkadang tidak menimbulkan gejala.
Namun, ada beberapa gejala umum yaitu timbulnya rasa sakit atau nyeri ketika buang air kecil, muncul luka atau lepuhan, flu, demam, hingga keluarnya cairan dari alat kelamin. Rutinlah melakukan pemeriksaan ke dokter terkait kesehatan reproduksi Anda. Pemeriksaan rutin supaya infeksi virus penyakit menular seksual dapat segera terdeteksi dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Telah direview oleh dr. Mutiara Putri Elda Efriant
Source: