Ditulis oleh Tim Konten Medis
Jenis gagal ginjal terbagi atas dua macam, yaitu akut dan kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal kronik melibatkan hilangnya fungsi ginjal secara bertahap. Kondisi ini membutuhkan penanganan yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi serius.
Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah kondisi yang ditandai dengan adanya kerusakan ginjal atau laju filtrasi glomerulus.
Ginjal adalah organ tubuh yang berbentuk menyerupai kacang dan berfungsi sebagai tempat penyaringan darah. Organ ini termasuk dalam sistem urine yang diperlukan oleh tubuh.
Ginjal bisa mengalami kerusakan akibat pola hidup tidak sehat dan mengidap masalah kesehatan tertentu, seperti tekanan darah tinggi, infeksi saluran kemih, dan infeksi ginjal berulang. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko terjadinya gagal ginjal kronik yang perlu diwaspadai.
Apa Itu Gagal Ginjal Kronik?
Gagal ginjal kronik adalah penyakit jangka panjang yang ditandai dengan kerusakan fungsi ginjal. Kondisi ini bisa menyebabkan penumpukan cairan, elektrolit, dan limbah berbahaya di dalam tubuh.
Pada tahap awal, Anda mungkin hanya mengalami tanda dan gejala ringan saja. Hal ini sering kali diabaikan sehingga memicu perkembangan gejala yang semakin parah.
Gagal ginjal kronik tentu berbeda dengan gagal ginjal akut. Perbedaan ini dapat terlihat dari lama berlangsungnya penyakit yang menyerang tubuh.
Gagal ginjal kronik dapat terjadi secara bertahap dan biasanya disebabkan oleh gangguan jangka panjang, seperti diabetes atau tekanan darah. Pada beberapa orang, kondisi ini bisa menimbulkan penyakit ginjal stadium akhir hingga fungsi ginjal yang berhenti sepenuhnya.
Penyakit ginjal kronik juga terjadi selama beberapa bulan hingga tahun, tergantung dari kondisi kesehatan dan gejala yang dialami oleh penderita. Sementara itu, gagal ginjal akut adalah penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba yang terjadi dalam waktu jangka pendek atau selama 7 hari. Kondisi ini ditandai dengan penurunan produksi urine dan peningkatan produksi limbah atau kreatinin di dalam tubuh.
Baca Juga: Kenali Gejala Gagal Ginjal Akut pada Anak pada Setiap Fase
Penyebab Gagal Ginjal Kronik
Faktor penyebab gagal ginjal kronik terjadi karena adanya kencing manis atau diabetes. Kondisi ini ditandai dengan rasa haus meningkat, sering buang air kecil, dan berat badan menurun tanpa penyebab yang jelas.
Diabetes bisa menyebabkan komplikasi jangka panjang dan berkembang secara bertahap. Anda dapat mencegah kondisi ini dengan mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, dan kurangi berat badan berlebih.
Selain itu, penyebab gagal ginjal kronik juga diakibatkan oleh tekanan darah tinggi dan infeksi pada saluran kemih, seperti batu ginjal. Kondisi ini biasanya terjadi karena infeksi penyakit yang tidak segera diobati atau berlangsung dalam waktu lama.
Apa Saja Gejala Gagal Ginjal Kronik?
Adapun sejumlah gejala penyakit gagal ginjal kronik dapat diketahui dengan adanya:
- Jarang buang air kecil
- Tubuh mudah lelah dan tidak berenergi
- Nafsu makan menurun
- Pembengkakan pada tangan, kaki, atau pergelangan kaki
- Sesak napas
- Urine berbusa
- Mata bengkak
- Kulit kering dan terasa gatal
- Sulit tidur
- Mengalami mati rasa atau kesemutan
- Muat dan muntah
- Kram otot
- Tekanan darah tinggi
Berapa Stadium yang Dimiliki?
Berdasarkan seberapa baik fungsi ginjal, penyakit ginjal kronik terbagi atas 5 stadium. Tahapan ini berkisar dari yang sangat ringan hingga berat. Dokter dapat menentukan stadium penyakit ginjal kronik berdasarkan laju filtrasi glomerulus (GFR).
Berikut ini adalah jenis stadium yang dapat dialami oleh penderita:
- Stadium 1: Tahapan ini memiliki GFR sekitar 90 atau lebih tinggi mL/menit. Fungsi ginjal pada stadium 1 cenderung baik tetapi memiliki tanda-tanda kerusakan ginjal yang ringan.
- Stadium 2: Tahapan ini memiliki GFR sekitar 60-90 mL/menit, artinya ginjal berfungsi dengan baik tetapi terdapat gejala kerusakan ginjal yang cukup banyak.
- Stadium 3a: Tahapan ini memiliki GFR 45-59 mL/menit, artinya ginjal tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan menunjukkan kerusakan ringan hingga sedang.
- Stadium 3b: Tahapan ini memiliki GFR 30-44 mL/menit, artinya ginjal mengalami kerusakan sedang dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
- Stadium 4: Tahapan ini memiliki GFR 15-29, artinya fungsi ginjal semakin memburuk dan hampir tidak berfungsi.
- Stadium 5: Tahapan ini memiliki GFR kurang dari 15, artinya ginjal hampir gagal berfungsi sehingga membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal.
Bagaimana Cara Mendeteksinya?
Dokter dapat mendeteksi gagal ginjal kronik dengan melakukan pemeriksaan fisik dan wawancara medis. Pemeriksaan ini bisa berupa:
- Tes darah: Tes ini dilakukan untuk mengetahui kadar produksi limbah, seperti kreatinin dan urea di dalam darah.
- Tes urine: Menganalisis sampel urine bisa mendeteksi kelainan pada fungsi ginjal dan mengidentifikasi penyebab penyakit ginjal kronik.
- Tes pencitraan: Dokter dapat menggunakan USG untuk menilai struktur dan ukuran ginjal untuk mengetahui penyebab penyakit.
- Mengambil sampel jaringan ginjal untuk pengujian: Tes ini dilakukan dengan anestesi lokal menggunakan jarum panjang dan tipis yang dimasukkan melalui kulit dan ke dalam ginjal.
Baca Juga: Waspada Gagal Ginjal Kronik dan Cara Penanganannya
Komplikasi yang Mungkin Muncul
Penyakit ginjal kronik dapat memengaruhi hampir setiap bagian tubuh penderita. Komplikasi yang dapat terjadi meliputi:
- Retensi cairan yang menyebabkan pembengkakan pada lengan dan kaki
- Peningkatan kadar kalium secara tiba-tiba dalam aliran darah hingga mengganggu fungsi jantung dan mengancam nyawa
- Mengalami anemia atau kekurangan darah
- Peningkatan risiko patah tulang atau tulang telamh
- Penurunan gairah seks
- Kerusakan pada sistem saraf pusat yang menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, perubahan kepribadian, atau kejang
- Sistem kekebalan tubuh menurun.
Pada beberapa kasus, gagal ginjal kronik bisa menimbulkan perikarditis atau peradangan pada selaput kantong yang membungkus jantung. Kondisi ini ditandai dengan beberapa gejala, seperti nyeri dada, sesak napas, demam, dan batuk.
Pengobatan Gagal Ginjal Kronik
Gagal ginjal kronis tidak bisa sembuh secara total. Namun, dokter dapat merekomendasi beberapa pengobatan untuk meredakan gejala dan mengurangi kadar racun di dalam tubuh sehingga terhindar dari komplikasi.
Berikut ini adalah beberapa jenis pengobatan yang bisa dilakukan:
1. Mengobati Penyebabnya
Pilihan pengobatan gagal ginjal kronik cenderung bervariasi, tergantung dari penyebabnya. Kondisi ini bisa diatasi dengan mengonsumsi obat tertentu, sebagai berikut:
- Obat tekanan darah tinggi: Jenis obat ini dapat berupa penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE) atau penghambat reseptor angiotensin II. Obat tekanan darah tinggi dapat menurunkan fungsi ginjal dan mengubah kadar elektrolit di dalam tubuh.
- Obat untuk meredakan pembengkakan: Penderita gagal ginjal kronik sering kali menahan cairan sehingga memicu pembengkakan pada kaki. Obat yang disebut dieurik mampu menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh.
- Obat untuk mengatasi anemia: Jenis obat ini dapat meningkatkan produksi sel darah merah dan meredakan gejala anemia penyebab gagal ginjal kronik. Obat anemia dapat berupa suplemen hormon eritropoietin.
- Obat untuk menurunkan kadar kolesterol: Dokter dapat merekomendasikan obat statin untuk mengurangi kadar kolesterol jahat. Jenis obat ini dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan gagal ginjal kronik.
- Obat untuk melindungi tulang: Jenis obat ini dapat berupa suplemen kalsium dan vitamin D untuk mencegah tulang lemah dan mengurangi risiko patah tulang. Anda juga bisa mengonsumsi obat pengikat fosfat untuk melindungi pembuluh darah dari kerusakan.
Baca Juga: 11 Gejala Gagal Ginjal Stadium Awal yang Sering Diabaikan
2. Dialisis
Pengobatan gagal ginjal kronik selanjutnya adalah dialisis. Prosedur ini mampu membersihkan limbah dan cairan berlebih di dalam darah.
Dialisis terbagi atas dua jenis, yaitu:
- Hemodialisis: Prosedur ini menggunakan mesin yang dapat mengeluarkan darah dari dalam tubuh, lalu menyaringnya melalui dialyzer atau ginjal buatan untuk mengembalikan darah yang telah dibersihkan ke tubuh.
- Dialisis peritoneal: Prosedur ini menggunakan larutan dialysis yang mengandung air, garam, dan zat tambahan lainnya. Dengan dialisis peritoneal, pembuluh darah kecil di dalam lapisan perut mampu menyaring darah secara optimal.
3. Transplantasi Ginjal
Transplantasi ginjal adalah operasi yang dilakukan dengan cara mengganti organ ginjal yang telah rusak dengan ginjal sehat dari pendonor melalui pembedahan. Operasi ini dapat mengobati penyakit ginjal kronik untuk membantu penderita lebih baik dan hidup lebih lama.
Transplantasi ginjal cenderung lebih efektif dibandingkan dengan dialisis. Operasi ini dikaitkan dengan beberapa kondisi, seperti:
- Kualitas hidup yang lebih baik
- Risiko kematian lebih rendah
- Pembatasan diet yang rendah
- Biaya perawatan lebih rendah
Jika gejala gagal ginjal kronik tidak kunjung sembuh dan semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Daniel
Source:
- Mayo Clinic. Chronic Kidney Disease. Diakses 2024.
- National Kidney Foundation. Chronic Kidney Disease (CKD). Diakses 2024.
- Very Well Health. Acute Kidney Injury vs. Chronic Kidney Disease: What’s the Difference?. Diakses 2024.