Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penyebab hipertensi pada anak bisa terjadi karena kelebihan berat badan, pola makan tinggi garam, atau mengalami kondisi medis tertentu. Kadar tekanan darah normal pada anak usia di bawah 13 tahun berdasarkan persentil tekanan darah sesuai usia, jenis kelamin, dan tinggi badan.

Hipertensi bisa karena berat badan berlebih.
Penyakit hipertensi adalah kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan dalam pembuluh darah sekitar 140/90 mmHg atau lebih tinggi. Kondisi ini sangat umum terjadi tetapi bisa menjadi masalah kesehatan serius apabila tidak mendapatkan pengobatan sedini mungkin.
Pada banyak kasus, orang dengan tekanan darah tinggi sering kali tidak merasakan gejala. Salah satu untuk mengetahuinya bisa dengan pemeriksaan tensi. Kondisi ini tidak hanya menyerang orang dewasa tetapi juga pada anak-anak.
Seperti Apa Hipertensi pada Anak?
Semakin muda usia anak, risiko tekanan darah tinggi biasanya terjadi karena kondisi medis tertentu. Namun, anak yang berusia lebih besar atau remaja dapat mengalami tekanan darah tinggi karena alasan yang sama seperti orang dewasa. Misalnya, kelebihan berat badan, jarang berolahraga, dan pola makan tidak sehat.
Pada dasarnya, tidak ada kisaran tekanan darah tinggi pada anak. Sebab, anak mengalami pertumbuhan sehingga apa yang dianggap normal akan berubah seiring waktu.
Tekanan darah (tensi) normal pada anak usia 1-13 tahun di bawah persentil ke-90. Sementara usia di atas 13 tahun sekitar 120/80 mmHg.
Mengutip dari Mayo Clinic, remaja dikatakan tekanan darah tinggi apabila kadarnya mencapai 130/80 mmHg atau lebih tinggi. Sebagai orang tua, Anda bisa menurunkan tekanan darah tinggi pada anak dengan mengonsumsi makanan yang baik untuk kesehatan jantung dan rendah garam (natrium).
Pastikan juga rutin berolahraga sebagai cara mencegah hipertensi di kemudian hari. Bagi sebagian anak, pengobatan medis dapat diperlukan sehingga Anda bisa membawanya ke dokter.
Baca Juga: 10 Obat Darah Tinggi Alami untuk Mengatasi Hipertensi
Penyebab Hipertensi pada Anak
Pengukuran tekanan darah pada anak sangat penting untuk mendeteksi adanya gangguan kesehatan, seperti hipertensi atau tekanan darah rendah. Jika kadarnya terlalu tinggi, penyebab hipertensi pada anak terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Hipertensi Primer
Hipertensi primer merupakan penyebab umum dan biasanya terjadi setelah anak berusia 6 tahun atau remaja. Secara definisi, penyebab hipertensi primer tidak diketahui sehingga memerlukan diagnosis eksklusi.
Namun, kondisi ini biasanya menyerang anak-anak dengan kondisi, sebagai berikut:
- Obesitas atau kelebihan berat badan
- Memiliki riwayat penyakit keluarga
- Mengalami masalah sosial, seperti pelecehan sejak kanak-kanak atau kekerasan dalam rumah tangga
- Memiliki faktor intrauterin, seperti berat badan lahir rendah
- Pola makan tidak sehat, termasuk sering mengonsumsi makanan tinggi garam dan tinggi kalori
- Jarang berolahraga
2. Hipertensi Sekunder
Perbedaan hipertensi primer dan sekunder dapat terlihat dari penyebabnya. Hipertensi sekunder terjadi karena masalah kesehatan, seperti:
- Gangguan parenkim ginjal (penyakit ginjal polikistik, nefropati refluks, atau pielonefritis)
- Gangguan endokrin (hipertiroidisme, kelebihan katekolamin)
- Penyakit renovaskular (stenosis arteri ginjal, trombosis vena ginjal)
- Penyakit kardiovaskular (koarktasio aorta, fistula arteriovena)
- Gangguan pernapasan saat tidur
- Stres atau rasa sakit psikologis
- Konsumsi obat-obatan tertentu secara berlebihan, glukokortikoid, steroid anabolik, stimulan
Gejala Tekanan Darah Tinggi pada Anak
Umumnya, tekanan darah tinggi tidak menimbulkan gejala sehingga sering kali tidak disadari oleh penderita. Namun, pada beberapa kasus, kondisi ini dapat menyebabkan keluhan tertentu yang mengindikasikan kondisi medis serius, di antaranya:
- Sakit kepala
- Sesak napas
- Jantung berdebar-debar atau detak jantung cepat
- Nyeri di bagian dada
- Muntah
- Kejang
Jika anak mengalami kondisi tersebut, Anda bisa membawanya ke layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Cara Mengatasi Hipertensi pada Anak
Hal yang harus dilakukan jika tensi anak tinggi, antara lain:
- Menurunkan berat badan: Bila anak mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, Anda bisa memulai perubahan dari hal-hal kecil. Misalnya, mengajak anak untuk rutin berolahraga secara bertahap, kurangi porsi makan, dan kurangi minuman manis atau makanan olahan.
- Latihan aerobik: Cobalah untuk melakukan aktivitas sedang hingga berat selama 60 menit dalam sehari. Contoh olahraga ini dapat berupa bersepeda, bermain sepak bola, berlari, atau melompat-lompat.
- Berhenti merokok: Sering terpapar asap rokok bisa membuat anak mengalami tekanan darah tinggi. Hal ini juga meningkatkan risiko kerusakan jantung dan pembuluh darah.
- Konsumsi makanan rendah kolesterol: Jenis makanan ini meliputi buah, sayur, dan ikan berlemak. Batasi asupan kolesterol hingga kurang dari 300 miligram dalam sehari.
- Hindari makanan yang mengandung banyak garam: Usahakan untuk tidak memberi makanan yang mengandung tinggi garam pada anak. Sebab, hal ini bisa membuat tekanan darah naik dan masalah kesehatan serius apabila mengabaikannya.
- Meningkatkan asupan air: Hindari memberi anak minuman berkalori kosong, seperti jus, soda, dan teh manis. Penting untuk mencukupi kebutuhan cairan pada anak dengan minum air putih setiap hari.
Baca Juga: 9 Penyakit Akibat Komplikasi Hipertensi, Stroke hingga Jantung
Obat Hipertensi untuk Anak
Pada beberapa kasus, dokter dapat merekomendasikan obat-obatan tertentu untuk mengatasi hipertensi pada anak. Obat ini biasanya dimulai dengan perubahan gaya hidup.
Sebagai contoh, anak dengan hipertensi normal atau stadium 1 tanpa gejala dan memiliki kerusakan pada organ, kondisi ini memerlukan perubahan pola hidup serta pengobatan apabila tekanan darah tinggi tidak kunjung menurun dalam waktu 6 bulan.
Dokter dapat memberikan obat pada dosis terendah dan semakin meningkat setiap 1-4 minggu hingga tekanan darah stabil. Jenis obat untuk mengobati hipertensi meliputi pengubah adregenik (agonis alfa-2, beta blocker), penghambat enzim pengubah angiotensin, dan penghambat reseptor angiotensi II.
Sementara itu, anak dengan hipertensi persisten memerlukan terapi oral, seperti penghambat enzim pengubah angiotensin atau penghambat saluran kalsium sesuai anjuran dokter. Pemberian kedua jenis obat dapat sebagai dosis harian tunggal dan sama-sama efektif dalam mengatasi gejala yang terjadi.
Jika Anda mengetahui anak berisiko tinggi terkena tekanan darah tinggi, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Jangan ragu juga untuk berkonsultasi dengan tim medis agar memperoleh penanganan yang tepat.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital.
Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Sony Prabowo, MARS
Source:
- American Heart Association. Pediatric Primary Hypertension: An Underrecognized Condition: A Scientific Statement From the American Heart Association. Juni 2025.
- Johns Hopkins Medicine. Pediatric Hypertension. Juni 2025.
- Mayo Clinic. High Blood Pressure in Children. Juni 2025.
- World Health Organization. Hypertension. Juni 2025.