Ditulis oleh Tim Konten Medis
Demam berdarah (DBD) adalah penyakit yang menular lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Kondisi ini tidak hanya menular melalui gigitan nyamuk saja, tetapi dapat menyebar melalui transmisi. Untuk mencegah penularan, Anda bisa melakukan metode 3M, yaitu menguras, menutup, dan mendaur ulang barang-barang yang tidak terpakai.
Penyakit DBD membutuhkan penanganan medis segera mungkin agar terhindar dari masalah kesehatan serius.
Demam berdarah (DBD) adalah penyakit yang terjadi akibat virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini biasanya sering menyerang pada musim hujan di wilayah iklim tropis, termasuk Indonesia.
Jika populasi nyamuk Aedes semakin banyak, dapat meningkatkan risiko penularan virus dengue di masyarakat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran karena penyakit DBD cukup berbahaya dan dapat mengancam jiwa.
Lantas, apakah demam berdarah menular? Mari cari tahu jawabannya melalui penjelasan di bawah ini.
Fakta Medis Demam Berdarah (DBD) Menular
Demam berdarah dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang telah terserang virus dengue sebelumnya. Namun, kondisi ini tidak bisa menular melalui kontak fisik secara langsung, seperti dari penderita ke orang lain.
Hal ini termasuk juga dengan bersentuhan tangan atau terkena air liur penderita DBD. Oleh sebab itu, Anda tidak perlu khawatir apakah demam berdarah bisa menular atau tidak.
Namun, penyebab penyakit demam berdarah tidak hanya menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes saja tetapi bisa melalui bentuk transmisi dan prosedur medis. Sebagai contoh, DBD yang menular dari ibu hamil ke janin selama masa kehamilan. Hal ini bisa terjadi karena virus dengue dapat menyebar melalui sistem peredaran darah ibu hamil kepada janin.
Penularan demam berdarah juga kemungkinan bisa terjadi melalui prosedur medis, seperti donor darah, transplantasi organ, luka akibat suntikan jarum, dan uji laboratorium. Meskipun begitu, kondisi ini sangat jarang terjadi pada kebanyakan kasus penyakit demam berdarah.
Baca juga: Makanan untuk Penderita DBD dan Pantangannya
Gejala DBD
Saat seseorang terkena penyakit demam berdarah, maka akan muncul gejala ringan yang menimbulkan keluhan, seperti ruam kulit merah, nyeri sendi, demam, dan sakit kepala. Jika tidak mendapatkan penanganan, demam berdarah bisa menyebabkan komplikasi serius hingga kematian.
Oleh sebab itu, penting untuk memeriksakan diri ke dokter apabila Anda mengalami gejala demam berdarah, seperti demam tinggi, nyeri otot, dan muncul bintik merah pada kulit.
Selain itu, terdapat beberapa fakta medis demam berdarah (DBD) lainnya, antara lain:
- Memiliki ciri khas: Seperti bintik-bintik merah di kulit. Pada awalnya, demam berdarah tidak menunjukkan gejala tetapi dapat terlihat bintik merah yang muncul sekitar 2 sampai 5 hari.
- Hampir mirip dengan demam biasa: Banyak orang sering menduga bahwa penyakit DBD memiliki kesamaan dengan demam flu biasa. Anda bisa melakukan tes darah apabila demam tidak kunjung hilang di hari keempat untuk membuat diagnosis yang tepat
- Terdapat tiga fase demam berdarah: Fasenya dapat berupa fase demam, fase kritis, dan fase pemulihan
Cara Mencegah Penularan Demam Berdarah (DBD)
Cara mencegah penularan DBD, yaitu dengan memberantas sarang nyamuk Aedes. Biasanya nyamuk ini menyukai tempat yang lembab, gelap, dan terdapat genangan air.
Anda dapat melakukan pencegahan dengan menerapkan metode 3M, yaitu menguras benda-benda yang dapat menimbulkan genangan air, menutup tempat penampungan air bersih, dan mendaur ulang barang bekas yang menjadi tempat sarang nyamuk.
Bukan hanya itu saja, ada beberapa cara yang perlu dilakukan untuk mengatasi penularan virus dengue akibat nyamuk Aedes, antara lain:
- Menanam tanaman yang dapat mengusir nyamuk, seperti serai wangi, bunga lavender, dan kemangi
- Rutin memeriksa tempat penampungan air secara berkala
- Gunakan obat nyamuk saat menjelang tidur, obat ini dapat berupa semprotan, obat nyamuk bakar, atau elektrik
- Menggunakan kelambu atau kawat anti nyamuk di jendela dan ventilasi
- Tidak menggantung pakaian di kamar
- Menaburkan bubuk larvasida di tempat penampungan air bersih yang sudah dikuras
- Melakukan fogging sebanyak dua kali dengan jeda waktu satu minggu saat wabah DBD sedang meningkat
- Memperbaiki saluran atau talang air yang rusak
- Saling bergotong royong untuk membersihkan lingkungan rumah
- Memelihara ikan yang memangsa jentik nyamuk, seperti ikan cupang dan ikan koi
- Menguras bak mandi seminggu sekali
- Memangkas dan membersihkan tanaman liar di lingkungan rumah
- Menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D, seperti ikan salmon, tuna, dan hati sapi
Anda juga bisa menjalani vaksin dengue yang telah mendapatkan persetujuan dari BPOM Republik Indonesia. Vaksin ini dapat diberikan sebanyak tiga kali dengan jarak dosis per enam bulan.
Vaksin dengue sudah resmi beredar di Indonesia dan mudah ditemukan di klinik atau rumah sakit terdekat. WHO atau Badan Kesehatan Dunia mengungkapkan bahwa vaksin merupakan salah satu cara untuk mencegah penyebaran virus dengue pada nyamuk Aedes.
Dokter atau ahli medis profesional dapat memberikan vaksin pada pasien yang berumur 9 hingga 45 tahun. Meskipun begitu, penelitian membuktikan bahwa vaksin dengue lebih efektif pada anak-anak dan usia remaja 9 hingga 16 tahun.
Baca juga: Apakah Penderita DBD Boleh Mandi?
Apabila gejala penyakit demam berdarah yang dirasakan tidak kunjung membaik disertai munculnya demam tinggi, muncul bintik merah, nyeri otot dan sendi hingga pendarahan sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU). Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Steffe Lie
Source:
- Healthdirect. Dengue Fever. Maret 2024.
- Mayo Clinic. Dengue Fever. Maret 2024.