Ditulis oleh Tim Konten Medis
Bekam di kepala mampu mengatasi berbagai masalah kesehatan, mulai dari sakit kepala, migrain, sinusitis, hingga peradangan kronis. Meskipun begitu, terapi ini dapat menimbulkan efek samping berupa infeksi apabila alat bekam tidak steril.

Meskipun memiliki manfaat, bekam di kepala dapat menimbulkan efek samping, seperti merah dan bengkak pada kulit.
Terapi bekam menjadi salah satu pengobatan tradisional yang dapat meredakan nyeri pada tubuh. Terapi ini menggunakan teknik hisap untuk menarik darah keluar dari bagian tubuh tertentu, termasuk kepala.
Manfaat bekam di kepala mampu meningkatkan sirkulasi darah secara efektif. Anda dapat melakukan terapi ini setiap satu bulan sekali untuk memperoleh manfaat secara optimal.
Manfaat Bekam di Kepala
Pengobatan tradisional bekam cukup terkenal di Indonesia. Pengobatan ini melibatkan cangkir khusus yang dipanaskan. Kemudian, dokter atau terapis dapat meletakkan cangkir ke bagian kulit kepala yang terasa sakit.
Terapi bekam terbagi atas dua jenis, yaitu bekam kering dan bekam basah. Pada bekam kering, terapis akan membiarkan cangkir menempel pada kulit selama tiga menit.
Sementara itu, terapi dapat membuat sayatan kecil untuk mengeluarkan darah kotor pada prosedur bekam basah. Kemudian, bagian luka akan diolesi dengan salep antibiotik dan ditutup dengan perban untuk mengurangi risiko terkena infeksi penyakit.
Fungsi bekam adalah untuk meningkatkan sirkulasi darah dan meredakan berbagai masalah kesehatan, mulai dari peradangan sendi, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan gangguan pada kulit.
Selain itu, terdapat manfaat bekam di kepala yang mampu meredakan gejala sakit kepala dan nyeri otot. Bahkan, terapi ini bisa mengatasi masalah limfatik sampai peradangan kronis.
Titik bekam di kepala dapat berjumlah 100 titik yang paling baik. Darah yang keluar saat menjalani terapi bekam di kepala, mampu meredakan berbagai masalah kesehatan, seperti migrain. Anda dapat mengatasi gangguan di area kepala secara tanpa perlu menggunakan bahan kimia.
Bahkan, bekam dapat mengobati kulit berjerawat pada area wajah. Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan darah kotor atau mati yang terdapat di wajah.
Terapi bekam mampu mengeluarkan darah kotor dan menggantinya dengan sel darah merah baru. Hasilnya, jerawat bisa diatasi dan mencegah gangguan ini muncul kembali.
Beberapa penyakit yang bisa disembuhkan dengan bekam dapat berupa batuk, asma, kongesti bronkus, sakit punggung, asam urat, diabetes, dan varises. Anda dapat mengonsumsi camilan atau makanan ringan dalam dua sampai tiga sebelum menjalani terapi.
Penelitian membuktikan bahwa pengobatan bekam di kepala mampu mengurangi ketegangan pada otot dan melancarkan aliran darah pada tubuh. Meskipun begitu, penelitian ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut dan mendalam. Anda dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum melakukan terapi bekam.
Baca juga: Manfaat Bekam untuk Wanita
Efek Samping Bekam
Meskipun memiliki sejumlah manfaat, terdapat efek samping bekam di kepala yang dapat mengganggu kesehatan tubuh. Kondisi ini bisa terjadi apabila terapi tidak dilakukan dengan cara yang tepat dan benar.
Selain itu, terapis juga perlu memahami titik bekam yang dilarang, seperti bagian kelenjar getah bening, ketiak, leher depan di bagian tenggorokan, ulu hati, puting payudara, dan lutut. Melakukan bekam pada titik bahaya ini bisa meningkatkan efek samping.
Adapun beberapa tanda-tanda efek samping setelah menjalani terapi bekam, antara lain:
- Bekas luka dan perubahan kulit: Terapi bekam bisa menyebabkan merah dan bengkak pada bagian tubuh. Bahkan, terapi ini bisa menimbulkan bekas lingkaran atau bintik gelas.
- Mengalami infeksi penyakit: Penggunaan alat bekam yang tidak steril dapat meningkatkan risiko terkena infeksi penyakit. Hal ini bisa terjadi karena bakteri dapat masuk ke luka dan menimbulkan infeksi.
- Rasa nyeri dan tidak nyaman: Pada beberapa kasus, bekam bisa menyebabkan rasa nyeri dan tidak nyaman. Hal ini biasanya terjadi pada kulit yang sensitif.
- Kepala pusing dan kelelahan: Kondisi ini terjadi apabila darah yang keluar terlalu banyak.
Bukan hanya itu saja, bekam juga memicu gejala ringan, seperti tegang otot, luka bakar, mual, dan muntah. Namun, gejala ini akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari.
Terapi bekam juga mengakibatkan perubahan warna kulit berupa keunguan atau memar. Kondisi ini terjadi karena adanya pembuluh darah atau kapiler yang pecah. Selain itu, kulit memar setelah bekam terjadi karena tersedot atau terhisap cangkir panas.
Pecahnya pembuluh darah bisa menyebabkan gumpalan darah yang dengan bentuk bulat dan warna khas. Biasanya, kondisi ini akan menghilang sekitar tiga sampai lima hari setelah melakukan terapi bekam.
Baca Juga: Manfaat Bekam Wajah untuk Kecantikan dan Jerawat
Orang yang Tidak Boleh Melakukan Bekam
Bahaya bekam di kepala memiliki risiko efek samping yang rendah. Meskipun begitu, tidak semua orang dapat menjalani pengobatan alternatif.
Berikut beberapa kondisi yang tidak disarankan untuk terapi bekam:
- Ibu hamil
- Anak usia di bawah 4 tahun
- Lansia di atas 60 ke atas
- Sedang menstruasi
- Penderita kelainan darah, seperti hemofilia
- Mengalami penyakit kulit, seperti eksim
- Mengidap psoriasis atau peradangan kulit
- Mengalami epilepsi atau kejang
- Memiliki riwayat penyakit stroke
- Mengonsumsi obat pengencer darah
- Mengalami patah tulang atau kejang otot
Sebelum menjalani terapi bekam, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk memastikan pengobatan yang tepat dan aman. Terapi ini bukan termasuk dalam pengobatan medis.
Pastikan Anda memilih tempat terapi bekam yang memiliki sertifikat, terpercaya, dan menggunakan alat kualitas baik, serta steril. Anda juga perlu berkonsultasi pada dokter sebelum melakukan bekam.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital.
Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Reynaldi Fernandes
Source:
- Harvard Health Publishing. What Exactly is Cupping?. Juni 2024.
- Healthline. What Is Cupping Therapy?. Juni 2024.
- WebMD. Cupping Therapy. Juni 2024.