Ditulis oleh Tim Konten Medis
Apakah herpes berbahaya? Herpes biasanya tidak membahayakan, tetapi dapat menimbulkan komplikasi serius pada orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah atau pada kondisi tertentu seperti kehamilan.
Infeksi kulit semakin parah dan meluas bila bagian kulit yang terbuka bersentuhan langsung dengan virus.
Herpes adalah salah satu infeksi virus yang cukup umum terjadi, tetapi sering kali menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran bagi banyak orang. Infeksi ini disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) yang dapat menyerang area mulut atau genital, dengan gejala seperti luka melepuh, gatal, hingga rasa nyeri.
Meski sebagian besar kasus herpes tidak berbahaya dan dapat dikelola dengan pengobatan, komplikasi serius tetap dapat terjadi, terutama pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau pada ibu hamil. Penting untuk memahami tingkat bahayanya agar dapat mengambil langkah pencegahan dan penanganan yang tepat.
Mengenal Herpes dan Penyebabnya
Apakah herpes berbahaya? Herpes merupakan penyakit yang timbul akibat infeksi dua jenis virus, yakni, virus herpes simpleks 1 (HSV-1) dan virus herpes simpleks 2 (HSV-2).
Herpes oral disebabkan oleh virus yang tidak berbahaya yang disebut virus herpes simpleks 1 (HSV-1). Virus HSV-1 mudah ditularkan melalui kontak kulit dan banyak menginfeksi anak-anak serta dewasa muda.
Sedangkan, virus herpes simpleks 2 (HSV-2) yang menyebabkan penyakit herpes genital. Bentuk herpes ini dapat menyebabkan luka internal dan eksternal serta lecet pada area genital.
Bahaya virus herpes berbeda-beda tergantung dengan jenis virus yang menginfeksinya, baik HSV-1 ataupun HSV-2. Virus-virus ini dapat dengan mudah menular dan menyebar dari satu orang ke orang lainnya.
Baca Juga: Kenali Perbedaan Herpes dan Tomcat yang Terlihat Mirip
Bagaimana Virus Herpes Menular?
Virus herpes simpleks (HSV) bisa menyebar dengan berbagai cara, tergantung jenisnya.
1. HSV-1 (Herpes Mulut)
Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) biasanya menular melalui kontak langsung, seperti berbagi alat makan, ciuman, atau kontak dengan air liur. Penularan juga bisa terjadi dari luka yang belum sembuh atau kulit yang tampak normal tetapi sebenarnya terinfeksi.
HSV-1 bahkan dapat mempermudah penularan HSV-2, meskipun sebaliknya, HSV-2 tidak bisa menularkan HSV-1.
2. HSV-2 (Herpes Genital)
Virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2) lebih sering menular melalui hubungan seksual, baik oral, vaginal, maupun anal. Luka herpes genital juga dapat muncul di area lain, seperti wajah.
Penting untuk menghindari perilaku seksual yang berisiko, seperti bergonta-ganti pasangan karena hal ini meningkatkan risiko penularan. Bahkan penggunaan kondom tidak sepenuhnya dapat mencegah penyebaran virus herpes.
Memahami cara penularan ini dapat membantu Anda mengambil langkah pencegahan yang lebih efektif untuk melindungi diri dan orang lain.
Bahaya Herpes Oral
Bahaya virus herpes terbagi menjadi tiga, yaitu herpes oral, herpes genital, dan dampak secara psikososial. Berikut adalah bahaya herpes oral yang perlu diwaspadai:
- Dehidrasi: Luka melepuh di mulut akibat herpes membuat penderita sulit minum air, sehingga tubuh rentan mengalami dehidrasi.
- Infeksi Otak (Ensefalitis): Virus dapat menyebar ke otak, menyebabkan peradangan di area mulut dan tenggorokan. Meskipun jarang, kondisi ini bisa membahayakan kesehatan jika tidak ditangani.
- Infeksi Kulit yang Meluas: Luka herpes di kulit bisa semakin parah jika terkena virus, terutama pada kulit yang rusak atau terbuka.
- Herpes Whitlow pada Jari: Kebiasaan anak menghisap jari dapat menyebabkan herpes whitlow (luka melepuh pada jari). Jika jari yang terinfeksi menyentuh mata, risiko kebutaan dapat meningkat.
Baca Juga: Mengenal Perbedaan Herpes dan Cacar Air
Bahaya Herpes Genital
Herpes genital adalah infeksi ringan yang biasanya tidak berbahaya, tetapi tetap dapat menimbulkan beberapa komplikasi serius. Penderita herpes sering kali membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan kondisinya.
Infeksi virus herpes, terutama herpes genital, dapat menyebabkan stres, khususnya pada ibu hamil, karena risiko yang dapat memengaruhi bayi yang dikandungnya. Stres ini sering kali membuat penderitanya merasa minder dan terbebani secara psikologis.
Virus herpes biasanya menyerang orang dengan usia rentan antara 15-49 tahun. Virus ini dapat menginfeksi area mulut maupun area genital. Meskipun herpes bukan penyakit mematikan, dampaknya cukup besar, baik pada kesehatan fisik maupun mental penderitanya.
Bagi ibu hamil, herpes menjadi lebih serius karena bisa memengaruhi kesehatan bayi. Infeksi ini dapat menyebabkan bayi lahir prematur, kebutaan, atau bahkan kematian. Jadi, apakah herpes berbahaya? Ya, karena dampaknya meliputi berbagai masalah kesehatan seperti lepuhan pada kulit, infeksi mata, hingga peradangan otak
Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi:
- Peradangan Kandung Kemih dan Rektum: Infeksi dapat menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit pada area kandung kemih dan rektum. Akibatnya, penderita bisa kesulitan buang air kecil atau besar.
- Meningitis: Jika virus menyebar ke selaput otak dan sumsum tulang belakang, ini dapat menyebabkan meningitis, yaitu peradangan serius pada area tersebut.
- Ensefalitis: Komplikasi ini sangat jarang terjadi, tetapi infeksi herpes bisa menyebabkan peradangan pada otak (ensefalitis). Kondisi ini adalah gangguan saraf yang serius.
- Keratitis (Infeksi Mata): Virus herpes dapat menginfeksi mata jika seseorang menyentuh luka herpes lalu menyentuh matanya tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Hal ini dapat menyebabkan infeksi pada area mata.
- Herpes Neonatal: Ini adalah komplikasi serius yang menyerang bayi baru lahir. Virus herpes dapat menular dari ibu hamil ke bayi, yang berisiko menyebabkan kerusakan otak, kebutaan, atau bahkan kematian. Meski jarang terjadi, kasus herpes neonatal tercatat sekitar 10 dari 100.000 kelahiran di dunia.
Selalu menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan dengan benar, dapat membantu mencegah penyebaran virus herpes. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan ke dokter.
Selain berdampak pada kesehatan penderita, virus herpes juga memengaruhi psikososial penderita. Gejala herpes oral yang tidak nyaman menimbulkan beberapa stigma sosial dan tekanan psikologis penderita. Sementara herpes genital juga berdampak terhadap kualitas hidup dan hubungan seksual penderita.
Bahaya Herpes Zoster
Herpes zoster atau yang sering disebut cacar api dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius yang memengaruhi kesehatan penderitanya. Salah satu komplikasi paling umum adalah neuralgia pasca herpes (PHN), yaitu nyeri saraf jangka panjang yang muncul di area bekas ruam herpes zoster, bahkan setelah ruamnya sembuh.
PHN bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, dan sering kali menyebabkan rasa sakit yang sangat mengganggu kehidupan sehari-hari. Sekitar 10% hingga 18% penderita herpes zoster dapat mengalami PHN. Risiko ini semakin tinggi seiring bertambahnya usia.
Orang yang lebih tua yang menderita herpes zoster cenderung mengalami PHN dengan rasa sakit yang lebih parah dan lebih lama daripada orang yang lebih muda. Sementara itu, orang yang berusia di bawah 40 tahun jarang mengalami PHN.
Herpes zoster yang muncul di area wajah dapat memengaruhi mata dan berisiko menyebabkan hilangnya penglihatan. Selain itu, ruam herpes zoster juga berpotensi terinfeksi bakteri. Meskipun jarang, herpes zoster juga dapat menyebabkan komplikasi serius lainnya, seperti:
- Infeksi paru-paru (pneumonia)
- Masalah pendengaran
- Radang otak (ensefalitis)
- Kematian
Baca Juga: Bagaimana Bentuk Penyakit Herpes?
Jika Anda mengalami gejala herpes, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU). Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Febriani Kezia Haryanto, MARS
Source:
- WHO. Herpes Simplex Virus. November 2024.
- Healthline. Can You Die from Herpes?. November 2024.
- Yale Medicine. Genital Herpes. November 2024.