Ditulis oleh Tim Konten Medis
Resistensi antibiotik adalah adalah kondisi ketika bakteri mengalami perubahan sehingga dapat melawan efek antibiotik. Bila mengalami kondisi ini, Anda bisa saja menjalani rawat inap, pemulihan dalam waktu lama, perawatan mahal, hingga efek samping yang parah.

Obat antibiotik adalah jenis obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi tertentu. Obat ini bekerja dengan membunuh bakteri dan mencegahnya berkembang biak.
Namun, antibiotik tidak lagi efektif apabila bakteri telah beradaptasi dan tidak merespons obat tersebut. Inilah yang disebut resistensi antibiotik.
Apa Itu Resistensi Antibiotik?
Resistensi antibiotik adalah kondisi ketika bakteri telah berkembang dan mampu menghindari efek obat. Hal ini menyebabkan infeksi menjadi sulit atau tidak bisa diobati sehingga meningkatkan risiko penyebaran penyakit dan gejala yang semakin parah.
Secara umum, resistensi antibiotik terbagi atas 4 jenis yaitu:
- Resistensi intrinsik: Bakteri dapat bertahan hidup terhadap antibiotik karena resistensi intrinsik yang mengubah struktur atau komponennya. Sebagai contoh, antibiotik penisilin tidak dapat memengaruhi bakteri yang tidak memiliki dinding sel.
- Acquired resistance: Bakteri memiliki kemampuan untuk melawan antibiotik. Kemampuan ini berasal dari mutasi genetik baru yang membantu bakteri bertahan hidup atau dengan memperoleh DNA dari bakteri yang sudah resisten.
- Perubahan genetik: DNA bakteri bisa berubah dan mengubah produksi protein. Akibatnya, antibiotik tidak mengenali bakteri yang hidup di tubuh.
- Transfer DNA: Bakteri dapat berbagi komponen genetik dengan bakteri lain, lalu mentransfer DNA yang resistant. Contohnya adalah resistensi Staphylococcus aureus terhadap methicillin (MRSA).
Berdasarkan jenisnya, dapat diambil kesimpulan bahwa beberapa bakteri bisa membuat antibiotik tidak bekerja lagi dengan cara mengubah struktur obat. Ada juga bakteri yang membuang antibiotik dari dalam tubuhnya atau mengubah bagian luar tubuhnya sehingga obat ini tidak bisa menempel dan menyerang.
Karena hal-hal tersebut, bakteri mampu bertahan hidup walaupun sudah diberi antibiotik. Selain itu, bakteri juga kebal terhadap obat karena adanya perubahan (mutasi) pada gennya.
Baca Juga: Pilihan Obat Antibiotik Gonore di Apotek
Apa Itu Superbugs?
Superbugs adalah istilah untuk bakteri, virus, atau kuman yang telah beradaptasi dan terbiasa dengan obat-obatan. Alih-alih menghilang, bakteri tersebut justru berkembang biak dan menyebabkan infeksi.
Ini berarti pengobatan antibiotik tidak berhasil sehingga memicu resistansi. Ada beberapa jenis bakteri yang resisten terhadap obat antibiotik, antara lain:
- Bakteri Clostridium difficile
- Gonore
- Mycobacterium tuberculosis yang resisten terhadap banyak obat
- Enterococci yang resisten terhadap vankomisin
- Staphylococcus aureus yang resisten terhadap methicillin (MRSA).
Faktor yang menjadi penyebab resistensi antibiotik adalah penggunaan obat yang tidak tepat. Misalnya, mengonsumsinya secara berlebihan atau tidak dihabiskan.
Hal ini bisa memicu penurunan efektivitas pada antibiotik sehingga infeksi sulit diobati. Resistensi antibiotik juga dikhawatirkan bisa mengembangkan strain bakteri baru yang tidak bisa diatasi dengan jenis antibiotik apa pun.
Inilah alasan mengapa antibiotik harus dihabiskan dan penggunaannya harus sesuai anjuran dokter agar terhindar dari risiko resistensi.
Baca Juga: Amoxicillin Trihydrate untuk Sakit Gigi Apakah Efektif Menyembuhkan?
Cara Mengatasi Resistensi Antibiotik
Bila resistensi antibiotik terjadi, pasien akan sulit untuk bisa sembuh. Dampak resistensi antibiotik menyebabkan infeksi yang lebih serius, menyebar ke bagian tubuh lainnya, hingga mengancam nyawa.
Pilihan pengobatan untuk mengatasi resistensi antibiotik cenderung terbatas. Dokter dapat mencari jenis antibiotik atau kombinasi obat-obatan untuk mengatasi infeksi yang terjadi. Berikut ini adalah cara menghilangkan resisten antibiotik:
1. Konsumsi Antibiotik Hanya saat Dibutuhkan
Setiap orang memiliki aturan minum antibiotik yang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada jenis bakteri dan kondisi kesehatannya.
Ketika dokter meresepkan obat antibiotik, pastikan untuk mengonsumsinya dalam dosis yang dokter anjurkan. Hindari minum obat secara berlebihan atau tidak minum obat sama sekali.
Beberapa orang juga mengira membutuhkan antibiotik padahal sebenarnya tidak. Jika Anda sedang sakit, konsultasikan ke dokter terlebih dahulu untuk mengetahui konsumsi obat yang tepat.
2. Menjaga Kebersihan yang Baik
Melindungi diri dari infeksi tidak hanya mengonsumsi obat-obatan saja tetapi juga menjaga kebersihan diri. Ini penting untuk mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi risiko infeksi muncul kembali.
Salah satu cara menjaga kebersihan yang baik adalah dengan mencuci tangan dengan teratur. Aktivitas ini perlu Anda lakukan, terutama setelah buang air kecil atau besar, sebelum dan setelah makan, serta setelah beraktivitas di luar ruangan.
3. Menjalani Vaksinasi
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mengatasi sebagian besar infeksi yang resisten terhadap antibiotik. Kecuali, vaksin pneumokokus.
Jenis vaksin ini mampu melindungi tubuh dari penyakit pneumokokus yang terjadi akibat S. pneumoniae. Vaksin pneumokokus sangat dokter sarankan bagi anak-anak usia di bawah 2 tahun dan lansia (usia di atas 65 tahun).
Jenis vaksin lainnya, seperti vaksin flu juga bermanfaat untuk menghindari infeksi virus. Dengan mencegah infeksi virus, hal ini dapat mengurangi risiko munculnya gejala yang membuat Anda harus minum antibiotik.
Itulah pembahasan mengenai resistensi antibiotik yang perlu Anda pahami. Dokter dapat melakukan pemeriksaan medis sebagai cara mengetahui adanya resistensi antibiotik.
Pemeriksaan ini dapat berupa tes darah dan kultur bakteri. Pada tes darah, dokter mampu mengetahui keberadaan bakteri dan mendeteksi adanya mikroorganisme dalam waktu 2 jam.
Sementara kultur bakteridengan mengirimkan sampel cairan atau jaringan yang akan diuji di laboratorium. Perlu Anda ingat kembali bahwa minimal minum antibiotik dalam sehari berbeda-beda pada setiap orang.
Baca Juga: Obat Infeksi Saluran Kencing, Bisa untuk Pria dan Wanita
Hal ini dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien dan masalah kesehatan yang dialaminya. Jika Anda sedang sakit, jangan abaikan gejala yang muncul dan segera periksakan diri ke dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital.
Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh Dr. Sony Prabowo, MARS
Source:
- Cleveland Clinic. Antibiotic Resistance. Agustus 2025.
- Medical News Today. What to Know about Antibiotics. Agustus 2025.
- MedlinePlus. Antibiotic Resistance. Agustus 2025.