Ditulis oleh Tim Konten Medis
Sifilis adalah penyakit menular seksual (IMS) karena bakteri Treponema pallidum. Tanda pertama sifilis adalah munculnya luka nyeri tanpa rasa nyeri. Luka biasanya muncul pertama kali pada organ seksual, rektum atau di mulut. Akibat penyakit sifilis yang harus Anda ketahui agar kondisinya tidak semakin parah.

Tahap awal sifilis ditandai dengan luka di area kelamin, anus, atau mulut.
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang bisa disembuhkan, terutama jika dideteksi dan diobati sejak dini. Pengobatan dengan antibiotik seperti penisilin sangat efektif untuk membunuh bakteri penyebabnya, yaitu Treponema pallidum.
Namun, jika tidak tertangani dengan benar, penyakit sifilis dapat berkembang menjadi lebih parah dan menyebabkan komplikasi serius. Beberapa komplikasi yang perlu Anda waspadai antara lain kerusakan pada otak, jantung, saraf, hingga organ dalam lainnya.
Apa itu Penyakit Sifilis?
Seseorang bisa mengalami sifilis tanpa memiliki gejala apapun. Akibatnya, sifilis jarang segera diobati dan biasanya mulai terdeteksi ketika sudah terjadi kerusakan pada organ seperti jantung atau otak.
Penyebaran sifilis terjadi melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi bakteri penyebab sifilis. Bakteri sifilis tidak dapat tertular melalui barang seperti pakaian orang lain atau berbagai peralatan makan dengan orang lain.
Baca Juga: Bakteri yang Menyebabkan Penyakit Sifilis Adalah
Efek Akibat Penyakit Sifilis pada Setiap Tahapan
Penyakit sifilis dibagi berdasarkan beberapa tahapan. Setiap tahapan akan memiliki tanda dan gejala yang berbeda-beda.
Setiap orang dapat mengalami keseluruhan tahapan atau terjadi tidak sesuai urutan tahapan. Berikut ini tahapan-tahapan yang akan seseorang rasakan akibat penyakit sifilis:
1. Tahap Primer
Sejak pertama kali terpapar, bakteri sifilis akan menyebabkan munculnya luka atau chancre. Luka ini menjadi pintu awal masuknya infeksi sifilis ke dalam tubuh Anda.
Gejala awal sifilis sering kali tidak terasa sakit, sehingga banyak orang tidak menyadari keberadaannya. Bagian tubuh yang terkena bisa meliputi area luar seperti alat kelamin, anus, dan mulut, maupun bagian dalam seperti vagina, kulup, atau rektum.
Ciri khasnya berupa benjolan atau sariawan keras berbentuk bulat yang biasanya muncul satu, meski bisa lebih. Meski tidak nyeri, luka ini sangat menular, terutama saat kontak seksual.
Tak jarang, luka sifilis disalahartikan sebagai jerawat, rambut tumbuh ke dalam, atau benjolan ringan yang tidak membahayakan. Padahal, luka ini bisa hilang sendiri dalam waktu 3 hingga 6 minggu, tapi infeksinya tetap ada dan bisa berkembang ke tahap selanjutnya jika tidak segera terobati.
2. Tahapan Sekunder
Munculnya ruam pada kulit menandakan bahwa sifilis telah memasuki tahap sekunder. Ruam ini bisa menyebar ke seluruh tubuh, biasanya tidak gatal, dan kadang muncul luka seperti kutil di mulut atau area genital.
Selain ruam, gejala lain yang bisa muncul antara lain demam, nyeri otot, kerontokan rambut, sakit tenggorokan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Pada tahap ini, infeksi mulai menyebar lebih luas dalam tubuh dan memengaruhi berbagai sistem organ.
3. Tahapan Laten
Setelah penyakit sifilis menyebabkan penderitanya mengalami ruam di sekujur tubuhnya. Jika tidak dilakukan pengobatan, penyakit sifilis bisa berpindah ke tahap berikutnya, yaitu tahap laten.
Akibat penyakit sifilis pada tahap laten tidak akan menimbulkan gejala dan tanda apapun. Pada tahap ini, bakteri penyebab sifilis tetap ada dalam tubuh dan dapat berlangsung bertahun-tahun sebelum berkembang ke tahap berikutnya.
4. Tahap Tersier
Tahap tersier merupakan tahap akhir dari sifilis yang dapat muncul beberapa tahun atau bahkan dekade setelah infeksi awal jika tidak terobati sejak tahap sebelumnya. Pada tahap ini, penderita bisa mengalami komplikasi serius seperti kebutaan, kerusakan jaringan dan tulang, gangguan saraf seperti stroke atau meningitis, hingga kondisi yang mengancam jiwa.
Baca Juga: Waspadai Gejala Sifilis pada Setiap Stadiumnya
Bahaya Komplikasi Penyakit Sifilis
Meskipun sifilis bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat, bukan berarti penyakit ini bisa Anda anggap sepele. Jika tidak segera tertangani, sifilis dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius yang berdampak jangka panjang bahkan bisa mengancam nyawa.
Berikut ini adalah beberapa risiko komplikasi dari sifilis yang penting untuk diketahui:
1. Meningkatkan Risiko Terinfeksi HIV dan Penyakit Menular Seksual Lainnya
Penderita sifilis memiliki risiko lebih tinggi untuk tertular HIV. Luka atau iritasi pada kulit akibat sifilis bisa menjadi jalan masuk bagi virus HIV maupun infeksi menular seksual lainnya seperti gonore, klamidia, atau herpes genital.
Kondisi ini membuat sistem kekebalan tubuh bekerja lebih keras dan bisa memperburuk gejala jika terjadi infeksi bersamaan. Oleh karena itu, sangat penting melakukan tes dan pengobatan sejak dini agar tidak membuka peluang terjadinya infeksi ganda.
2. Komplikasi Berat di Tahap Lanjut (Tersier)
Jika sifilis dibiarkan tanpa pengobatan, penyakit ini bisa berkembang menjadi tahap tersier yang muncul bertahun-tahun setelah infeksi awal. Pada tahap ini, sifilis bisa merusak berbagai organ seperti otak, jantung, pembuluh darah, hati, hingga tulang dan sendi.
Kerusakan yang terjadi bersifat permanen dan dapat menurunkan kualitas hidup secara drastis. Bahkan, dalam kondisi parah, komplikasi ini bisa menyebabkan kematian.
3. Infeksi pada Otak, Mata, dan Telinga
Sifilis juga dapat menyerang sistem saraf, mata, dan telinga, yang bisa terjadi di tahap mana pun selama infeksi berlangsung. Infeksi ini terkenal sebagai neurosifilis, sifilis okular, dan otosifilis.
Neurosifilis bisa menyebabkan sakit kepala hebat, gangguan otot, hingga masalah mental seperti demensia. Sementara itu, sifilis okular dapat menimbulkan nyeri pada mata, penglihatan kabur, silau berlebih, bahkan kebutaan; dan otosifilis bisa menyebabkan gangguan pendengaran serta keseimbangan.
4. Bahaya Sifilis pada Kehamilan (Sifilis Kongenital)
Jika sifilis tidak diobati selama kehamilan, risiko terhadap janin bisa sangat fatal. Kondisi ini dapat menyebabkan bayi lahir mati, kematian neonatal, kelahiran prematur, atau bayi lahir dengan berat badan rendah.
Bayi yang terinfeksi sejak dalam kandungan juga bisa mengalami gangguan kesehatan seumur hidup. Itulah mengapa ibu hamil sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin agar bisa mendeteksi dan mengobati sifilis sedini mungkin.
Baca Juga: Mengenal Gejala Penyakit Sifilis
Sifilis bisa disembuhkan jika cepat ditangani. Waspadai luka atau benjolan mencurigakan, dan segera periksa ke dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Febriani Kezia Haryanto
Source:
- Mayo Clinic. Syphilis. Juni 2025.
- WebMD. What Are the Symptoms of Syphilis?. Juni 2025.