Ditulis oleh Tim Konten Medis
Tuberkulosis atau TBC adalah infeksi paru-paru yang wajib diwaspadai karena dapat menyerang tulang, ginjal, otak, jantung, hingga kematian. Tidak hanya terjadi pada orang dewasa, TBC pada anak juga merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian dan penanganan yang tepat. Untuk itu, ketahui gejala, penyebab, dan cara mengatasi di bawah ini.
Batuk berkepanjangan lebih dari 3 minggu bisa menjadi tanda awal TBC pada anak.
Gejala TBC pada Anak
TBC pada anak seringkali sulit diidentifikasi karena gejalanya bisa mirip dengan penyakit lain atau mungkin tidak begitu jelas. Namun, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai, seperti:
1. Nafsu Makan Berkurang
Salah satu gejala umum TBC pada anak adalah penurunan nafsu makan. Penurunan nafsu makan ini dapat menyebabkan kekurangan nutrisi dan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Berat Badan Turun Drastis
Kehilangan berat badan drastis adalah tanda lain yang sering terkait dengan penyakit ini. Anak-anak yang mengalami penyakit TBC cenderung kehilangan berat badan dengan cepat tanpa alasan yang jelas. Bahkan jika pola makan mereka tetap normal atau sedikit berkurang. Hal ini karena infeksi TBC dapat menyebabkan peradangan dan mengganggu proses penyerapan nutrisi dalam tubuh.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menghindari Penyakit TBC?
3. Batuk dalam Jangka Waktu Lama
Batuk yang berlangsung dalam jangka waktu lama, terutama lebih dari 3 minggu dapat menjadi gejala awal TBC pada anak. Batuk ini mungkin semakin parah seiring berjalannya waktu dan bisa menjadi kering atau disertai dengan dahak. Batuk terus menerus >2 minggu dan tidak kunjung sembuh bisa menjadi pertanda adanya infeksi pada paru-paru.
4. Tubuh Lemas
Anak-anak yang terinfeksi TBC sering mengalami perasaan lemas dari biasanya. Mereka mungkin merasa mudah lelah, lesu, dan kurang berenergi. Hal ini bisa memengaruhi aktivitas sehari-hari mereka dan mengurangi kemampuan untuk bermain atau belajar seperti biasa.
5. Demam Lebih dari 2 Minggu
Gejala selanjutnya adalah demam yang berlangsung lebih dari 2 minggu tanpa alasan yang jelas. Demam ini mungkin bersifat persisten. Artinya, demam tidak kunjung mereda meskipun anak sudah minum obat penurun panas. Demam dapat terjadi dalam fluktuasi, naik turun dalam rentang suhu tertentu.
6. Berkeringat di Malam Hari
Fenomena “berkeringat di malam hari” adalah gejala khas pada TBC. Anak-anak yang terinfeksi TBC seringkali mengalami keringat yang berlebihan, terutama di malam hari saat mereka tidur. Keringat ini bisa begitu parah sehingga pakaian dan sprei tempat tidur mereka menjadi basah.
7. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening
Kelenjar getah bening adalah bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang membantu melawan infeksi. Pada anak-anak yang terinfeksi TBC, kelenjar getah bening dapat membengkak sebagai respons terhadap infeksi. Pembengkakan ini umumnya terjadi di daerah leher atau di tempat-tempat lain di tubuh. Kelenjar getah bening yang membengkak bisa terasa keras dan nyeri saat disentuh.
Baca Juga: Bagaimana Gejala Jika Terserang Penyakit TBC?

TBC pada anak bisa menyebabkan demam yang berlangsung > 2 minggu, bahkan tidak mereda setelah minum obat penurun panas.
8. Sesak Nafas
Pada beberapa kasus TBC yang lebih parah, terutama ketika infeksi menyebar ke paru-paru dengan luas, anak-anak dapat mengalami kesulitan bernapas atau sesak nafas. Hal ini terjadi karena peradangan dan kerusakan yang disebabkan oleh infeksi TBC dalam paru-paru dapat menghambat aliran udara dan pertukaran oksigen.
9. Batuk Berdarah
Salah satu gejala yang lebih serius adalah batuk berdarah atau hemoptisis. Ketika infeksi TBC merusak jaringan di paru-paru, pembuluh darah kecil di area tersebut dapat pecah. Kondisi ini menyebabkan darah bercampur dengan dahak atau ludah yang dikeluarkan saat batuk. Batuk berdarah ini bisa menjadi tanda adanya kerusakan pada paru-paru akibat infeksi TBC yang sudah cukup parah.
10. Pertumbuhan Terhambat
Anak-anak yang terinfeksi TBC dapat mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan fisik. Infeksi ini dapat mengganggu penyerapan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal sehingga anak mungkin tidak tumbuh sebagaimana mestinya. Pertumbuhan berat badan lambat, tinggi badan kurang optimal, dan perkembangan fisik yang terhambat adalah gejala yang bisa muncul pada anak dengan TBC.
Penyebab TBC pada Anak
Penyebab utama TBC pada anak adalah infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri ini dapat menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Anak-anak memiliki sistem kekebalan yang masih berkembang, membuatnya lebih rentan terhadap infeksi ini. Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko adalah paparan kepada seseorang yang sudah terinfeksi TBC, lingkungan yang tidak higienis, atau kurangnya akses terhadap perawatan medis.
Baca Juga: Bagaimana Cara Mengatasi Penyakit TBC?
Cara Mengobati TBC pada Anak
Setelah terpapar bakteri TBC, seorang anak lebih mungkin berubah dari TBC laten menjadi TBC aktif. Tuberkulosis laten adalah suatu kondisi di mana bakteri sudah ada di dalam tubuh tetapi tidak aktif berkembang biak. Terdapat perbedaan pengobatan TB laten dan aktif pada anak.
Dalam pengobatan TB laten, anak akan diberikan isoniazid-rifapentine selama 12 minggu atau alternatif lain seperti rifampisin selama 4 bulan atau isoniazid selama 9 bulan, seperti yang direkomendasikan oleh Centers for Disease Control and Prevention.
Sedangkan pengobatan tuberkulosis aktif pada anak, perjalanan pengobatan biasanya 6-9 bulan. Obat yang digunakan untuk TBC aktif, seperti isoniazid dan rifampisin, tidak jauh berbeda dengan yang digunakan untuk TBC laten. Penting bagi orang tua untuk memastikan bahwa anak minum obat sesuai resep dokter.
Mengenali gejala, penyebab, dan cara mengobati TBC pada anak adalah langkah penting dalam menjaga kesehatannya. Dengan pengetahuan yang tepat, kita dapat mencegah penyebaran TBC pada anak dan memberikan mereka kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mencurigai adanya gejala di atas.
Telah direview oleh dr. Leonardo
Source: