Ditulis oleh Tim Konten Medis
Tanda-tanda fibroid rahim sering kali tidak menimbulkan gejala sehingga tidak disadari oleh banyak wanita. Namun, pada beberapa kasus, Anda mungkin merasakan gejala, seperti nyeri panggul. Fibroid rahim kadang bisa mengecil atau hilang sendiri, terutama setelah menopause ketika kadar hormon estrogen menurun.
Salah satu tanda fibroid rahim yang sering dialami, yaitu sembelit.
Rahim atau uterus adalah organ wanita yang memiliki bentuk seperti buah pir yang berperan penting untuk mengatur siklus menstruasi, kesuburan, dan kehamilan. Organ ini terletak di antara rektum dan kandung kemih, tepatnya di area panggul.
Kondisi dan penyakit tertentu pada rahim bisa menyebabkan gejala nyeri sehingga memerlukan penanganan medis segera mungkin. Penyakit yang mungkin bisa terjadi dapat berupa fibroid rahim.
Apa Itu Fibroid Rahim?
Fibroid rahim adalah jenis tumor jinak (nonkanker) yang umum berkembang di dalam rahim. Tumor ini bisa tumbuh sebagai nodul tunggal atau dalam kelompok.
Umumnya, ukuran fibroid rahim berkisar 1 milimeter hingga lebih dari 20 sentimeter dengan diameter sekitar 8 inci atau lebih. Sebagai perbandingan, tumor ini bisa berukuran sekecil biji-bijian hingga sebesar semangka.
Banyak wanita yang mengalami fibroid uterus seiring berjalannya waktu. Namun, terkadang tanda-tanda fibroid rahim tidak menimbulkan gejala sehingga sering kali tidak disadari oleh penderita. Anda dapat mengetahui adanya benjolan di rahim saat pemeriksaan panggul atau USG kehamilan.
Baca Juga: 14 Jenis Gangguan Kesuburan dan Cara Mencegahnya
Jenis Fibroid Rahim
Terdapat beberapa jenis fibroid uterus berdasarkan lokasi dan tempat menempelnya nodul, di antaranya:
1. Fibroid Intramural
Fibroid intramural adalah jenis tumor yang paling umum dan biasanya muncul di dalam dinding otot rahim. Kondisi ini bisa menyebabkan uterus meregang atau membesar.
Pengobatannya tergantung pada gejala dan ukuran benjolan yang terjadi. Fibroid intramural terbagi menjadi beberapa bagian, seperti anterior (terletak di bagian depan rahim), posterior (bagian belakang rahim), dan fundus (bagian atas rahim).
2. Fibroid Submukosa
Submukosa bisa tumbuh di lapisan dalam rahim sehingga sering kali menimbulkan gangguan perdarahan. Bahkan, kondisi ini mampu memenuhi rongga rahim meskipun ukurannya sangat kecil.
Selain itu, submukosa juga bisa berkembang di miometrium, yaitu lapisan tengah otot rahim. Kondisi ini tidak seumum jenis lainnya, tetapi bisa memicu gejala yang parah apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
3. Fibroid Subserosa
Tumor subserosa dapat tumbuh dan berkembang di bagian luar rahim. Sebagian besar kondisi ini tidak menimbulkan gejala sehingga perlu Anda waspadai.
Pada beberapa kasus, penderita dapat mengalami nyeri panggul atau perut yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Sampai saat ini, para ahli masih belum mengetahui penyebab fibroid rahim subserosa, tetapi kemungkinan besar terapi hormon estrogen dan progesteron bisa menjadi pemicunya.
4. Fibroid Bertangkai
Sekitar 20-50 persen wanita memiliki fibroid bertangkai di rahim. Namun, hanya sepertiga kasus yang dapat ditemukan oleh dokter selama pemeriksaan fisik.
Fibroid bertangkai tidak menimbulkan risiko sel kanker yang lebih tinggi dan cenderung melekat pada dinding rahim. Sesuai dengan namanya, pertumbuhan tumor ini seolah-olah seperti tangkai. Inilah yang menjadi perbedaan fibroid bertangkai dengan jenis tumor lainnya.
Baca Juga: Ciri-Ciri Wanita Tidak Subur dan Cara Mengetahuinya
Penyebab Fibroid Rahim
Penyebab fibroid rahim belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menduga bahwa kondisi ini bisa terjadi akibat hormon progesteron dan estrogen pada usia reproduksi.
Penelitian membuktikan bahwa tumor cenderung tumbuh dan berkembang ketika adanya peningkatan atau penurunan kadar hormon. Kondisi ini biasanya terjadi selama kehamilan dan transisi menuju masa menopause.
Faktor Risiko Penyebab Fibroid Rahim
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya nodul pada rahim, di antaranya:
- Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
- Usia lanjut atau memasuki masa menopause
- Tidak memiliki anak
- Periode menstruasi datang lebih awal
- Memiliki riwayat penyakit keluarga
- Kekurangan vitamin D
- Pola makan tidak sehat, seperti jarang makan buah dan sayuran, sering konsumsi daging merah, serta minum alkohol secara berlebihan
Gejala Fibroid Rahim
Banyak wanita dengan nodul di rahim tidak menimbulkan gejala apa pun. Kondisi ini biasanya dipengaruhi oleh ukuran, lokasi, dan jumlah fibroid yang terjadi.
Selain itu, tidak ada cara penularan fibroid rahim, terutama saat berhubungan seksual. Berikut ini adalah beberapa tanda-tanda fibroid rahim yang paling umum meliputi:
- Tekanan atau nyeri panggul
- Sembelit
- Nyeri pada perut atau punggung bagian bawah
- Sakit saat berhubungan seksual
- Sering atau kesulitan buang air kecil
- Periode menstruasi yang berlangsung lebih lama atau sering
- Pendarahan haid hebat bersamaan dengan munculnya nyeri
Diagnosis Penyakit Fibroid Rahim
Pada banyak kasus, dokter dapat mendiagnosis nodul di rahim selama pemeriksaan panggul. Anda juga mudah mengenali kondisi ini apabila mengalami pendarahan hebat dan gejala terkait lainnya sebagai bagian dari diagnosis.
Selain itu, ada beberapa pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan oleh tim medis untuk memastikan jenis, ukuran, dan lokasi fibroid tumbuh. Pemeriksaan ini dapat berupa:
- CT scan: Menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambar organ wanita secara rinci dari berbagai sudut.
- Histeroskopi: Dokter dapat memakai alat scope, yaitu tabung tipis dan fleksibel dengan kamera di ujungnya. Pemeriksaan ini sangat penting untuk mengetahui bentuk dan ukuran nodul di dalam rahim.
- Laparoskopi: Selama tes ini, tim medis akan membuat sayatan kecil di perut bagian bawah. Kemudian, memasukkan tabung tipis dan fleksibel dengan kamera di ujungnya untuk memeriksa organ rahim.
- MRI scan: Tes ini menghasilkan gambar secara rinci dengan menggunakan magnet dan gelombang radio.
- Ultrasonografi (USG): Tes pencitraan non-invasif ini menampilkan gambar organ wanita dengan gelombang suara.
Komplikasi Fibroid Rahim
Pada dasarnya, pertumbuhan nodul di rahim tidak berbahaya dan tidak menimbulkan komplikasi serus. Namun, pada beberapa kasus, tanda-tanda fibroid rahim bisa menyebabkan rasa sakit dan masalah kesehatan lainnya apabila tidak mendapatkan penanganan medis segera mungkin.
Gangguan komplikasi yang bisa terjadi akibat nodul di rahim dapat berupa:
- Pendarahan berlebih
- Mengalami anemia atau kekurangan sel darah merah
- Gangguan kesuburan pada wanita
- Pembengkakan pada perut atau daerah panggul
- Rasa sakit yang tidak terkendali
Cara Mengatasi Fibroid Rahim
Hanya sekitar 10 persen fibroid atau tumor dapat menyusut dengan sendirinya. Ini berarti sebagian besar fibroid rahim tidak bisa sembuh tanpa mendapatkan penanganan medis.
Ada beberapa cara mengatasi nodul di rahim yang perlu Anda ketahui, di antaranya;
1. Konsumsi Obat Medis
Dokter dapat memberikan obat-obatan medis sesuai dengan jumlah, lokasi, gejala, dan ukuran nodul di rahim. Obatnya dapat berupa:
- Suplemen zat besi: Jika mengalami anemia akibat fibroid rahim, ahli medis dapat menyarankan untuk konsumsi suplemen zat besi.
- Obat pereda nyeri: Obat ini mengatasi nyeri dan rasa tidak nyaman yang disebabkan oleh nodul di rahim.
- Kontrasepsi: Obat ini dapat membantu gejala nodul di rahim, khususnya pendarahan hebat di antara periode dan kram menstruasi.
- Terapi oral: Elagolix adalah sejenis terapi oral yang berperan penting untuk mengatasi perdarahan uterus berat pada orang yang belum mengalami menopause.
2. Operasi Bedah
Operasi bedah mampu mempertahankan rahim dan meningkatkan peluang hamil di kemudian hari. Salah satu operasi yang dilakukan adalah miomektomi.
Prosedur miomektomi adalah prosedur yang dapat mengangkat fibroid secara menyeluruh. Prosedur ini terdiri dari beberapa jenis, seperti:
- Histeroskopi: Dokter dapat memasukkan alat berbentuk tipis, fleksibel, dan seperti tabung melalui vagina dan serviks ke dalam rahim. Fungsinya adalah untuk memotong dan mengangkat fibroid.
- Laparoskopi: Prosedur ini melibatkan beberapa sayatan kecil di perut sebagai proses pengangkatan fibroid.
- Laparotomi: Selama prosedur ini, dokter dapat membuat satu sayatan berukuran besar di perut untuk mengangkat nodul di rahim.
Cara Mencegah Fibroid Rahim
Secara umum, tidak ada cara mencegah fibroid rahim karena penyebabnya belum diketahui. Namun, Anda bisa mengurangi risikonya dengan menjaga berat badan ideal dan melakukan pemeriksaan panggul secara rutin.
Jika memiliki nodul berukuran kecil, segera periksakan diri ke dokter agar terhindar dari risiko masalah kesehatan serius. Anda juga perlu menjaga pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan gizi seimbang agar tidak menimbulkan gejala yang semakin parah.
Baca Juga: Ciri-Ciri Warna Darah Haid yang Subur dan Tidak Normal
Pengobatan Fibroid Rahim ke Dokter
Apabila gejala fibroid rahim, seperti siklus haid tidak teratur, pendarahan hebat, dan nyeri pada perut yang dirasakan tidak kunjung membaik setelah dilakukan perawatan rumahan dan bahkan semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital.
Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh Dr Sony Prabowo, MARS
Source:
- Cleveland Clinic. Uterus. November 2024.
- Healthline. All About Fibroids (Uterine Fibroids). November 2024.
- Mayo Clinic. Uterine Fibroids. November 2024.