Ditulis oleh Tim Konten Medis
Kondisi rahim setelah kuret bisa mengalami pendarahan ringan, nyeri, dan kram pada perut. Prosedur kuret bisa saja merusak lapisan rahim meskipun jarang terjadi. Biasanya, rahim dapat kembali sehat dan normal dalam waktu 3 bulan lamanya.
Setelah menjalani prosedur kuret, sebaiknya hindari berendam di air untuk mengurangi risiko pendarahan.
Kuret adalah operasi medis yang bertujuan untuk mengangkat lapisan atau jaringan dari rahim. Prosedur ini dapat mengatasi masalah kesehatan tertentu, termasuk keguguran tidak tuntas dan kanker rahim.
Proses kuret tidak berlangsung lama, hanya membutuhkan waktu sekitar 5-10 menit. Namun, keseluruhan prosesnya bisa memakan waktu lebih lama karena adanya proses pemberian anestesi dan berbagai persiapan medis lainnya.
Seperti Apa Prosedur Kuret?
Proses kuret termasuk bagian dari perawatan rumah sakit yang dapat mencegah risiko gejala fisik yang semakin parah. Prosedur ini cenderung bervariasi, tergantung dari jenis perawatan, kondisi kesehatan pasien, dan fasilitas layanan kesehatan.
Sebelum menjalani operasi, dokter dapat memberikan anestesi untuk membuat pasien tertidur dalam waktu tertentu. Anestesi ini dapat berupa umum, tergiona, dan lokal. Selain itu, dokter atau ahli medis profesional bisa melakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik untuk mengetahui reaksi alergi dan obat yang dikonsumsi oleh pasien.
Bukan hanya itu saja, dokter juga menyarankan pengobatan tertentu untuk melebarkan atau melunakkan serviks dengan menggunakan obat misoprostol dan laminaria. Hal ini sangat penting agar memudahkan proses kuret saat berlangsung dan menurunkan risiko etek samping terjadi.
Ahli medis profesional dapat menyiapkan beberapa perlengkapan yang harus dibawa saat prosedur kuret dimulai, seperti dilator, spekum, obat anestesi, dan kuret atau alat pengikis berbentuk sendok. Berikut ini adalah langkah-langkah prosedur kuret meliputi:
- Pasien dapat menggunakan baju medis yang telah tersedia di layanan kesehatan
- Sebelum operasi berlangsung, dokter menganjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih terlebih dulu.
- Pasien diminta untuk memposisikan diri di meja operasi dengan kaki dan tungkai ditopang untuk pemeriksaan panggul
- Kemudian, dokter dapat memasang jalur intravena (IV) di lengan atau tangan, lalu memasukkan kateter urine
- Selanjutnya, alat spekulum dimasukkan ke dalam vagina yang berfungsi untuk melebarkan dinding vagina dan memaparkan serviks
- Dokter dapat membersihkan area rahim dengan larutan antiseptik
- Jika menggunakan anestesi regional atau umum, ahli anestesi harus memantau tekanan darah, kadar oksigen, pernapasan, dan detak jantung pasien selama operasi
- Kemudian, dokter dapat menggunakan alat forsep atau tenakulum agar mampu menahan serviks tetap stabil selama prosedur berlangsung
- Dokter dapat mengikis bagian dalam saluran serviks dengan kuret kecil apabila memerlukan pemeriksaan jaringan dan memasukkan alat tipis berbentuk batang untuk menentukan panjang rahim
- Lalu, dokter dapat memasukkan kuret melalui lubang serviks ke dalam rahim dengan ujung sendok yang tajam
- Jika sudah selesai, tim medis dapat melepas semua alat dan menganalisis jaringan lapisan rahim di laboratorium
Baca Juga: Waspadai 6 Gejala Kanker Rahim Stadium 1 Awal
Bagaimana Kondisi Rahim Setelah Kuret?
Setelah menjalani proses kuret, Anda dapat mengalami bercak atau pendarahan ringan pada vagina selama beberapa hari. Kondisi ini juga terjadi bersamaan dengan gejala lainnya, termasuk kram dan nyeri perut.
Gejala akibat proses kuret kerap memicu rasa tidak nyaman dan tidak mampu tidur dengan nyenyak. Anda bisa mengatasi kondisi ini dengan memilih posisi tidur setelah kuretase, seperti miring atau telentang untuk mengurangi rasa nyeri yang terjadi.
Sebaiknya, penderita menghindari berhubungan seksual, penggunaan tampon, dan douching selama beberapa hari. Bahkan, pasien perlu membatasi aktivitas fisik hingga sembuh secara total.
Rahim juga membutuhkan beberapa waktu untuk membentuk kembali lapisan dinding yang sudah diambil sebelumnya. Akibatnya, tubuh dapat mengalami siklus haid tidak teratur.
Sementara itu, prosedur kuret bisa gagal, meskipun jarang terjadi. Tanda kuret gagal dapat berupa pendarahan hebat, gumpalan darah dari vagina, dan keputihan abnormal.
Kondisi ini bisa menimbulkan infeksi yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Jika mengalami kuret gagal, dokter dapat melakukan prosedur operasi lainnya untuk mencegah infeksi semakin parah.
Apakah Kuret Memengaruhi Kesuburan?
Kuret bisa saja merusak lapisan rahim meskipun jarang terjadi. Kondisi ini merupakan komplikasi serius saat dokter mengambil sampel jaringan di rahim setelah terjadinya abortus atau keguguran.
Bahkan, Prosedur kuret mampu menjaga kondisi rahim tetap subur dan tidak memicu infertilitas pada pasien. Namun, prosedur ini kerap menimbulkan masalah kesehatan tertentu, seperti siklus haid tidak lancar selama beberapa waktu.
Selepas itu, rahim akan kembali normal dan siklus haid berjalan lancar. Jika Anda mengalami gangguan kesuburan, ada beberapa faktor yang memengaruhi kondisi ini. Misalnya, faktor usia, pola hidup tidak sehat, dan mengalami gangguan proses ovulasi.
Efek Samping Kuret
Kuret termasuk perawatan medis yang aman dan mampu mengatasi masalah kesehatan tertentu, seperti kista, tumor, dan kanker rahim. Namun, sama seperti jenis operasi lainnya, prosedur ini memiliki efek samping yang perlu Anda waspadai.
Berikut ini adalah efek samping kuret pada rahim setelah kuret:
- Perforasi uterus: Kondisi ini merupakan komplikasi bedah yang bisa memicu komplikasi serius. Perforasi uterus dapat meningkatkan risiko terjadinya rahim robek atau pecah.
- Infeksi penyakit: Kondisi ini dapat terjadi ketika bakteri, virus, atau makro lainnya masuk ke dalam tubuh dan berkembang biak. Infeksi penyakit bisa menimbulkan gejala ringan hingga berat, tergantung jenis penyakitnya.
- Pendarahan: Setelah selesai menjalani prosedur kuret, pasien dapat mengalami pendarahan dan kram selama beberapa hari. Jika pendarahan hebat terjadi, kondisi ini memerlukan penanganan medis segera mungkin untuk mencegah gejala semakin parah.
- Sindrom Asherman: Jenis sindrom ini biasanya terjadi ketika jaringan parut terbentuk di rahim. Sindrom Asherman bisa memicu kemandulan dan mengubah aliran menstruasi tidak teratur.
Baca Juga: Kenali Penyebab Penebalan Dinding Rahim dan Gejalanya
Pantangan Setelah Kuret
Terdapat beberapa larangan setelah kuret yang perlu Anda perhatikan, seperti:
- Berendam, sebaiknya mandi atau membasuh badan untuk mengurangi risiko terjadinya pendarahan hebat
- Berhubungan intim
- Berenang
- Menggunakan tampon
- Aktivitas fisik atau olahraga terlalu berat
Cara Menjaga Kesehatan Rahim dan Kesuburan Setelah Kuret
Setiap orang memiliki proses pemulihan yang berbeda-beda, tergantung dari jenis prosedur dan pemberian anestesi. Umumnya, rahim bisa kembali sehat setelah kuret dalam waktu 3 kali siklus menstruasi atau 3 bulan.
Anda bisa menjaga kesehatan rahim dan kesuburan dengan memperhatikan cara-cara, berikut ini:
- Mengonsumsi makanan gizi seimbang
- Olahraga ringan secara teratur
- Menjaga berat badan tetap ideal
- Menghentikan kebiasaan merokok atau hindari terkena paparan asap rokok
- Hindari minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang
- Batasi asupan kafein
- Memastikan area perut dan kandungan tetap terjaga agar tidak memicu cedera
Jika Anda mengalami tanda dan gejala infeksi pasca kuret, seperti nyeri perut, demam, atau keluarnya cairan dari dalam tubuh, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU). Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Steffe Lie
Source:
- Better Health Channel. Dilatation and Curettage (D&C). Agustus 2024.
- Cleveland Clinic. Dilation and Curettage (D & C). Agustus 2024.
- Johns Hopkins Medicine. Dilation and Curettage (D and C). Agustus 2024.