Ditulis oleh Tim Konten Medis
Spinal stenosis adalah kondisi penyempitan kanal tulang belakang yang dapat menekan saraf dan menyebabkan nyeri, mati rasa, atau kelemahan otot. Penanganan dapat Anda lakukan melalui terapi fisik, obat-obatan, hingga prosedur medis.

Masalah pada tulang belakang bisa berdampak besar pada aktivitas sehari-hari, salah satunya adalah spinal stenosis. Kondisi ini terjadi saat ruang dalam tulang belakang menyempit dan menekan saraf.
Penyempitan ini bisa menimbulkan nyeri, kesemutan, hingga gangguan gerak. Meskipun umum terjadi seiring bertambahnya usia, gejalanya bisa Anda kendalikan dengan penanganan yang tepat.
Apa Itu Spinal Stenosis
Spinal stenosis adalah kondisi ketika terjadi penyempitan pada canal spinal, sehingga menekan akar saraf atau sumsum tulang belakang. Penyempitan saraf tulang belakang ini bisa terjadi di area leher (servikal), punggung tengah (torakal), maupun punggung bawah (lumbar).
Area yang mengalami tekanan bisa berada di tiga titik utama, kanal pusat (central canal), lubang saraf (neural foramen), atau celah samping di area lumbar (lateral recess). Tekanan pada titik-titik tersebut bisa disebabkan oleh herniasi diskus, pertumbuhan tulang sendi berlebih, atau pergeseran tulang belakang.
Baca Juga: Kanker Tulang Belakang: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi
Penyebab Spinal Stenosis
Spinal canal stenosis terjadi ketika ruang di dalam tulang belakang menyempit dan menekan saraf. Kondisi ini bisa muncul seiring bertambahnya usia atau akibat gangguan lain yang memengaruhi struktur tulang belakang.
Beberapa penyebab stenosis ini dapat terjadi secara alami, namun ada juga yang disebabkan oleh cedera atau kelainan tertentu pada tulang belakang. Berikut ini beberapa faktor yang bisa menyebabkan penyempitan tulang belakang:
- Taji Tulang (Bone Spurs): Pertumbuhan tulang berlebih akibat osteoartritis dapat menekan kanal spinal.
- Herniasi Diskus: Bagian dalam diskus tulang belakang yang menonjol keluar bisa menekan saraf atau sumsum tulang belakang.
- Ligamen yang Menebal: Jaringan ikat yang menghubungkan tulang belakang bisa menjadi kaku dan menekan ruang di spinal canal.
- Tumor: Meski jarang, pertumbuhan jaringan abnormal di dalam kanal spinal bisa menyebabkan penyempitan saraf tulang belakang.
- Cedera Tulang Belakang: Patah tulang atau pergeseran tulang akibat kecelakaan bisa mengurangi ruang di kanal tulang belakang dan menekan saraf.
Gejala Spinal Stenosis
Spinal stenosis umumnya berkembang secara perlahan dan sering kali tidak langsung menimbulkan keluhan. Namun, ketika penyempitan pada tulang belakang mulai menekan saraf, berbagai gejala bisa muncul di leher, punggung, hingga anggota gerak.
Berikut adalah gejala-gejala spinal stenosis yang sering banyak orang alami:
- Nyeri pada Leher atau Punggung Bawah: Rasa sakit bisa terasa tumpul atau tajam, dan makin parah saat berdiri atau berjalan lama.
- Nyeri Menjalar ke Kaki atau Lengan: Rasa nyeri bisa mulai dari bokong dan menjalar ke kaki atau dari leher ke tangan.
- Mati Rasa atau Kesemutan: Sensasi seperti tertusuk jarum di lengan, tangan, kaki, atau bokong.
- Kelemahan Otot: Kaki atau tangan terasa lemas, sulit digerakkan, atau mudah kehilangan kekuatan.
- Rasa Berat dan Kram pada Kaki: Terutama saat berjalan jauh, yang bisa membaik saat duduk atau membungkuk ke depan.
- Gangguan Keseimbangan: Kesulitan menjaga posisi tubuh saat berdiri atau berjalan.
- Penurunan Fungsi Tangan: Sulit menulis, mengancingkan baju, atau melakukan aktivitas detail lainnya.
Cara Mendiagnosis
Diagnosis spinal stenosis mulai dari pemeriksaan fisik. Dokter akan mengecek lokasi nyeri dan bagaimana nyeri itu memengaruhi gerakan tubuh. Pasien akan dokter minta untuk duduk, berdiri, berjalan, serta menekuk badan ke berbagai arah.
Saat berbaring, pasien juga diminta mengangkat kaki lurus. Jika terasa nyeri serta muncul kebas atau kesemutan di satu kaki, ini bisa menjadi tanda gejala khas pada pasien lumbar stenosis. Untuk menilai fungsi saraf, dokter akan mengetuk lutut dengan palu refleks dan menyentuh kaki dengan kapas atau benda ringan lainnya.
Pemeriksaan keseimbangan dilakukan dengan meminta pasien berdiri sambil menutup mata. Tes lanjutan seperti MRI, CT scan, rontgen tulang belakang, atau elektromiografi (EMG) mungkin untuk memastikan diagnosis dan melihat tingkat keparahan penyempitan tulang belakang.
Baca Juga: Apa Itu Skoliosis? Penyebab, Gejala, Pengobatan
Cara Mengatasi Spinal Stenosis
Penanganan spinal stenosis bergantung pada tingkat keparahan gejala yang pasien alami. Beberapa orang cukup menjalani terapi non bedah, sementara kasus yang lebih parah mungkin membutuhkan tindakan medis lanjutan.
Tujuan utama pengobatan adalah mengurangi nyeri, menjaga mobilitas, dan memperbaiki kualitas hidup. Berikut berbagai cara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi spinal stenosis:
1. Konsumsi Obat-obatan
Dokter biasanya akan meresepkan obat untuk meredakan nyeri dan peradangan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Pada beberapa kasus, antidepresan seperti amitriptyline juga dokter berikan untuk mengurangi nyeri kronis.
Selain itu, obat antikejang seperti gabapentin bisa membantu mengurangi rasa sakit akibat saraf yang terganggu. Obat opioid dapat Anda gunakan, tetapi biasanya sebagai pilihan terakhir karena berisiko menyebabkan ketergantungan.
2. Terapi Fisik
Terapi fisik berperan penting dalam memperkuat otot, menjaga fleksibilitas tulang belakang, serta meningkatkan keseimbangan. Fisioterapis akan mengajarkan gerakan dan latihan yang sesuai dengan kondisi pasien, sehingga tubuh tetap aktif tanpa memperparah gejala spinal stenosis.
3. Suntikan Steroid
Jika saraf mengalami peradangan akibat terjepit, dokter bisa menyarankan penyuntikan obat steroid ke sekitar area saraf. Suntikan ini dapat mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri.
Namun, penggunaan steroid perlu dibatasi karena efek sampingnya bisa melemahkan tulang dan jaringan di sekitarnya jika terlalu sering.
4. Prosedur Jarum untuk Ligamen Menebal
Pada beberapa kasus, ligamen di bagian bawah tulang belakang bisa menebal dan mempersempit ruang saraf. Dokter dapat menggunakan alat berbentuk jarum untuk mengangkat sebagian jaringan ligamen tersebut.
Prosedur ini umumnya dilakukan tanpa rawat inap, dan pasien bisa pulang di hari yang sama.
5. Operasi Tulang Belakang
Jika pengobatan lain tidak efektif, tindakan operasi mungkin diperlukan. Beberapa jenis operasi yang umum dokter lakukan antara lain:
- Laminektomi, yaitu pengangkatan bagian belakang tulang belakang (lamina) untuk memberi ruang lebih pada saraf.
- Laminotomi, hanya mengangkat sebagian kecil lamina di titik tertentu yang menekan saraf.
- Laminoplasti, dilakukan di area leher, dengan membuka ruang tulang belakang menggunakan teknik engsel.
Meskipun operasi dapat membantu meringankan gejala spinal stenosis, tidak semua pasien mendapatkan hasil maksimal. Risiko komplikasi seperti infeksi, pembekuan darah, atau kerusakan selaput saraf juga perlu diperhitungkan sebelum menjalani prosedur ini.
Cara Mencegah Spinal Stenosis
Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah spinal stenosis sepenuhnya, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan tulang belakang dan menurunkan risikonya. Berikut beberapa kebiasaan sederhana yang bisa Anda terapkan sejak dini:
1. Rutin Bergerak dan Berolahraga
Aktivitas fisik secara teratur sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang belakang. Anda tidak perlu selalu ke gym, cukup pilih olahraga yang Anda sukai dan bisa dilakukan secara konsisten, seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda.
Olahraga membantu membangun kekuatan otot inti (core), meningkatkan daya tahan tubuh, serta menjaga fleksibilitas dan postur tulang belakang. Jika merasakan nyeri saat berolahraga, segera hentikan dan konsultasikan ke dokter.
2. Lakukan Peregangan untuk Menjaga Fleksibilitas
Kekakuan dan rasa nyeri di punggung bisa membuat Anda sulit bergerak dan menurunkan fleksibilitas tubuh. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat memperburuk kerusakan tulang belakang.
Melakukan latihan peregangan secara rutin seperti yoga atau senam ringan dapat membantu mengurangi kekakuan, melancarkan pergerakan, dan mencegah kekakuan bertambah parah.
3. Jaga Berat Badan Tetap Ideal
Berat badan berlebih memberikan tekanan ekstra pada sendi dan tulang belakang, yang dapat mempercepat kerusakan dan meningkatkan risiko terjadinya spinal stenosis. Menjaga berat badan ideal tidak hanya baik untuk tulang belakang, tetapi juga membantu mencegah berbagai gangguan kesehatan lainnya.
Terapkan pola makan sehat dan aktif bergerak agar berat badan tetap seimbang.
Baca Juga: Penyebab Sakit Pinggang dan Cara Mengatasinya
Jika Anda atau orang terdekat mulai menunjukkan gejala penyakit spinal stenosis, segera kunjungi Ciputra Hospital. Dapatkan kemudahan untuk konsultasi dan membuat janji dengan dokter pilihan Anda.
Cek informasi lengkap mengenai layanan Ciputra Hospital, mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU), hanya di situs resmi atau kunjungi langsung fasilitas terdekat sekarang juga.
Telah Direview oleh Dr. Sony Prabowo, MARS
Source:
- NIH. Spinal Stenosis. Oktober 2025.
- Mayo Clinic. Spinal stenosis. Oktober 2025.
- Cleveland Clinic. Spinal stenosis. Oktober 2025.





