Ditulis oleh Tim Konten Medis
Vaginismus adalah kondisi yang dapat menyebabkan nyeri saat berhubungan intim karena otot vagina menutup sehingga tidak bisa terjadi penetrasi. Penyebab vaginismus biasanya terjadi karena memiliki pandangan negatif, trauma, dan mengalami kekerasan seksual. Kondisi ini tidak memengaruhi gairah atau hasrat seksual. Namun, vaginismus tetap membutuhkan penanganan medis sedini mungkin.
Vaginismus bisa disebabkan oleh kurangnya kepercayaan atau keterbukaan diri terhadap pasangan.
Berhubungan seksual perlu dirasakan menyenangkan bagi setiap pasangan. Namun, kondisi ini dapat berbeda apabila Anda mengalami gejala vaginismus.
Perlu diketahui bawah vaginismus bisa menyebabkan otot-otot vagina menjadi mengencang dan menutup. Oleh sebab itu, Anda kerap merasakan rasa sakit saat berhubungan seksual.
Faktor yang dapat meningkatkan risiko mengalami vaginismus, salah satunya adalah memiliki masalah pada sistem reproduksi wanita. Selain itu, kondisi ini juga terjadi karena munculnya rasa takut dan cemas saat berhubungan intim. Lantas, apa penyebab vaginismus yang terjadi? Mari simak pembahasan di bawah ini.
Penyebab Vaginismus
Vaginismus adalah kondisi ketika otot-otot vagina mengalami pengencangan secara tidak sadar. Kondisi ini seringkali dialami saat berhubungan seksual, terutama saat penetrasi.
Vaginismus menyebabkan rasa nyeri luar biasa dan tidak nyaman saat penetrasi pada vagina. Selain itu, penderita juga kesulitan dalam memakai tampon atau menjalani pemeriksaan pap smear akibat rasa sakit yang muncul.
Vaginismus terjadi seolah-olah bagian vagina atau miss V tertutup daging sehingga penetrasi tidak bisa dilakukan. Gangguan ini mampu mengurangi kualitas hubungan seksual dengan pasangan dan wanita kerap mengalami frustasi.
1. Memiliki Pandangan Negatif
Vaginismus dapat disebabkan oleh pandangan negatif penderita terhadap hubungan seksual. Sebagai contoh, wanita yang takut saat melakukan penetrasi. Rasa takut ini mengakibatkan otot-otot vagina menegang dan kaku.
Selain itu, pandangan negatif juga terjadi karena kekerasan seksual yang pernah dialami oleh penderita. Pola pikir ini cenderung terbentuk hingga beranjak dewasa.
Seiring berjalannya waktu, penderita dapat berpikir bahwa hubungan seksual merupakan hal yang menyakitkan dan tidak ingin melakukannya. Kondisi ini bisa terjadi akibat kurangnya edukasi dan diskusi tentang seksual bersama dengan pasangan.
Baca Juga: Kenali Gejala HPV pada Wanita dan Pencegahan
2. Mengalami Kekerasan Seksual
Vaginismus bisa diakibatkan oleh pengalaman buruk atau trauma yang dialami oleh penderita. Salah satu trauma yang mungkin terjadi adalah mengalami kekerasan seksual. Trauma ini terus membekas di dalam pikiran wanita sehingga enggan untuk melakukan hubungan intim.
Kekerasaan seksual merupakan perbuatan yang menyerang tubuh dan fungsi reproduksi seseorang. Perbuatan ini menimbulkan rasa takut karena adanya unsur paksaan pada tubuh penderita.
Pemaksaan yang terjadi menjadikan seseorang hilang kuasa. Selain itu, hubungan intim yang dilakukan tidak mendapatkan persetujuan dari salah satu pihak.
Trauma kekerasan seksual dapat membekas dan menetap di alam bawah sadar pikiran. Akibatnya, penderita mengalami rasa takut dalam jangka waktu yang lama.
3. Terdapat Kerusakan Pada Vagina
Kerusakan pada vagina bisa terjadi karena robekan pasca persalinan. Kondisi ini merupakan salah satu gejala dari gangguan vulvodynia. Gangguan ini menimbulkan rasa sakit pada vulva, yaitu organ terluar dari organ intim wanita.
Kerusakan vagina dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami vaginismus yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Gejala vulvodynia juga ditandai dengan sensasi panas, terbakar, atau menyengat terutama saat sedang duduk.
Kondisi juga mengakibatkan rasa takut berhubungan seksual karena otot-otot vagina terasa menegang dan kaku. Anda dapat mengatasi kondisi ini dengan melakukan pemeriksaan medis ke dokter. Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa terapi fisik hingga konsumsi obat-obatan sesuai dengan anjuran dokter.
Baca juga: Sakit Perut Setelah Berhubungan Intim, Apakah Tanda Penyakit?
4. Takut Hamil
Ketakutan menjadi salah satu faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami vaginismus. Ketakutan yang mungkin terjadi pada wanita, yaitu takut hamil atau dikenal dengan sebutan tokophobia.
Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang hubungan seksual. Selain itu, penderita juga mengalami ketakutan berlebih untuk hamil dan melahirkan. Otak mengirimkan sinyal-sinyal pada tubuh sebagai perlindungan terhadap hal yang mengancam atau berbahaya. Hal inilah yang menyebabkan ketakutan pada pikiran seseorang.
5. Masalah Pada Hubungan
Sebelum berhubungan seksual, sebaiknya komunikasikan terlebih dahulu kepada pasangan. Vaginismus bisa disebabkan oleh kurangnya kepercayaan atau keterbukaan diri terhadap pasangan. Hal ini dapat memicu masalah dalam suatu hubungan sehingga mengurangi ketegangan otot-otot vagina.
Selain komunikasi, Anda dapat melakukan penanganan sementara, seperti melakukan foreplay sebelum penetrasi. Hal ini bisa mengatasi pengencangan pada otot-otot vagina. Ganti posisi saat berhubungan seksual apabila merasa tidak nyaman.
6. Gangguan Kecemasan
Penelitian membuktikkan bahwa rasa cemas dapat meningkatkan risiko mengalami vaginismus. Kondisi ini menyebabkan wanita sering menghindar saat melakukan aktivitas seksual, penggunaan tampon atau pembalut, dan pemeriksaan ginekologis.
Rasa cemas bisa menimbulkan kontraksi pada otot panggul dan nyeri sehingga penetrasi sulit dilakukan. Kegagalan pasangan dalam melakukan penetrasi menyebabkan persepsi negatif, seperti takut ditinggal oleh pasangan. Akibatnya, tingkat kecemasan bisa semakin parah dan gangguan vaginismus sulit disembuhkan.
Baca juga: Cara Menghilangkan Anyang-Anyangan Setelah Berhubungan Seksual
Segera ke Dokter Jika Memiliki Gejala Vaginismus Ini
Gejala utama vaginismus, yaitu pengencangan otot-otot vagina sehingga menimbulkan rasa sakit. Kondisi ini disebut sebagai dispareunia. Rasa sakit ini bisa mengganggu keintiman dalam melakukan aktivitas seksual. Selain itu, rasa nyeri juga timbul saat menggunakan tampon dan menjalani pemeriksaan pap smear.
Berikut beberapa gejala vaginismus yang perlu diwaspadai:
- Terdapat rasa sakit atau sesak, seperti sensasi terbakar atau menyengat
- Sulit melakukan penetrasi, seperti ada tulang atau daging yang menutupi miss V atau vagina
- Rasa nyeri seksual dalam jangka waktu yang lama tanpa penyebab pasti
- Sakit saat memakai tampon
- Sakit saat melakukan pemeriksaan ginekologis
- Mengalami kejang otot atau berhenti bernapas sementara
- Penderita cenderung takut saat berhubungan seksual.
Anda perlu memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala vaginismus di atas. Sebaiknya, datangi rumah sakit atau pelayanan kesehatan apabila mengalami keluhan lain, seperti:
- Adanya iritasi dan rasa gatal di area sekitar vagina
- Sakit saat berhubungan intim
- Sakit saat buang air kecil
- Terdapat bengkak dan kemerahan pada vagina
- Timbul vagina yang tidak biasa dan berbau busuk.
Perlu diketahui bahwa vaginismus bukan merupakan hal yang tabu sehingga tidak perlu ditutupi. Kondisi sering dialami oleh wanita sehingga perlu diobati sedini mungkin. Anda dapat melakukan wawancara medis hingga pemeriksaan fisik untuk mendeteksi gejala penyakit yang dialami.
Baca Juga: 10 Cara Meningkatkan Gairah Seksual, Pasutri Wajib Tahu!
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh Dr Sony Prabowo, MARS
Source:
- Healthdirect. Vaginismus. Juni 2024.
- Mount Sinai. Vaginismus. Juni 2024.
- NHS. Vaginismus. Juni 2024.