Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penyebab pembengkakan jantung bisa terjadi karena berbagai kondisi medis tertentu, seperti cacat jantung bawaan, penyakit arteri koroner, dan serangan jantung. Akibat jantung bengkak, kondisi ini dapat menimbulkan kepala pusing, kelelahan, jantung berdebar-debar, energi rendah, dan sesak napas.

Anemia termasuk penyebab pembengkakan jantung.
Pembesaran jantung atau kardiomegali adalah kondisi ketika jantung memiliki ukuran lebih besar dari biasanya. Gejala penyakit jantung ini bisa bersifat sementara atau permanen, tergantung pada penyebabnya.
Biasanya, kardiomegali terjadi pada seluruh jantung atau hanya sebagian saja. Pembesaran ini muncul karena reaksi jantung terhadap sesuatu yang memaksanya untuk bekerja lebih keras dalam memompa darah.
Penyebab Pembengkakan Jantung
Berikut ini adalah penyebab pembengkakan jantung yang perlu Anda kenali:
1. Cacat Jantung Bawaan
Cacat jantung bawaan adalah istilah umum untuk berbagai kondisi yang memengaruhi cara kerja jantung normal. Pada anak-anak, kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa detak jantung cepat, bengkak di kaki, dan warna kebiruan pada kulit atau bibir.
Jika hanya mengalami cacat ringan, seperti lubang pada jantung, kondisi ini tidak perlu diobati karena bisa sembuh dengan sendirinya. Cacat jantung bawaan dapat memengaruhi hampir 1 persen atau sekitar 40 ribu kelahiran per tahun.
Baca Juga: 9 Penyebab Jantung Berdebar, Apakah Berbahaya?
2. Penyakit Arteri Koroner
Penyebab pembesaran jantung berikutnya yaitu mengalami penyakit arteri koroner. Kondisi ini muncul ketika jantung tidak mendapatkan cukup darah kaya oksigen.
Pada banyak kasus, gejala penyakit arteri koroner meliputi nyeri dada (angina), sesak napas, dan kelelahan. Gejalanya bisa tidak terlihat pada kondisi awal sehingga perlu Anda waspadai.
3. Serangan Jantung
Serangan jantung disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke jantung atau mengalami penyumbatan secara drastis. Kondisi ini bisa terjadi akibat penumpukan lemak (plak), kolesterol, dan zat lain di arteri koroner.
Terkadang, plak dapat pecah dan membentuk gumpalan yang menghalangi aliran darah. Kondisi ini bisa merusak atau menghancurkan sebagian otot jantung.
4. Penyakit Otot Jantung (Kardiomiopati)
Kardiomiopati atau penyakit otot jantung dapat mempersulit jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini bisa membuat otot jantung membesar, menebal, dan kaku.
Saat gejala kardiomiopati memburuk, jantung akan menjadi lebih lemah. Akibatnya, tubuh tidak memperoleh cukup darah dan memicu sesak napas, kelelahan, serta denyut jantung tidak teratur.
5. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme atau tiroid terlalu aktif dapat mempercepat metabolisme dan memengaruhi berbagai aspek kesehatan. Tanda dan gejalanya berupa tekanan darah meningkat, tubuh gemetar, dan denyut jantung cepat.
Gejala-gejala ini dapat muncul tiba-tiba atau berkembang secara perlahan seiring berjalannya waktu. Hipertiroidisme berisiko tinggi pada orang yang merokok, memiliki riwayat penyakit keluarga, dan kehamilan.
Baca Juga: 10 Jenis Penyakit Jantung dan Pengaruhnya pada Tubuh
6. Penyakit Katup Jantung
Beberapa orang bisa mengalami jantung bengkak akibat penyakit katup jantung. Kondisi ini terjadi ketika satu atau lebih katup jantung tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Akibatnya, penyakit katup jantung dapat memengaruhi aliran darah dan memberikan tekanan ekstra pada jantung. Gejalanya meliputi sesak napas, nyeri dada, dan muncul rasa tidak nyaman di dada.
7. Tekanan Darah Tinggi
Penyebab jantung bengkak sejak dini bisa terjadi karena tekanan darah tinggi (hipertensi). Kondisi ini biasanya tidak menimbulkan gejala dan dapat berbahaya apabila tidak diobati.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, seperti kebiasaan merokok, minum terlalu banyak, dan jarang berolahraga. Hipertensi juga bisa memicu serangan jantung, stroke, dan penyakit arteri koroner yang cukup serius.
8. Anemia
Anemia adalah kelainan darah yang terjadi saat tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah. Kelainan ini bisa menyebabkan kelelahan, nyeri dada, pusing, dan sesak napas.
Dokter dapat mengatasi anemia, tergantung pada penyebabnya. Penderita dapat mengonsumsi suplemen makanan dan konsumsi obat-obatan medis untuk mendukung produksi sel darah merah yang sehat.
9. Arthritis Rheumatoid
Arthritis rheumatoid bisa menyebabkan pembesaran jantung. Pada sebagian orang, kondisi ini dapat merusak berbagai sistem tubuh, termasuk kulit, mata, paru-paru, jantung, dan pembuluh darah.
Tanda dan gejala arthritis rheumatoid meliputi kekakuan sendi, nafsu makan menurun, kelelahan, dan demam. Kondisi ini berisiko tinggi pada usia paruh baya.
10. Gagal Ginjal
Gagal ginjal berarti satu atau kedua ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik. Kondisi ini terkadang bersifat sementara dan bisa memburuk seiring berjalannya waktu.
Bahkan, gagal ginjal juga menyebabkan pembesaran jantung, kelelahan ekstrem,dan kram otot. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa meningkatkan risiko komplikasi berupa anemia, penyakit tulang, dan kerusakan saraf.
Baca Juga: Apa Penyebab Gagal Jantung? Waspadai 14 Faktornya Ini
Gejala Pembengkakan Jantung
Diagnosis kardiomegali didasarkan pada pemeriksaan pencitraan, sementara, Gejala Pembengkakan jantung bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan penyebab yang mendasarinya.
Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala apa pun, terutama pada tahap awal. Namun, jika kardiomegali menyebabkan gangguan fungsi jantung, gejala yang dapat muncul meliputi:
- Sesak napas (dispnea): Terutama saat beraktivitas atau berbaring.
- Kelelahan dan lemah: Karena jantung tidak memompa darah secara efisien.
- Pembengkakan (edema): Terutama di kaki, pergelangan kaki, dan perut akibat retensi cairan.
- Detak jantung tidak teratur (aritmia): Jantung bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.
- Nyeri dada: Bisa terjadi jika kardiomegali disebabkan oleh penyakit jantung koroner atau gagal jantung.
- Pusing atau pingsan (sinkop): Akibat gangguan aliran darah ke otak.
- Kesulitan bernapas saat tidur (sleep apnea): Beberapa pasien mungkin mengalami henti napas saat tidur.
Cara Mengatasi Jantung Bengkak
Beberapa orang dapat mengalami jantung bengkak karena faktor sementara, seperti kehamilan atau infeksi. Dalam kasus ini, jantung bengkak bisa kembali normal setelah menjalani perawatan.
Adapun beberapa cara mengobati pembengkakan jantung, antara lain:
- Penderita jantung bengkak tidak boleh makan asupan garam berlebihan dan alkohol
- Berhenti merokok
- Mengontrol asupan cairan
- Rutin latihan aerobik
- Menjalani diet rendah lemak
- Mengatur pola makan untuk mengurangi kadar kolesterol darah
- Pemeriksaan medis untuk memastikan perawatannya berhasil
Jika kardiomiopati atau gangguan jantung lainnya menyebabkan pembengkakan, dokter dapat merekomendasikan obat-obatan tertentu untuk meredakan gejala yang terjadi. Konsumsi obat sangat diperlukan untuk menurunkan tekanan darah, meningkatkan fungsi jantung, dan mengendalikan irama jantung secara optimal.
Apabila obat-obatan tidak mampu meredakan jantung bengkak, penderita bisa menjalani operasi bedah atau prosedur lainnya, seperti alat pacu jantung, defibrilator kardioverter implan, operasi katup jantung, dan alat bantu ventrikel kiri.
Segera periksakan diri ke dokter apabila muncul gejala potensi serangan jantung, termasuk nyeri dada, rasa tidak nyaman di area tubuh lainnya, sesak napas parah, dan pingsan. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Daniel Octavianus
Source:
- Amin H, Siddiqui WJ. Cardiomegaly. Maret 2025.
- Better Health Channel. Heart Disease – Enlarged Heart. Maret 2025.
- Cleveland Clinic. Enlarged Heart (Cardiomegaly). Maret 2025.
- Mayo Clinic. Enlarged Heart. Maret 2025.