Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penyebab Alzheimer di usia muda dapat terjadi karena beberapa faktor, termasuk genetik, gaya hidup tidak sehat, dan penyakit tertentu seperti stroke, jantung, atau diabetes. Tanda awal yang sering muncul pada pasien Alzheimer adalah sering lupa percakapan, kehilangan memori atau ingatan singkat, hingga kesulitan menemukan kata yang tepat saat berbicara.

Penyakit Alzheimer di usia muda atau young-onset Alzheimer’s disease adalah bentuk demensia yang jarang terjadi dan menyerang orang di bawah usia 65 tahun. Kondisi ini juga terkenal sebagai early onset Alzheimer’s disease dan memiliki gejala serupa dengan Alzheimer pada umumnya, namun muncul lebih cepat dari yang biasanya dialami. Sebagian besar penderita Alzheimer berusia 65 tahun ke atas, namun kasus Alzheimer di usia muda tetap ada meski jumlahnya kecil.
Faktor Penyebab Alzheimer di Usia Muda
Sebuah penelitian terbaru dari tim peneliti di Belanda dan Inggris menggunakan data dari UK Biobank mengungkap faktor-faktor yang dapat memicu demensia pada usia muda.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 356 ribu partisipan berusia 37–73 tahun yang diikuti selama sekitar satu dekade. Dari jumlah tersebut, tercatat 485 orang mengalami demensia di usia muda.
Para peneliti kemudian membandingkan data peserta yang terkena dan tidak terkena demensia untuk menemukan penyebab dan faktor risiko penyakit Alzheimer yang paling mungkin. Hasilnya menunjukkan bahwa penyakit Alzheimer karena adanya 8 faktor, seperti:
- Faktor Genetik. Membawa dua alel apolipoprotein E (APOE) ε4 menjadi penyebab besar penyakit Alzheimer. Protein ini tidak efektif membersihkan amyloid dari otak, sehingga terbentuk plak yang memicu kerusakan sel otak.
- Gangguan Penggunaan Alkohol (AUD). Konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak area otak seperti lobus frontal yang memengaruhi fungsi eksekutif dan memori kerja. Jika muncul gizi buruk, kerusakan pada area sekitar hippocampus makin parah.
- Isolasi Sosial. Kurangnya interaksi sosial membuat otak jarang terstimulasi, yang menjadi faktor risiko penyakit Alzheimer. Otak yang tidak aktif secara sosial lebih rentan mengalami penurunan fungsi.
- Kekurangan Vitamin D. Rendahnya kadar vitamin D meningkatkan risiko infeksi virus tertentu, yang dapat berkontribusi pada timbulnya demensia pada usia muda.
- Gangguan Pendengaran. Pendengaran yang menurun mengurangi stimulasi otak dan interaksi sosial. Penggunaan alat bantu dengar dapat menurunkan risiko ini.
- Riwayat Stroke. Stroke merusak jaringan otak secara langsung, yang dapat menyebabkan demensia vaskular dan mempercepat penurunan kognitif.
- Penyakit Jantung. Masalah jantung meningkatkan risiko stroke, yang pada akhirnya juga bisa memicu demensia vaskular.
- Diabetes pada Pria. Diabetes pada pria meningkatkan risiko stroke kecil di otak (ministroke) pada usia paruh baya. Kondisi ini dapat mengarah pada kerusakan otak dan demensia.
Baca Juga: 5 Jenis-Jenis Demensia: Penyebab dan Gejalanya
Gejala Azheimer yang Perlu Diwaspadai
Alzheimer adalah penyakit yang memengaruhi kemampuan otak dalam mengingat, berpikir, dan berperilaku. Kondisi ini berkembang secara bertahap, mulai dari tanda awal yang sering muncul pada pasien Alzheimer hingga gejala yang lebih parah di tahap akhir.
Berikut adalah ciri-ciri Alzheimer yang penderita rasakan pada setiap tahap perkembangan penyakitnya:
1. Gejala Awal Alzheimer
Pada tahap awal, penderita biasanya mengalami gangguan memori ringan seperti sering lupa percakapan atau kejadian yang baru saja terjadi. Mereka juga dapat salah meletakkan barang, kesulitan mengingat nama tempat atau benda, hingga sulit menemukan kata yang tepat saat berbicara.
Selain itu, penderita mulai menunjukkan penurunan kemampuan mengambil keputusan, menjadi kurang fleksibel, dan enggan mencoba hal baru. Perubahan suasana hati seperti mudah cemas, gelisah, atau bingung juga kerap terlihat di tahap ini.
Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Alzheimer di Usia Muda, Bukan Hanya Pikun!
2. Gejala Tahap Menengah Alzheimer
Memasuki tahap menengah, masalah memori semakin memburuk hingga penderita sulit mengenali keluarga atau teman dekat. Mereka dapat mengalami disorientasi, sering tersesat, atau tidak mengetahui waktu.
Perilaku obsesif dan berulang mulai muncul dengan delusi atau rasa curiga terhadap orang terdekat. Gangguan berbicara, gangguan tidur, dan suasana hati semakin sering terjadi. Pada tahap ini, penderita biasanya mulai memerlukan bantuan untuk aktivitas sehari-hari seperti makan, mandi, atau berpakaian.
3. Gejala Lanjutan Alzheimer yang Sudah Parah
Pada tahap akhir, penderita mengalami penurunan fungsi tubuh secara signifikan. Mereka mungkin kehilangan kemampuan berbicara, sulit menelan, atau bahkan tidak mampu bergerak tanpa bantuan.
Berat badan bisa menurun drastis, dan inkontinensia urin maupun tinja sering terjadi. Ingatan jangka pendek maupun panjang hilang hampir sepenuhnya. Penderita pada tahap ini membutuhkan perawatan penuh, termasuk bantuan makan, berpindah posisi, dan menjaga kebersihan tubuh.
Baca Juga: 11 Jenis Penyakit Keturuan yang Sulit untuk Dicegah
Mencegah penyakit Alzheimer bisa dengan perawatan mandiri seperti rutin melakukan olahraga, terapkan pola makan sehat bergizi seimbang, kelola stres, dan jaga aktivitas otak dengan kegiatan seperti membaca atau bermain teka-teki. Selain itu, hindari juga pola hidup tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, hingga kurang tidur.
Jika Anda atau orang terdekat menunjukan Alzheimer, segera kunjungi Ciputra Hospital, dapatkan kemudahan untuk konsultasi dan membuat janji dengan dokter pilihan Anda.
Cek informasi lengkap mengenai layanan Ciputra Hospital, mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU), hanya di situs resmi atau kunjungi langsung fasilitas terdekat sekarang juga.
Telah direview oleh Dr Sony Prabowo, MARS
Source:
- Mayo Clinic. Young-onset Alzheimer’s: When symptoms begin before age 65. Oktober 2025.
- Harvard Health Publishing. A fresh look at risk for developing young-onset dementia. Oktober 2025.
- NHS. Alzheimer’s disease. Oktober 2025.



