Ditulis oleh Tim Konten Medis
Leptospirosis adalah penyakit yang sering terjadi saat musim hujan akibat infeksi bakteri genus leptospira. Penyakit ini umumnya menimbulkan gejala berupa sakit kepala, mual, muntah, hingga demam tinggi.
Salah satu gejala penyakit ini adalah sakit kepala hingga demam tinggi.
Apa Itu Leptospirosis?
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan bakteri genus leptospira. Bakteri ini dapat menginfeksi manusia dan hewan, menyebabkan berbagai gejala mulai dari ringan hingga parah.
Manusia biasanya terinfeksi bakteri leptospira melalui kontak dengan air yang terkontaminasi oleh urine hewan yang terinfeksi, seperti tikus, anjing, babi, sapi, dan kuda. Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka pada kulit atau selaput lendir, termasuk mata, hidung, atau mulut.
Penting untuk dicatat bahwa leptospirosis dapat terjadi sepanjang tahun, meskipun sering kali dikaitkan dengan musim hujan dan iklim tropis.
Baca Juga: Penyakit Musim Hujan yang Sering Menyerang Tubuh
Penyebab Leptospirosis
Leptospirosis disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira interrogans. Penyebaran infeksi ini terjadi dari hewan ke manusia karena bakteri tersebut biasanya berkembang di dalam ginjal hewan.
Beberapa cara umum penyebaran leptospirosis melibatkan:
- Kontak Langsung dengan Urine atau Darah Hewan Terinfeksi: Menyentuh urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri Leptospira.
- Kontak Langsung dengan Air atau Tanah yang Terkontaminasi: Bersentuhan dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi oleh bakteri Leptospira.
- Konsumsi Makanan atau Minuman yang Terkontaminasi: Memakan atau minum sesuatu yang terkontaminasi oleh bakteri Leptospira.
Faktor Risiko Leptospirosis
Adapun risiko seseorang terkena leptospirosis dapat meningkat dengan:
- Pekerjaan yang berhubungan dengan hewan, seperti dokter hewan atau petani hewan
- Bekerja di area saluran pembuangan atau selokan
- Pekerja tambang
- Aktivitas berkemah dan rekreasi air di alam bebas
- Tinggal di daerah rawan banjir
Gejala Leptospirosis
Gejala leptospirosis dapat bervariasi dari ringan hingga parah dan beberapa orang mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali. Berikut gejala umum leptospirosis adalah:
- Demam tinggi
- Sakit kepala intens
- Mual dan muntah
- Nyeri otot dan sendi
- Mata merah dan peradangan konjungtiva
- Ruam kulit
- Gangguan pernapasan
- Gangguan ginjal seperti proteinuria
Diagnosis Leptospirosis
Diagnosis leptospirosis biasanya melibatkan serangkaian tes untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi bakteri Leptospira. Berikut adalah beberapa metode diagnosis yang umum digunakan:
1. Tes Darah
Diagnosis leptospirosis sering melibatkan pemeriksaan darah untuk mendeteksi keberadaan antibodi atau antigen yang terkait dengan bakteri Leptospira. Tes darah ini dapat mencakup serangkaian uji, seperti tes aglutinasi mikroskopis (MAT) atau uji PCR (Polymerase Chain Reaction), yang dapat memberikan informasi tentang infeksi aktif dan tingkat keparahan penyakit.
Pemeriksaan darah ini dapat membantu dokter mengonfirmasi keberadaan Leptospira dalam tubuh pasien dan menentukan jenis bakteri yang menyebabkan infeksi.
2. Tes Urine
Pemeriksaan urin juga dapat digunakan dalam diagnosis leptospirosis. Bakteri Leptospira dapat diekskresikan melalui urine, dan tes ini dapat membantu mengidentifikasi keberadaan bakteri tersebut dalam tubuh pasien.
Pengambilan sampel urin untuk uji PCR atau uji kultur dapat memberikan informasi tambahan untuk memastikan diagnosis leptospirosis.
3. CT Scan atau USG
Meskipun CT scan atau ultrasonografi (USG) tidak digunakan secara rutin untuk mendiagnosis leptospirosis, mereka dapat diterapkan dalam kasus-kasus tertentu. Misalnya, jika terdapat komplikasi serius seperti peradangan pada organ internal, CT scan dapat membantu dalam penilaian kerusakan organ.
USG juga dapat memberikan gambaran visual terhadap perubahan struktural atau pembengkakan organ tertentu yang dapat terjadi akibat infeksi leptospirosis.
4. Rontgen Paru
Pada beberapa kasus, leptospirosis dapat menyebabkan pneumonia atau sindrom pernapasan yang parah. Rontgen paru dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi paru-paru dan mengidentifikasi apakah terdapat tanda-tanda infeksi atau komplikasi respiratori lainnya.
Ini membantu dokter untuk memahami dampak leptospirosis pada sistem pernapasan pasien dan merencanakan pengelolaan yang sesuai.
Baca Juga: Pahami Bagaimana Cara Mencegah Penyakit yang Disebabkan oleh Bakteri
Pengobatan Leptospirosis
Saat Anda terdiagnosis penyakit ini, dokter umumnya akan melakukan pengobatan untuk mematikan infeksi bakteri yang ada ditubuh Anda. Berikut pengobatan leptospirosis adalah:
1. Jaga Asupan Cairan
Pengobatan leptospirosis sering dimulai dengan menjaga keseimbangan cairan tubuh. Pasien yang mengalami dehidrasi atau gangguan fungsi ginjal akibat infeksi ini mungkin memerlukan rehidrasi intravena untuk menggantikan cairan yang hilang akibat muntah atau diare.
Pemantauan ketat terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit sangat penting untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat dehidrasi.
2. Penggunaan Antibiotik
Antibiotik merupakan langkah utama dalam pengobatan leptospirosis. Antibiotik golongan doxycycline atau penicillin biasanya digunakan untuk membunuh bakteri Leptospira. Penggunaan antibiotik segera setelah diagnosis dapat membantu mengurangi durasi penyakit dan risiko komplikasi serius.
Pemilihan antibiotik dapat disesuaikan dengan keparahan penyakit dan faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan oleh dokter.
3. Terapi Medis Lainnya (Dialisis, Ventilasi Mekanis, Vasopressor)
Dalam beberapa kasus, leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan organ seperti ginjal atau paru-paru. Jika terjadi gagal ginjal, terapi dialisis mungkin diperlukan untuk membantu menyaring racun dari darah.
Ventilasi mekanis dapat digunakan jika terjadi kesulitan bernapas atau pneumonia yang parah. Vasopressor, obat yang meningkatkan tekanan darah, mungkin diperlukan jika terjadi syok atau penurunan tekanan darah yang berat.
Baca juga: Mengenal Penyakit Sifilis Akibat Infeksi Bakteri Treponema Pallidum
Cara Mencegah Leptospirosis
Ada beberapa cara mencegah penyakit leptospirosis yang bisa Anda lakukan, di antaranya:
1. Hindari Kontak dengan Urine atau Darah Hewan Terinfeksi
Menghindari kontak langsung dengan urine atau darah hewan yang dapat mengandung bakteri Leptospira.
2. Gunakan Perlengkapan Pelindung
Saat beraktivitas di lingkungan yang berisiko, seperti daerah yang terkena banjir atau pekerjaan yang melibatkan hewan, gunakan perlengkapan pelindung seperti sarung tangan dan sepatu bot.
3. Jaga Kebersihan Pribadi
Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih setelah beraktivitas di lingkungan yang potensial terkontaminasi, serta segera mandi jika terpapar air yang mungkin terinfeksi.
4. Hindari Air atau Tanah yang Terkontaminasi
Menghindari kontak dengan air atau tanah yang mungkin terkontaminasi oleh urine hewan, terutama di daerah rawan leptospirosis.
5. Vaksinasi Hewan Peliharaan
Memastikan hewan peliharaan menerima vaksinasi yang sesuai untuk mencegah penyebaran bakteri Leptospira dan mengurangi risiko penularan ke manusia.
Demikian informasi mengenai penyakit leptospirosis. Bila Anda atau orang terdekat Anda mengalami gejala di atas, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Telah direview oleh Dr Sony Prabowo, MARS
Source:
- CDC. Leptospirosis. Diakses 2024.
- Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Mengenal Penyakit Leptospirosis. Diakses 2024.