Jumat, 15 November 2024 / Published in Artikel Kesehatan

Catat Jam Makan yang Tepat untuk Penderita Asam Lambung

Jam makan untuk penderita asam lambung terbagi atas beberapa waktu, mulai dari pagi, siang, hingga malam hari. Jam makan yang teratur bermanfaat untuk menurunkan risiko GERD kambuh.

Telat makan dapat memperburuk naiknya asam lambung.

Banyak orang mengalami rasa tidak nyaman akibat nyeri dan sensasi terbakar di dada saat makan besar. Kondisi ini merupakan tanda penyakit GERD (gastroesophageal reflux) yang disebabkan oleh naiknya asam lambung atau dikenal dengan sebutan refluks asam.

Jika mengalami refluks asam, tidak perlu khawatir karena ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan. Salah satunya adalah memperhatikan jam makan untuk penderita asam lambung.

Daftar Isi

Kapan Jam Makan yang Dianjurkan untuk Penderita Asam Lambung?

Penyakit asam lambung adalah kondisi ketika tubuh mengalami naiknya asam lambung ke kerongkongan atau esofagus. Kondisi ini menimbulkan beberapa gejala lain, seperti nyeri dada, mual, muntah, dan bau mulut.

Anda dapat mengatasi kondisi ini dengan memperhatikan jam makan yang baik untuk penderita asam lambung. Berikut jam makan yang perlu Anda ketahui:

1. Pagi Hari

Penderita asam lambung harus sarapan sekitar pukul 6-8 pagi. Sarapan berperan penting untuk meningkatkan energi dan kemampuan konsentrasi jangka pendek.

Waktu makan ini dapat menjaga berat badan tetap ideal dan mencegah terjadinya refluks asam lambung bagi penderita GERD. Anda dapat mengonsumsi jenis makanan tertentu, seperti gandum utuh, telur rebus, buah dan yoghurt. Makanan ini tidak hanya enak tetapi juga ramah terhadap asam lambung.

Setelah sarapan, sebaiknya konsumsi camilan ringan berupa pisang dan kue rendah lemak pada pukul 9-11 pagi. Hal ini untuk membantu menetralkan asam pada lambung.

2. Siang Hari

Saat siang hari, Anda dapat makan besar pada pukul 12 hingga 1 siang. Cobalah untuk mengonsumsi makanan yang baik untuk asam lambung, seperti sayuran berdaun hijau dan daging tanpa lemak.

Makanan ini juga cocok Anda nikmati bila mengalami nyeri di ulu hati. Hindari konsumsi saus, kecap, dan penyedap rasa untuk mencegah kekambuhan.

3. Sore Hari

Jadwal makan untuk penderita asam lambung selanjutnya adalah mengonsumsi camilan ringan di sore hari. Anda dapat mengonsumsi camilan, seperti buah-buahan yang mengandung alkali dan banyak air untuk mencegah naiknya asam lambung ke kerongkongan.

Camilan ringan bisa Anda nikmati pada pukul 3-5 sore hari. Pastikan untuk memilih camilan sehat tanpa menggunakan bahan pengawet dan tambahan gula.

Anda dapat mengonsumsi makanan pereda asam lambung, seperti pisang, melon, selada, timun, dan semangka. Jenis makanan ini mampu mengencerkan atau melemahkan asam lambung.

4. Malam Hari

Penderita asam lambung boleh makan besar saat malam hari sekitar pukul 7-8. Namun, makan malam sebaiknya Anda konsumsi setidaknya 3-4 jam sebelum tidur.

Hal ini agar tubuh memiliki waktu yang cukup untuk mencerna makanan dan mengurangi refluks asam di malam hari. Selain itu, hindari konsumsi camilan di malam hari agar terhindar dari gejala asam lambung.

Penderita asam lambung juga dapat makan lebih sering daripada 3 kali makan besar setiap hari. Setidaknya, Anda dapat makan sekitar 5-6 kali porsi kecil dalam sehari.

Pantangan Makan untuk Penderita Asam Lambung

Gejala penyakit asam lambung muncul dengan nyeri perut, sulit menelan, dan terdapat cairan asam di tenggorokan. Kondisi ini bisa terjadi karena asupan makanan yang Anda konsumsi. Berikut makanan yang sebaiknya Anda hindari:

Makanan pedas
Makanan tinggi natrium, seperti daging olahan, makanan beku, dan makanan kaleng
Buah yang mengandung asam tinggi, seperti jeruk nipis, lemon, dan nanas
Makanan tinggi lemak, seperti mi instan, daging berlemak, dan kue kering.

Selain itu, Anda juga perlu memperhatikan cara mengatur pola makan bagi penderita asam lambung. Berikut pola makan yang dapat dilakukan:

Hindari makan berlebihan. Perut yang terasa penuh dapat memicu produksi asam lambung secara berlebihan. Hal inilah yang menyebabkan refluks asam.
Berhenti atau telat makan. Jika Anda mengalami GERD, sebaiknya hindari berhenti atau telat makan. Kondisi ini bisa menyebabkan rasa nyeri dan iritasi pada lambung.
Makan porsi kecil dan sering. Pola makan ini diperlukan untuk menjaga perut agar tidak terlalu kenyang. Cobalah makan setidaknya 5-6 kali dalam porsi kecil dan konsumsi camilan ringan secukupnya.
Jangan makan terlalu cepat. Kondisi ini dapat menyebabkan refluks asam. Akibatnya, sistem pencernaan tidak mampu berfungsi dengan baik.
Hindari berbaring setelah makan. Sebelum tidur, Anda dapat menunggu selama 3-4 jam agar lambung dapat mencerna makanan terlebih dahulu. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi refluks asam.

Cara Mencegah Asam Lambung Naik

Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya asam lambung naik, sebagai berikut:

Hindari minuman tertentu, seperti alkohol, teh, kopi, dan soda
Menopang kepala dengan bantal sekitar 6-10 inci saat tidur
Berhenti merokok
Menjaga berat badan tetap ideal
Hindari konsumsi obat tertentu tanpa anjuran dokter, seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen
Mengelola stres dengan baik
Mengunyah permen karet setelah makan
Menggunakan pakaian longgar.

Perlu diingat bahwa setiap orang dapat mengalami gejala refluks asam dan perut mulas sewaktu-waktu. Kondisi ini disebabkan oleh makan terlalu cepat, konsumsi makanan pedas, dan berlemak tinggi.

Penyakit GERD yang tidak segera diobati mampu menimbulkan berbagai komplikasi, seperti suara serak kronis, gangguan tidur, dan radang tenggorokan. Jika Anda mengalami gejala yang tidak kunjung sembuh dalam waktu lama, segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.

Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.

Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga

Telah direview oleh dr. Felicia Saraswati

Source: