Ditulis oleh Tim Konten Medis
Gejala depresi pada remaja bisa berupa perubahan suasana hati yang drastis, hilangnya minat pada aktivitas favorit, sulit tidur atau terlalu banyak tidur, hingga sering merasa lelah dan tidak bersemangat. Kondisi ini bisa Anda kenali sejak awal dengan memperhatikan perubahan perilaku dan kebiasaan anak, serta membangun komunikasi yang baik agar mereka merasa nyaman berbicara tentang perasaan mereka.

Depresi pada remaja adalah masalah serius.
Depresi adalah gangguan mental yang menyebabkan perasaan sedih berkepanjangan dan kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari. Remaja sangat rentan mengalami depresi karena mereka sedang melewati banyak perubahan dalam hidup mulai dari tekanan akademik, pergaulan sosial, hingga masalah di rumah.
Faktor anak depresi, seperti perundungan, rasa kesepian, ekspektasi tinggi dari lingkungan, atau bahkan ketidakseimbangan hormon bisa menjadi pemicunya. Mencegah depresi pada remaja bukan hal yang mustahil.
Orang tua dan lingkungan terdekat bisa berperan dengan menciptakan komunikasi yang terbuka, memberikan dukungan emosional, serta memastikan anak memiliki lingkungan yang aman dan positif. Semakin cepat gejala depresi Anda kenali, semakin besar peluang untuk membantu remaja keluar dari kondisi ini sebelum semakin parah.
Gejala Depresi pada Anak Remaja
Setiap remaja pasti pernah merasa sedih atau kesal, tapi jika perasaan itu berlangsung lama dan mengganggu aktivitas sehari-hari, bisa jadi itu tanda depresi. Depresi bukan sekadar mood buruk, melainkan kondisi serius yang bisa memengaruhi emosi, cara berpikir, dan perilaku mereka.
Orang tua perlu peka terhadap perubahan ini agar bisa memberikan dukungan yang tepat. Berikut beberapa gejala depresi pada anak remaja:
1. Perubahan Emosi
Beberapa tanda perubahan emosi yang perlu Anda waspadai meliputi:
- Sering merasa sedih atau menangis tanpa alasan
- Mudah marah atau frustasi
- Merasa putus asa dan tidak berharga
- Kehilangan minat pada hobi atau aktivitas favorit
- Menjauh dari keluarga dan teman
- Sulit fokus dan sering menyalahkan diri sendiri
- Memikirkan kematian atau ingin mengakhiri hidup
2. Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku juga bisa menjadi tanda depresi, seperti:
- Sering lelah dan kurang energi
- Sulit tidur atau tidur berlebihan
- Perubahan nafsu makan dan berat badan
- Menarik diri dari lingkungan sosial
- Menurunnya prestasi di sekolah
- Tidak peduli dengan kebersihan diri
- Melukai diri sendiri atau berperilaku berisiko
Baca Juga: Ciri-Ciri Depresi Ringan, Apakah Anda Memlikinya?
Apa yang Harus Orangtua Lakukan?
Sebagai orang tua, mungkin sulit melihat anak mengalami perubahan suasana hati yang drastis, kehilangan semangat, atau menarik diri dari lingkungan. Tapi yang perlu Anda ingat, kondisi ini cukup umum.
Yang terpenting adalah memastikan mereka mendapatkan dukungan dan bantuan yang dibutuhkan agar bisa merasa lebih baik. Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan:
1. Ajak Anak Bicara
Remaja yang mengalami depresi sering kali merasa sendirian. Mereka mungkin merasa sulit mengungkapkan perasaan atau takut terlihat berlebihan.
Sebagai orang tua, cobalah untuk membuka ruang komunikasi yang nyaman bagi mereka. Tanyakan dengan lembut bagaimana perasaan mereka, dengarkan tanpa menghakimi, dan jangan buru-buru memberi solusi.
Kadang, mereka hanya butuh seseorang yang mau mendengarkan dan memahami. Jika anak sulit berbicara dengan Anda, dorong mereka untuk bercerita kepada orang yang mereka percaya, seperti guru, mentor, atau teman dekat.
Yang penting, mereka tidak memendam semuanya sendiri.
2. Pastikan Anak Tetap Merawat Diri
Saat merasa terpuruk, seseorang cenderung mengabaikan kebutuhan dasar seperti makan dengan baik, tidur cukup, atau bergerak secara aktif. Padahal, pola hidup sehat sangat berpengaruh pada keseimbangan emosi.
Bantu anak untuk tetap menjaga pola makan yang bergizi, tidur dengan cukup, dan melakukan aktivitas fisik meskipun hanya berjalan santai atau melakukan peregangan ringan. Aktivitas sederhana seperti ini bisa membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati mereka.
3. Kurangi Paparan Konten Negatif dan Batasi Waktu Layar
Di era digital seperti sekarang, remaja sangat mudah terpapar berita atau konten yang bisa memperburuk perasaan mereka. Terlalu banyak melihat hal-hal negatif di media sosial bisa membuat mereka merasa semakin cemas, sedih, atau tidak cukup baik dibandingkan orang lain.
Selain itu, penggunaan gadget yang berlebihan, terutama sebelum tidur, juga bisa mengganggu kualitas istirahat mereka. Cobalah buat aturan untuk mengurangi penggunaan layar, terutama di malam hari, agar mereka bisa tidur lebih nyenyak dan bangun dengan perasaan yang lebih segar.
Baca Juga: Ciri-Ciri Orang Depresi Tanpa Disadari? Inilah 10 Tandanya!
4. Dukung Anak untuk Mendapatkan Bantuan Profesional
Jika gejala depresi pada anak semakin parah atau berlangsung dalam waktu lama, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Konsultasi dengan dokter atau psikolog bisa membantu anak memahami perasaannya dan menemukan cara yang tepat untuk mengelola emosinya.
Salah satu terapi yang sering direkomendasikan adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT), yang membantu anak mengubah pola pikir negatif, mengelola stres, serta membangun hubungan yang lebih sehat dengan orang-orang di sekitarnya.
5. Jangan Takut Jika Anak Membutuhkan Pengobatan
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan terapi atau pengobatan tertentu untuk membantu anak mengatasi depresinya. Banyak orang tua yang merasa ragu atau takut jika anak mereka harus menjalani pengobatan, tetapi penting untuk memahami bahwa ini bukan tanda kelemahan.
Pengobatan bukan berarti anak akan bergantung pada obat seumur hidup. Justru, ini bisa menjadi salah satu cara agar mereka bisa kembali menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih baik.
Pastikan Anda tetap mendampingi mereka dan berkonsultasi dengan dokter mengenai langkah terbaik yang bisa diambil.
Kapan Harus ke Dokter?
Apabila gejala depresi terus muncul, mulai mengganggu aktivitas sehari-hari atau membuat khawatir tentang keselematan anak, sebaiknya segera cari bantuan. Anda bisa ke dokter, psikolog, atau tenaga kesehatan mental yang bisa menangani kondisi ini.
Depresi bukan sesuatu yang bisa hilang sendiri. Bila dibiarkan, kondisi ini bisa semakin parah atau bahkan menimbulkan masalah kesehatan lainnya.
Bahkan, meskipun terlihat baik-baik saja, remaja yang mengalami depresi tetap berisiko memiliki keinginan untuk bunuh diri. Kalau Anda seorang remaja dan merasa sering sedih berlebihan, kehilangan semangat, atau punya pikiran negatif, segera cari bantuan.
Bicarakan kondisi ini dengan orang tua, guru, sahabat, dokter, atau siapa pun yang bisa dipercaya. Ingat, Anda tidak sendirian dan ada banyak orang yang siap mendukung.
Baca Juga: Depresi dan Kecemasan: Gangguan Kesehatan Mental yang Perlu Kita Waspadai
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Muhammad Reza Yunusi
- Mayo Clinic. Teen Depression. Februari 2025.
- Kids Health. Am I Depressed?. Februari 2025.