Ditulis oleh Tim Konten Medis
Risiko hamil usia tua berpotensi menyebabkan keguguran, bayi lahir mati, kelainan genetik atau kromosom janin, persalinan caesar, dan tekanan darah tinggi pada ibu. Selama hamil tua, pastikan untuk melakukan pemeriksaan prenatal secara teratur untuk mendukung kehamilan dan kondisi bayi yang sehat.

Kehamilan merupakan momen yang membahagiakan bagi orang tua. Namun, usia hamil ternyata dapat memengaruhi kesehatan ibu dan bayi.
Beberapa wanita memilih untuk hamil di usia lebih tua sekitar di atas 45 tahun. Meskipun kehamilan di usia tua masih bisa terjadi, hal ini memiliki risiko lebih tinggi daripada hamil di usia muda.
Risiko Bahaya Hamil di Usia Tua
Hamil di usia tua memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi. Namun, risiko ini tidak langsung muncul sekaligus.
Beberapa risiko baru meningkat setelah usia 40 tahun sehingga hamil tua maksimal umur berkisar di atas 35 tahun untuk mengurangi bahayanya. Berikut ini adalah risiko hamil di usia tua yang perlu Anda ketahui:
1. Keguguran
Salah satu risiko kehamilan tua yaitu mengalami keguguran. Mengutip dari Johns Hopkins Medicine, kondisi ini dapat terjadi pada 10-30 persen dari semua kehamilan yang disebabkan oleh kelainan genetik atau kromosom.
Secara umum, kelainan kromosom janin lebih sering menjadi penyebab keguguran pada ibu hamil usia lanjut pada trisemester pertama. Selain kromosom, keguguran juga diakibatkan oleh kondisi medis yang sudah ada sebelumnya pada ibu hamil.
Baca Juga: Ciri-Ciri Hamil Muda yang Sering Muncul di Minggu Pertama
2. Bayi Lahir Mati
Bayi lahir mati hampir serupa dengan kondisi keguguran. Namun, kondisi ini melibatkan kematian janin setelah usia minggu ke-20 sedangkan keguguran sebelum minggu ke-20.
Kondisi bayi lahir mati berisiko lebih tinggi pada kehamilan remaja dan usia 35 tahun atau lebih. Tidak hanya itu, kondisi ini juga dipengaruhi oleh kondisi medis tertentu dan gaya hidup.
3. Diabetes Gestasional
Jenis diabetes ini hanya muncul selama kehamilan, terutama pada ibu usia lanjut. Ibu dengan diabetes gestasional perlu mengontrol kadar gula darah melalui pemantauan IMT (Indeks Massa Tubuh), perubahan pola makan, dan aktivitas fisik.
Terkadang, mereka juga memerlukan obat-obatan sesuai anjuran dokter. Jika tidak mendapatkan penanganan segera mungkin, diabetes gestasional bisa meningkatkan risiko bayi lahir prematur, tekanan darah tinggi, dan komplikasi lainnya.
4. Tekanan Darah Tinggi
Ibu hamil usia lanjut dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi gestasional. Pada kondisi ini, tekanan darah ibu hamil lebih tinggi atau sama dengan 140/90 yang biasanya terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu.
Tekanan darah tinggi sering disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena banyak orang yang tidak menyadari kondisi ini. Meskipun gejala jarang muncul, beberapa orang dapat mengalami keluhan, seperti pembengkakan, sakit kepala, dan pandangan kabur.
5. Bayi Lahir Prematur
Bayi lahir prematur lebih sering terjadi pada ibu hamil usia tua. Kondisi ini berarti bayi lahir terlalu dini sebelum minggu ke-37 kehamilan yang normalnya berlangsung sekitar 40 minggu.
Secara umum, lahir telalu dini dapat menyebabkan masalah kesehatan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Semakin dini bayi lahir, semakin tinggi juga risiko komplikasinya.
6. Kelainan Kromosom Janin
Seiring bertambahnya usia, risiko mengalami kelainan kromosom, seperti sindrom Down lebih umum terjadi. Hal ini karena kualitas sel telur cenderung menurun saat hamil usia tua.
Sindrom Down adalah kondisi genetik di mana seseorang lahir dengan salinan kromosom 21 tambahan. Ini berarti mereka memiliki total 47 kromosom, bukan 46 normalnya.
Baca Juga: Ciri-Ciri Kehamilan Minggu Pertama dari Bentuk Badan
7. Persalinan Caesar
Ibu yang berusia lebih tua berpotensi memerlukan persalinan caesar. Namun, kondisi ini biasanya tergantung pada kesehatan dan preferensi pribadi dari ibu hamil.
Selain risiko hamil tua, operasi caesar juga dilakukan untuk melahirkan bayi dengan posisi yang tidak normal, masalah plasenta, dan denyut jantung janin abnormal. Pasien dapat menjalani prosedur ini di ruang operasi atau ruang bersalin khusus.
8. Preeklamsia
Anda berisiko terkena preeklamsia apabila hamil berusia 40 tahun atau lebih, riwayat penyakit keluarga, dan memiliki tekanan darah tinggi pada kehamilan sebelumnya. Sampai saat ini, para ahli belum mengetahui penyebab pasti preeklamsia.
Namun, preeklampsia dapat menjadi faktor risiko terjadinya gagal jantung sampai stroke.
Pemeriksaan Kehamilan di Usia Tua
Ibu hamil usia 30 tahun ke atas perlu menjalani pemeriksaan prenatal untuk memantau kondisi kesehatan secara menyeluruh. Ini juga penting agar ibu dan bayi bisa menjalani kehamilan yang sehat.
Dokter dapat merujuk ibu hamil usia tua ke spesialis genetika atau konselor. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil tes kromoson lebih rinci, termasuk kemungkinan risiko apabila Anda hamil lagi, serta berbagai tes yang perlu dilakukan guna mendeteksi masalah kromosom sebelum bayi lahir.
Adapun pemeriksaan prenatal yang umum dilakukan, antara lain:
- Tes darah
- Ultrasonografi (USG) untuk mengetahui organ dan jaringan pada bayi
- Choronic Villus Sampling (CVS), melibatkan pengambilan sampel jaringan di sekitar bayi
- Amniosentesis, pengambilan sampel cairan ketuban
- Tes DNA janin bebas sel, yaitu pemeriksaan darah ibu untuk mengetahui adanya masalah kromosom pada bayi
Tips Menjaga Kehamilan di Usia Tua
Anda bisa mengurangi risiko bahaya hamil tua dengan cara-cara, sebagai berikut:
- Buat janji dengan dokter sebelum hamil: Sebelum hamil, diskusikan bersama dokter untuk mengetahui perubahan pola hidup dan memantau kondisi kesehatan agar meningkatkan peluang hamil serta bayi yang sehat.
- Pemeriksaan rutin ke dokter: Saat hamil, pastikan untuk melakukan pemeriksaan secara teratur agar terhindar dari risiko kehamilan berbahaya.
- Menjaga pola makan sehat: Konsumsi makanan yang mengandung lebih banyak asam folat, kalsium, zat besi, vitamin D, dan nutrisi penting lainnya. Anda juga bisa memenuhi kebutuhan gizi harian dengan mengonsumsi vitamin prenatal sesuai anjuran dokter.
- Aktif berolahraga: Lakukan aktivitas fisik secara teratur untuk mengurangi rasa tidak nyaman selama hamil, meningkatkan energi, dan menjaga kesehatan secara menyeluruh. Hal ini juga bermanfaat untuk mendukung kekuatan otot yang membantu proses persalinan dan melahirkan.
- Hindari alkohol, kebiasaan merokok, dan obat-obatan terlarang: Zat-zat ini sebaiknya ibu hamil hindari karena bisa menyebabkan masalah kesehatan pada diri sendiri dan janin di dalam kandungan.
- Aktivitas yang perlu dihindari saat hamil tua: Misalnya, melakukan aktivitas terlalu berat, konsumsi alkohol dan merokok, serta minum kafein secara berlebihan.
Baca Juga: Ciri-Ciri Orang Hamil dari Raut Wajahnya
Jika ingin melakukan pemeriksaan kehamilan, Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital.
Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr Sebrina Andri
Source:
- American College of Obstetricians and Gynecologists. Having a Baby After Age 35: How Aging Affects Fertility and Pregnancy. September 2025.
- Cleveland Clinic. Advanced Maternal Age. September 2025.
- Johns Hopkins Medicine. Advanced Maternal Age. September 2025.