Ditulis oleh Tim Konten Medis
Operasi Caesar adalah prosedur bedah dalam proses melahirkan dengan membuat sayatan pada perut dan rahim ibu untuk mengeluarkan bayi dari dalam kandungan. Sama seperti jenis operasi lainnya, operasi caesar memiliki efek samping, mulai dari masalah pernapasan hingga terjadinya gumpalan darah. Pasien yang menjalani operasi caesar biasanya memerlukan waktu sekitar 6 minggu sampai hitungan bulan untuk pulih total.
Operasi caesar melibatkan sayatan perut.
Anda dapat menjalani operasi caesar apabila memiliki kondisi medis tertentu atau mengalami komplikasi selama persalinan melalui vagina. Kondisi ini dapat berupa plasenta previa, herpes genital, dan bayi atau tubuh bayi terlalu besar.
Namun, persalinan caesar bisa saja tidak direncanakan selama persalinan, seperti terjadinya kompresi tali pusar, gangguan janin, dan plasenta terpisah dari dinding rahim. Prosedur ini cenderung memiliki risiko lebih besar daripada persalinan normal dengan masa penyembuhan lebih lama.
Apa Itu Operasi Caesar?
Operasi caesar adalah prosedur medis untuk melahirkan bayi melalui sayatan di perut dan rahim. Dokter dapat membuat sayatan pada kulit secara atas-bawah (verital) atau dari samping (horizontal), tergantung dari kondisi kesehatan ibu dan janin.
Pada dasarnya, operasi caesar biasanya terjadi ketika persalinan normal tidak memungkinan atau mengancam nyawa bayi dan ibu. Wanita yang pernah menjalani operasi ini kemungkinan besar dapat mengalaminya kembali.
Pasien berhak terlibat dan membuat keputusan terkait perawatan persalinan Anda. Operasi caesar dapat berlangsung apabila pasien memberikan izin tertulis.
Sementara itu, terdapat perbedaan antara metode operasi caesar konvensional dengan ERACS (Enhanced Recovery After Caesarean Surgery). Prosedur ERACS adalah prosedur baru pada metode persalinan untuk mempercepat proses penyembuhan dan mendukung kesehatan ibu sebelum, selama, dan setelah menjalani operasi.
Pada operasi caesar biasa, dokter dapat menganjurkan ibu hamil untuk berpuasa atau tidak makan dan minum apa pun selama 8 jam sebelum operasi. Hal ini tentu berbeda dengan ERACS yang membolehkan ibu hamil konsumsi makanan ringan 6 jam sebelum operasi.
Baca Juga: Kenali Prosedur Operasi Endometriosis dan Efek Sampingnya
Fungsi Operasi Caesar
Operasi caesar berfungsi untuk mengurangi risiko yang membahayakan ibu dan bayi selama proses persalinan. Terkadang, operasi ini dilakukan tidak direncanakan, seperti detak jantung menurun sehingga membutuhkan penanganan medis darurat.
Prosedur caesar termasuk jenis operasi operasi besar yang direkomendasikan dalam situasi yang membutuhkan tindakan medis. Dalam prosedur ini, dokter dapat memberikan saran kepada pasien berupa:
- Informasi seputar risiko yang terjadi pada operasi caesar
- Memberikan saran kepada ibu hamil tentang pilihan persalinan lain, termasuk anestesi yang tersedia
- Jika pasien menginginkan operasi selektif, dokter dapat melakukannya pada minggu ke-9 atau lebih
Prosedur Persiapan Sebelum Operasi Caesar
Sebelum menjalani operasi, ada beberapa hal yang perlu Anda persiapkan terlebih dahulu, yaitu:
- Menandatangani formulir persetujuan prosedur operasi
- Berdiskusi dengan dokter terkait pilihan anestesi, seperti epidural untuk membuat bagian payudara hingga kaki mati rasa
- Mencukur rambut di area sekitar sayatan
- Dokter dapat memasukkan kateter untuk menjaga kandung kemih tetap kosong
- Pasien akan dipasang monitor tekanan darah dan jantung
- Tim medis dapat memasang infus di lengan atau tangan untuk memberikan cairan atau obat pada pasien
- Berkonsultasi dengan dokter terkait prosedur yang dilakukan
Prosedur Operasi Caesar
Biaya operasi caesar dapat berkisar antara 11 juta hingga puluhan juta rupiah. Namun, kisaran harga ini cenderung berbeda-beda pada setiap layanan kesehatan.
Oleh sebab itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menjalani operasi caesar.
Biasanya, lama operasi caesar berlangsung sekitar 30-60 menit. Prosedur ini dapat melibatkan beberapa hal, di antaranya:
- Dokter dapat membuat sayatan di perut dan rahim sepanjang 10 sentimeter
- Pada beberapa kasus, tim medis dapat menggunakan forsep untuk mengangkat kepala bayi melalui sayatan
- Kemudian, bayi akan dipantau untuk mengetahui kondisi kesehatannya
- Pasien dapat menggendong bayi agar mempermudah proses menyusui
- Dokter akan memotong tali pusar dan plasenta pada pasien
- Pemberian suntikan bertujuan untuk membuat rahim berkontraksi dan mengurangi risiko pendarahan hebat
- Selain suntikan, tim medis juga memberikan antibiotik agar terhindar dari risiko infeksi
- Dokter dapat menjahit kembali luka sayatan pada lapisan otot, lemak, dan kulit
Perawatan Pascaoperasi Caesar
Setelah menjalani prosedur operasi, pasien dapat menjalani perawatan mandiri di rumah untuk mempercepat proses pemulihan. Perawatan ini bisa berupa:
- Hindari melakukan aktivitas berat sementara waktu
- Menjaga tubuh tetap terhidrasi
- Mengonsumsi makanan sehat untuk meningkatkan energi tubuh dan mencegah sembelit
- Waspadai gejala infeksi, seperti demam atau nyeri
- Hindari melakukan hubungan seksual selama masa nifas
- Tidak menggunakan tampon atau douche, serta berendam di bak air panas
Baca Juga: Manfaat Water Birth dan Risikonya
Efek Samping
Efek samping dan risiko komplikasi operasi caesar meliputi:
- Gangguan pernapasan: Bayi yang lahir secara caesar cenderung mengalami masalah pernapasan, seperti bernapas terlalu cepat selama beberapa hari.
- Infeksi: Operasi ini memiliki risiko infeksi pada lapisan rahim, saluran kemih, atau di lokasi sayatan.
- Pendarahan hebat: Operasi caesar bisa mengakibatkan pasien kehilangan darah selama dan setelah persalinan.
- Cedera akibat operasi: Kondisi ini jarang terjadi, tetapi bisa menimbulkan luka sayatan yang tidak disengaja pada kulit bayi.
- Risiko kehamilan selanjutnya: Operasi ini berisiko mengalami komplikasi pada kehamilan berikutnya, seperti plasenta previa.
- Gumpalan darah: Kondisi ini dapat menyebabkan gumpalan darah di dalam vena, terutama bagian kaki atau panggul.
Sebelum menjalani operasi, Anda perlu berdiskusi dengan dokter untuk mengetahui faktor resiko serta medapat edukasi guna mengurangi efek samping yang terjadi. Tim medis juga menyarankan tes darah tertentu agar mengetahui jenis golongan darah dan hemoglobin di dalam tubuh.
Hal ini sangat penting untuk membantu transfusi darah apabila diperlukan selama operasi. Jika mengalami infeksi pada bekas operasi caesar, seperti bengkak, keluarnya nanah, demam, dan nyeri hebat, sebaiknya segera kunjungi layanan kesehatan terdekat.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital.
Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Surya S Pratama
Source:
- American Pregnancy Association. Cesarean After Care. November 2024.
- Better Health. Caesarean Section. November 2024.
- Cleveland Clinic. C-Section. November 2024.
- Mayo Clinic. C-Section. November 2024.