Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penyebab pelecehan seksual bisa terjadi karena adanya beberapa faktor, mulai dari ketidaksetaraan gender hingga lemahnya perlindungan hukum kepada korban. Cara mencegah perbuatan ini dengan menghubungi pihak berwajib.
Penyebab pelecehan seksual sering kali terkait dengan ketidakhormatan terhadap batasan pribadi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Pelecehan seksual adalah aktivitas atau tindakan seksual yang dilakukan tanpa adanya persetujuan dari korban. Tindakan ini dapat terjadi secara langsung, melalui telepon, teks, email, atau daring.
Pelecehan seksual muncul dengan perilaku yang tidak sesuai dan mengarah pada hal-hal seksual. Misalnya, meraba, memegang, dan merayu tidak senonoh. Kondisi ini bisa berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental, serta memengaruhi kualitas hidup korban.
Penyebab Terjadinya Pelecehan Seksual
Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab pelecehan seksual yang perlu Anda ketahui:
1. Ketidaksetaraan Gender
Salah satu penyebab terjadinya pelecehan seksual karena adanya ketidaksetaraan gender. Kondisi ini biasanya sering terjadi di lingkungan tempat kerja.
Sebagai contoh, wanita yang menduduki jabatan rendah memiliki ketergantungan pada persetujuan dan niat baik dari atasan pria dalam proses perekrutan, retensi, atau promosi. Akibatnya, wanita cenderung mengalami penghinaan dan dapat menjadi korban pelecehan seksual.
Atasan yang melecehkan korban tidak hanya menganggunya tetapi juga menciptakan ketegangan dan membuat pekerjaan korban semakin sulit. Bahkan, korban sering kali menyalahkan dan meragukan harga dirinya sendiri setelah mengalami pelecehan seksual.
Baca Juga: Bahaya Jangka Panjang Pelecehan Seksual pada Anak
2. Diam saat Mengalami Pelecehan Seksual
Penyebab pelecehan seksual terhadap anak terjadi karena korban cenderung diam saat dirayu, digoda, atau diraba oleh pelaku. Dalam kondisi ini, anak sering kali tidak mampu untuk melawan dan melarikan diri dari pelecehan seksual yang terjadi.
Pelaku juga dapat memanipulasi korban agar tetap diam dan menggunakan sejumlah taktik yang berbeda. Misalnya, memberi tahu anak bahwa aktivitas seksual merupakan hal yang normal. Bahkan, pelaku mampu melontarkan ancaman apabila korban menolak dan melaporkan tindakannya kepada orang dewasa lain.
3. Menyalahkan Pakaian Korban
Korban sering kali mendapatkan tuduhan karena memakai pakaian yang terbuka atau tidak menutup aurat. Pada kondisi ini, pelaku juga memiliki anggapan bahwa pakaian tersebut “mengundang” hawa nafsu sehingga wajar mengalami pelecehan seksual.
Padahal, tidak ada kaitannya dengan pakaian korban dan perilaku pelecehan seksual yang terjadi. Anggapan ini perlu diluruskan sebagai bentuk simpati dan empati kepada korban agar berani melaporkan tindakan pelecehan kepada pihak berwajib.
4. Murni dari Niat dan Pikiran Kotor
Pelecehan seksual bisa terjadi karena adanya niat dan pikiran kotor dari para pelaku. Perbuatan ini bisa berupa memperlihatkan alat kelamin, suka mengintip, menguntit, atau membahas percakapan seksual secara terus-menerus.
Kondisi ini dapat memicu trauma yang mendalam bagi korban sehingga tidak boleh biarkan begitu saja. Anda dapat melaporkan pelecehan seksual kepada orang terdekat dan pihak berwenang sebagai antisipasi perilaku bahaya lainnya.
5. Memiliki Fantasi Seksual
Fantasi seksual adalah pikiran yang dapat memberikan kenikmatan dan kesenangan secara seksual. Kondisi ini sebenarnya wajar dialami oleh setiap orang tetapi bukan berarti harus diwujudkan.
Fantasi yang berlebihan bisa memicu pelecehan dan kekerasan seksual pada orang lain. Misalnya, menunjukkan alat kelamin atau memaksa berhubungan intim. Akibat dari pelecehan seksual ini, korban dapat mengalami trauma dan gangguan psikologis, termasuk, depresi, mudah merasa cemas, dan harga diri menurun.
Baca Juga: 10 Jenis Kelainan Seksual: Gejala dan Cara Mengatasinya
6. Minimnya Edukasi Seks pada Anak
Penyebab pelecehan seksual di sekolah sering kali terjadi karena minimnya edukasi seks pada anak. Banyak orang dewasa menganggap bahwa seks itu tabu dan tidak perlu dikenalkan kepada anak pada usia dini.
Padahal, edukasi seks pada anak itu penting agar terhindar dari pelecehan seksual dan perbuatan tidak menyenangkan lainnya. Anda dapat memberikan informasi kepada anak berupa fungsi dan perbedaan alat kelamin antara pria dan wanita.
7. Lemahnya Perlindungan Hukum bagi Korban
Penyebab maraknya pelecehan seksual karena lemahnya perlindungan hukum bagi korban. Dalam kondisi ini, pelaku pelecehan juga tidak mendapatkan sanksi hukum sehingga tidak menimbulkan efek jera.
Pemerintah sudah seharusnya membuat regulasi baru terkait Undang-Undang pelecehan seksual secara maksimal. Hal ini untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat yang mengalami perbuatan seksual tidak menyenangkan.
8. Sering Menonton Video Pornografi
Kejahatan seksual adalah perbuatan tidak menyenangkan seperti merendahkan, menghina, menyerang, melecehkan tubuh atau fungsi reproduksi seseorang. Perbuatan ini bisa terjadi karena pelaku sering menonton video pornografi untuk mewujudkan fantasi seksualnya.
Secara tidak langsung, media pornografi juga memberikan contoh tentang bagaimana melakukan hubungan seksual yang dapat ditiru oleh penonton, seperti sadisme (kepuasaan seksual melalui penyiksaan) dan sadomasokisme (kenikmatan seksual dengan rasa sakit). Akibatnya, ada kecenderungan pelaku untuk melakukan kekerasan seksual dan melakukan hubungan seks lebih sering dari biasanya.
9. Mengalami Penyimpangan Seksual
Penyebab penyimpangan seksual bisa terjadi karena pelaku mengalami hal yang sama sebelumnya. Penelitian membuktikan orang yang mengalami pelecehan seksual sewaktu kecil kemungkinan besar akan menjadi pelaku kejahatan seksual di kemudian hari.
Misalnya, pedofilia atau ketertarikan seseorang untuk mencabuli anak di bawah umur. Bahkan, pelaku juga menganggap perbuatan ini normal terjadi.
10. Budaya Patriarki
Patriarki adalah suatu sistem sosial yang mana pria memiliki kedudukan istimewa dalam tatanan masyarakat. Sistem ini hampir mendominasi di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Patriarki berkaitan erat dengan kekerasan seksual yang sering dialami oleh wanita. Pada kondisi ini, wanita sering dijadikan sebagai objek seksual dan bisa diperlakukan sesuka hati oleh pelaku. Contohnya adalah memaksa berhubungan intim dan menyentuh bagian tubuh yang tidak diinginkan.
11. Faktor Lingkungan Tidak Sehat
Faktor lingkungan bisa memicu aksi pelecehan dan kekerasan seksual. Kondisi ini ditandai dengan pergaulan bebas seperti penyalahgunaan narkoba, sering mabuk, dan seks di luar nikah.
Bahkan, pelaku juga memiliki anggapan yang buruk terkait korban sebagai objektivitas seksual. Salah satunya adalah pria dianggap jantan apabila sudah berhubungan intim dengan banyak wanita.
Cara Mencegah Pelecehan Seksual
Adapun sejumlah cara mencegah terjadinya pelecehan seksual yang bisa Anda lakukan, antara lain:
- Perbanyak diskusi atau ikut kegiatan positif terkait pelecehan dan kekerasan seksual
- Melakukan sosialisasi dan pelatihan anti kekerasan seksual
- Mencari tahu satuan tugas yang memiliki wewenang dalam menanggapi penyimpangan seksual, seperti Komnas Perempuan, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), dan pihak kepolisian
- Menerapkan relasi yang sehat dan setara antara pria dan wanita tanpa memandang posisi atau jabatan
- Mengawasi penggunaan teknologi digital di rumah pada anak
- Menggunakan internet dengan baik, seperti tidak memberikan informasi pribadi dan tidak menerima permintaan pertemanan dari orang asing.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Pelecehan Seksual?
Ketika mengalami pelecehan atau kekerasan seksual, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan, sebagai berikut:
- Menghubungi pihak berwajib untuk menangani kasus pelecehan seksual
- Meminta bantuan kepada orang lain, seperti saudara, orang tua, dan teman dekat
- Mengatakan “tidak” secara tegas dan berani kepada pelaku pelecehan seksual
- Dokumentasikan atau simpan bukti terkait penyimpangan seksual yang Anda alami
- Tidak menyalahkan diri sendiri.
Pelecehan dan kekerasan seksual bisa menimbulkan dampak psikologis pada korban, seperti trauma, gangguan tidur, dan suka menyakiti diri sendiri. Bahkan, korban juga mengalami perubahan fisik berupa penurunan berat badan drastis, tekanan darah tinggi, dan sakit kepala hebat.
Baca Juga: Catat, 5 Penyakit Menular Seksual Ini Bisa Disembuhkan
Jika mengalami kondisi ini, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh Dr Sony Prabowo, MARS
Source:
- National Library of Medicine. Sexual Violence Experiences and Pornography Media Exposure with Sexual Risk Behavior among PLWHA MSM in Bandung Indonesia. Diakses 2024.
- Rainn. Sexual Harassment. Diakses 2024.