Ditulis oleh Tim Konten Medis
Kelainan seksual atau parafilia adalah jenis gangguan mental yang menyebabkan penderita merasakan rangsangan seksual yang kuat pada aktivitas atau benda tertentu secar tidak normal. Artinya, secara umum orang lain tidak merasakan rangsangan tersebut. Gejala kelainan seksual meliputi perilaku obsesif, kecanduan pornografi, dan cenderung agresif.
Jenis kelainan seksual yang sering ditemukan adalah masokisme dan sadisme seksual.
Parafilia atau kelainan seksual adalah kondisi yang terjadi akibat rangsangan seksual yang tidak wajar. Penyebab kondisi ini adalah fantasi seksual terhadap aktivitas atau objek tertentu yang tidak normal. Misalnya, menunjukkan alat kelamin ke orang lain tanpa persetujuan.
Penderita kelainan seksual kerap tidak bisa melawan atau mengubah hasratnya. Hal ini bisa berdampak buruk pada kualitas hidup dan kehidupan seksual mereka bersama pasangan.
Jenis Kelainan Seksual
Perlu diketahui bahwa seks merupakan hal alamiah bagi manusia untuk mempertahankan kelangsungan keturunan. Hal ini juga berfungsi sebagai bentuk mencapai kepuasaan.
Namun, kepuasaan ini terkadang dilakukan dengan cara tidak wajar sehingga menunjukkan kelainan seksual. Berikut beberapa jenis kelainan seksual yang perlu diketahui:
1. Fetisisme
Fetish atau fetisisme adalah kondisi ketika seseorang mencapai kepuasan seksual terhadap beberapa objek tertentu, seperti kaus kaki, celana dalam, dan stocking.
Pada kondisi ini, penderita cenderung merasa terangsang dan mencapai klimaks dengan objek-objek tersebut. Bahkan, fetisisme tidak selalu berhubungan dengan benda erotis. Misalnya, mengalami rangsangan seksual dengan sendok atau sepatu bot.
Selain itu, penderita juga kerap mendapatkan rangsangan seksual pada bagian tubuh, seperti ketiak, jari tangan, rambut, dan kaki. Rangsangan seksual bisa diperoleh ada atau tanpa adanya pasangan.
Baca Juga: Bahaya Seks Oral untuk Kesehatan, Apa Saja?
2. Sadisme Seksual
Penderita sadisme seksual memiliki fantasi tidak normal dengan cara menyiksa pasangannya secara fisik dan psikologis. Dampak kelainan seksual sadisme membuat penderita seolah-olah merasa lebih berkuasa terhadap korbannya demi mendapatkan hasrat seksual.
3. Exhibitionism
Ciri-ciri kelainan seksual bisa ditandai dengan menunjukkan alat kelaminnya atau melakukan masturbasi di depan publik. Kondisi ini disebut sebagai exhibitionism.
Penderita memiliki anggapan bahwa orang yang melihat tindakannya bisa mendapatkan rangsangan seksual seperti yang dialami. Penyebab dari kelainan ini belum diketahui secara pasti. Namun, pelecehan dan keluarga yang tidak harmonis dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami exhibitionism.
4. Voyeurisme
Voyeurisme merupakan salah satu contoh dari penyimpangan seksual. Kondisi ini ditandai dengan mengintip orang yang sedang mandi untuk mendapatkan kepuasaan seksual.
Selain mandi, penderita juga senang mengamati orang yang sedang berganti pakaian atau berhubungan seksual. Biasanya, penderita tidak tertarik untuk melakukan aktivitas seksual dengan korban.
Namun, mereka cenderung mencapai orgasme dengan cara masturbasi sambil mengintip atau mengatami. Pada kondisi yang parah, penderita juga kerap mengintai korban seksualnya untuk mencapai kepuasaan seksual.
5. Masokisme Seksual
Penderita masokisme mendapat kepuasaan seksual dengan cara kekerasan, baik secara verbal maupun nonverbal. Pada kondisi ini, penderita menyukai aktivitas yang tidak wajar, seperti digigit, diikat, dan dipermalukan dengan kata-kata kasar atau merendahkan.
Bahkan, masokisme bisa menyebabkan luka sayatan dan luka bakar demi mencapai orgasme. Penyimpangan seksual ini memiliki risiko tinggi pada diri sendiri dan pasangan.
6. Froteurisme
Froteurisme adalah jenis gangguan seksual yang memiliki kecenderungan untuk menggesek alat kelaminnya pada tubuh orang asing. Kondisi ini seringkali terjadi di tempat umum, seperti kendaraan umum dan lift.
Froteurisme paling banyak ditemui pada pria yang berusia sekitar 15 hingga 25 tahun dengan sifat yang cenderung pemalu. Penyebab kelainan seksual bisa terjadi karena adanya riwayat traumatis, keluarga tidak harmonis, dan sulit memulai hubungan dengan orang lain.
7. Transvestitisme
Ciri kelainan seksual pada pria bisa ditandai dengan rasa bergairah dan terangsang saat mengenakan pakaian wanita. Perlu disadari bahwa penderita transvestisme bukanlah seorang transgender.
Penderita kerap menyukai pakaian wanita untuk mencapai kepuasaan seksual. Bahkan, penderita juga cenderung mengumpulkan pakaian atau benda yang berhubungan dengan wanita untuk merangsang hawa nafsunya.
Baca Juga: 7 Ciri-Ciri Fisik Penyakit Menular Seksual pada Wanita
8. Asfiksiofilia
Asfiksiofilia merupakan kondisi ketika seseorang dapat mencapai orgasme saat dicekik. Penderita kelainan seksual ini dapat meminta pasangannya untuk melakukan pencekikan
Tindakan pencekikan dilakukan dengan cara menggunakan tangan atau barang tertentu, mulai dari syal hingga pakaian. Pada kondisi yang parah, penderita juga menutup kepalanya dengan kantong plastik untuk mendapatkan kepuasaan seksual yang diinginkan.
Asfiksiofilia dapat membahayakan diri sendiri dan pasangan seksual. Meskipun tidak berniat untuk bunuh diri, aktivitas ini bisa menyebabkan sesak napas, penghambatan pembuluh darah, hingga mengancam nyawa.
9. Pedofilia
Orang yang mengidap pedofilia cenderung tertarik atau melakukan penyimpangan seksual kepada anak kecil yang berusia di bawah 13 tahun. Bahkan, penderita juga memiliki ketertarikan seksual terhadap bayi dengan usia di bawah 5 tahun. Kondisi ini dikenal dengan istilah infantofilia.
Penderita memiliki kelainan seksual dengan cara mengajak anak kecil untuk melakukan hubungan intim, mulai dari oral seks hingga penetrasi. Kondisi ini dapat melanggar hukum pidana tentang pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.
10. Zoophilia
Zoophilia merupakan ciri kelainan seksual terhadap hewan. Penderita kelainan ini dapat mencapai kepuasaan seksual apabila tubuhnya dijilat oleh hewan.
Bahkan, penderita juga dapat melakukan aktivitas seksual dengan hewan untuk mendapatkan orgasme yang diinginkannya. Perlu disadari bahwa zoophilia bisa menderita lebih dari satu kelainan seksual, mulai dari sadisme, masokisme, dan ekshibisionisme.
Baca Juga: 5 Jenis Pelecehan Seksual dan Contoh Perilakunya
Apa Penyebab Seseorang Memiliki Kelainan Seksual?
Kelainan seksual bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:
- Memiliki riwayat traumatis, seperti pelecehan seksual yang terjadi berulang kali
- Keluarga tidak harmonis, seperti sering melihat orang tua bertengkar atau kurang kasih sayang orang tua
- Mengalami gangguan mental, seperti antisosial dan kepribadian narsistik
- Tidak sengaja melihat orang tua berhubungan seksual saat masih kecil
Cara Mengatasi Kelainan Seksual
Kelainan seksual bisa diatasi dengan cara penggunaan obat-obatan medis dan psikoterapi. Namun, dokter biasanya menggabungkan kedua pengobatan ini untuk mendapatkan hasil yang optimal. Adapun beberapa metode pengobatan yang perlu dilakukan untuk mengatasi kelainan seksual:
- Obat anti androgen bisa untuk menurunkan hasrat berhubungan seksual
- Obat antidepresan cocok dalam mengatasi dorongan seksual
- Perilaku agresif dan aktivitas seksual ekstrem bisa ditangani dengan obat antipsikotik
- Terapi perilaku kognitif mampu memperbaiki pola pikir penderita menjadi lebih positif
- Menjalani terapi berkelompok atau group therapy untuk saling berbagi dan diskusi bersama dengan penderita lainnya
Apabila Anda mengalami gejala kelainan seksual, seperti kecanduan masturbasi, melakukan seks yang tidak aman, dan menjauhi aktivitas sosial sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Daniel
Source:
- Medical News Today. What to Know About Compulsive Sexual Behavior. Agustus 2024.
- Very Well Mind. What Is a Fetish?. Agustus 2024.