Ditulis oleh Tim Konten Medis
Stroke merupakan penyakit yang dapat menimbulkan disfungsi pada anggota tubuh tertentu, seperti kesulitan berjalan, berbicara, kelumpuhan, kerusakan otak hingga kematian menjadi beberapa risiko yang dihadapi oleh penderita stroke. Pengobatan stroke dengan tepat dapat membantu pasien meminimalisir risiko dan mengelola rasa sakit yang mereka alami. Selengkapnya simak ulasan berikut.
Stroke akan memengaruhi kemampuan dalam berbicara, bergerak, berpikir, dan kontrol tubuh.
Bagaimana Cara Mengobati Penyakit Stroke?
Stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat berhenti atau terganggunya aliran darah ke otak, akibatnya sel-sel otak mati, dan akan memengaruhi kemampuan dalam berbicara, bergerak, berpikir, dan kontrol tubuh. Penentuan diagnosa yang tepat serta perawatan yang cepat dapat membantu seseorang untuk segera pulih dari penyakit stroke. Cara pengobatan dapat berbeda tergantung pada jenis stroke yang penderita alami. Berikut adalah penjelasan bagaimana cara mengobati penyakit stroke berdasarkan jenisnya.
Pengobatan Stroke Iskemik dan TIA
Stroke jenis ini terjadi karena adanya gumpalan darah atau penyumbatan di area otak. Teknik pengobatan yang dilakukan mencakup:
1. Obat-obatan untuk Memecah Pembekuan
Obat trombolitik dapat memecah gumpalan darah di arteri otak sekaligus menghentikan stroke dan mengurangi risiko kerusakan yang terjadi pada otak pasien. Aktivator plasminogen jaringan (TPA), atau alteplase IV R-TPA, dianggap sebagai salah satu obat yang ampuh untuk mengobati stroke iskemik. Cara kerja obat ini dengan melarutkan gumpalan darah secara cepat. Manfaat lain TPA selain dapat membantu pasien pulih dari stroke, obat ini juga dapat membantu pasien untuk terhindar dari risiko kecacatan abadi akibat stroke.
Baca Juga: Cara Mencegah Penyakit Jantung dan Stroke
2. Trombektomi Mekanis
Beberapa kasus stroke iskemik parah dapat diobati dengan prosedur darurat yang disebut dengan trombektomi. Prosedur satu ini melibatkan proses memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah besar ke dalam kepala Anda. Dokter atau ahli kesehatan lainnya menggunakan perangkat tersebut untuk menarik gumpalan keluar dari pembuluhnya. Proses operasi ini akan memiliki potensi keberhasilan paling tinggi. Tingkat efektifitas lebih tinggi bila dilakukan tepat waktu, 6-24 jam setelah pasien mengalami stroke. Jenis perawatan lain mungkin akan dilakukan, jika kondisi pasien lebih parah.
3. Stenting
Stenting merupakan prosedur yang bertujuan untuk membuka bagian arteri yang tersumbat untuk mengembalikan alirah darah secara normal ke otak. Jenis pengobatan ini memang umum dilakukan untuk penderita stroke. Opsi stenting biasanya direkomendasikan untuk pasien yang memiliki kondisi kesehatan kurang baik untuk menjalani operasi. Cara mengobatinya dokter akan menempatkan ring kecil di arteri yang tersumbat. Ring atau biasa disebut stent ini berfungsi untuk membantu menopang arteri tetap terbuka dan mengurangi kemungkinan terjadinya penyempitan lagi di kemudian hari.
Pengobatan Stroke Hemoragik
Berbeda dengan jenis stroke sebelumnya, stroke hemoragik disebabkan oleh adanya pendarahan atau kebocoran di otak. Beberapa jenis pengobatan yang direkomendasikan antara lain:
1. Obat-obatan
Lain halnya dengan stroke iskemik, pasien stroke hemoragik akan minum obat yang berguna untuk menggumpalkan darah. Dokter akan merekomendasikan jenis obat untuk mencegah terjadinya pengenceran darah. Kombinasi obat-obatan lain juga diperlukan, seperti obat untuk mengurangi tekanan darah, menurunkan tekanan otak, mencegah kejang, mencegah penyempitan pembuluh darah, dan lainnya. Obat-obatan ini berfungsi mendukung agar risiko stroke perdarahan pasien tidak semakin parah.
Pasien stroke hemoragik akan minum obat yang berguna untuk menggumpalkan darah.
2. Coiling (Embolisasi Endovascular)
Coiling merupakan prosedur yang akan dilakukan untuk mencegah pendarahan semakin parah. Cara kerja prosedur ini akan melibatkan proses memasukkan tabung panjang atau kateter ke area pendarahan atau pembuluh darah yang melemah.
Setelah selesai, dokter selanjutnya akan memasang alat khusus di area-area dimana terjadi pelemahan pada dinding arteri. Pemasangan alat ini secara keseluruhan bertujuan untuk menghalangi aliran darah menuju area tersebut, sehingga pendarahan tidak terjadi.
Baca Juga: Gejala Stroke dan Pemeriksaan Penunjang
3. Klipping Bedah
Ketika proses pemeriksaan melalui tes pencitraan, dokter akan menemukan aneurisma (bagian dari otak yang berupa seperti tonjolan berbentuk balon terletak di pembuluh darah otak) yang belum mengalami pendarahan atau mungkin sudah pendarahan, tetapi sedang berhenti. Dokter bedah akan menempatkan sebuah penjepit kecil di dasar aneurisma untuk mencegah risiko pendarahan baru. Tujuan memotong suplai darah dan mencegah kemungkinan terjadi kerusakan pada pembuluh darah atau munculnya pendarahan baru.
4. Operasi
Jika kondisi aneurisma sudah sangat parah, mereka akan merekomendasikan untuk melakukan operasi bedah guna memotong aneurisma dan mencegah terjadinya pendarahan tambahan. Operasi lain seperti kraniotomi juga perlu untuk menghilangkan tekanan pada otak setelah terjadinya stroke besar. Setelah operasi, kondisi Anda dapat membaik dan dokter akan memberi saran khusus untuk mencegah risiko stroke di masa mendatang.
Stroke bukan penyakit ringan yang dapat diobati sendiri. Stroke yang tidak segera ditangani dan dikelola dengan baik dapat berbahaya. Pengetahuan yang tepat mengenai cara mengobati penyakit stroke dapat mencegah Anda terkena risiko-risiko kerusakan dan kecacatan pada tubuh Anda. Beberapa cara pengobatan penyakit stroke di atas dapat Anda coba dan konsultasikan langsung dengan dokter ahlinya.
Jika kondisi sudah sangat kritis, pastikan untuk segera mencari perawatan darurat untuk mengurangi risiko komplikasi yang tidak diinginkan. Semoga tubuh Anda semakin sehat, tetap perhatikan pola hidup, dan jenis makanan yang dikonsumsi demi kesehatan jangka panjang. Sampai jumpa kembali di artikel kesehatan lainnya.
Telah direview oleh dr. Sony Prabowo
Source: