Ditulis oleh Tim Konten Medis
Orang yang tidak boleh donor darah yaitu memiliki kondisi medis tertentu, seperti infeksi hepatitis B atau C, mengidap penyakit AIDS, asma berat, kelainan darah bawaan, dan mengidap kanker sel darah. Syarat boleh donor darah tergantung pada usia, berat badan, dan kondisi kesehatan seseorang.

Donor darah adalah proses pengambilan darah secara sukarela untuk disimpan di bank darah yang kemudian akan digunakan dalam transfuse darah kepada orang yang membutuhkan. Prosedur ini aman dilakukan karena menggunakan peralatan medis yang steril dan sekali pakai.
Manfaat donor darah bagi kesehatan bisa meningkatkan kesejahteraan emosional, menjaga fungsi jantung, dan sirkulasi darah tetap optimal. Sebelum mendonorkan darah, dokter dapat menanyakan riwayat kesehatan Anda.
Bila memiliki penyakit yang bisa menular melalui darah, seseorang tidak boleh menjalani prosedur donor darah untuk mencegah risiko infeksi.
Golongan Orang yang Tidak Boleh Donor Darah
Orang yang mengidap penyakit tertentu termasuk golongan orang yang tidak boleh donor darah. Penyakit ini terbagi atas dua jenis utama yaitu golongan permanen dan golongan sementara. Berikut adalah penjelasannya:
1. Golongan Permanen
Penyakit atau kondisi yang termasuk dalam golongan permanen tidak boleh melakukan donor darah selama hidupnya. Jenis penyakit ini meliputi:
- Infeksi hepatitis B atau C: Salah satu penyakit yang tidak boleh donor darah adalah hepatitis B atau C. Peradangan hati ini dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti minum alkohol secara berlebihan, gangguan autoimun, konsumsi obat-obatan, atau terpapar racun.
- Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS): Ini merupakan tahap akhir dari infeksi HIV. Pada tahap AIDS, tubuh sudah tidak mampu lagi melawan infeksi dan menimbulkan gejala berkeringat, panas dingin, serta pembengkakan kelenjar getah bening.
- Asma berat: Gejala asma berat cenderung sulit dikendalikan, bahkan dengan dosis obat tinggi. Ini termasuk jenis asma yang berbahaya karena bisa mengancam nyawa.
- Kelainan darah bawaan: Ini berarti seseorang memiliki gen (sifat bawaan sejak lahir) yang menyebabkan gangguan perdarahan atau pembekuan. Kelainan darah bawaan meliputi hemofilia, penyakit sel sabit, dan talasemia.
- Kanker sel darah: Misalnya, leukemia, limfoma, atau mieloma. Bila mengalami kanker sel darah, seseorang tidak bisa mendonorkan darahnya walaupun sudah sembuh dari penyakit.
- Penyakit jantung yang berat: Setiap penyakit jantung harus mendapatkan pengobatan medis segera mungkin. Hal ini penting untuk mencegah komplikasi di kemudian hari.
- Penyakit Creutzfeldt-Jakob: Merupakan kelainan otak langka yang menyebabkan demensia. Sering disebut gangguan prion, gejalanya hampir serupa dengan penyakit Alzheimer, seperti hilang ingatan, pandangan kabur, dan sulit berpikir.
Baca Juga: Apa Saja Fakta Golongan dari O dari Sisi Medis?
2. Golongan Sementara
Golongan sementara berarti Anda bisa melakukan donor darah apabila sudah pulih dari penyakit tertentu. Adapun kondisi dan penyakit yang termasuk golongan sementara yaitu:
- Aktivitas yang meningkatkan risiko HIV: Misalnya, penggunaan obat suntik tanpa resep, terlibat seks bebas, dan pernah melakukan kontak seksual dengan penderita HIV.
- Baru saja menjalani operasi besar: Pendonor darah harus bebas dari penyakit menular. Bila baru menjalani operasi, Anda tidak boleh mendonorkan darah terlebih dahulu.
- Menjalani vaksin: Lama waktu untuk donor darah setelah vaksinasi cenderung bervariasi, tergantung jenis vaksinnya.
- Anemia: Seseorang dapat mendonorkan darahnya setelah anemia sembuh sepenuhnya. Cara mengatasi anemia bisa dengan konsumsi suplemen dan obat-obatan sesuai resep dokter.
- Kanker stadium awal: Anda boleh mendonorkan darah apabila menjalani pengobatan kanker dan sudah pulih sepenuhnya. Secara umum, kanker stadium awal lebih mudah diobati daripada stadium lanjut.
- Konsumsi obat-obatan tertentu: Beberapa obat ini seperti acitretin, dutasteride, dan etretinate. Jangka waktu donor darah setelah konsumsi obat tergantung pada kondisi kesehatan dan jenis obatnya.
- Tekanan darah tinggi: Dalam istilah medis, kondisi ini memiliki sebutan hipertensi. Sebagian besar tekanan darah tinggi tidak menimbulkan gejala, tetapi beberapa orang dapat mengalami sakit kepala, sesak napas, dan mimisan.
- Malaria: Ini merupakan infeksi sel darah merah yang terjadi karena salah satu dari lima spesies protozoa Plasmodium. Malaria menimbulkan gejala demam, tubuh menggigil, berkeringat, dan perasaan tidak enak badan.
- Kehamilan: Dokter tidak menganjurkan ibu hamil untuk melakukan donor darah. Sebab, ibu hamil memerlukan zat besi yang cukup untuk mengoptimalkan perkembangan janin.
- Infeksi virus Zika: Anda dapat tertular virus Zika melalui nyamuk, hubungan seksual, dan transfusi darah. Gejalanya infeksi ini biasanya ringan.
Syarat Boleh Donor Darah
Berikut ini adalah beberapa syarat donor darah yang perlu Anda ketahui:
1. Usia
Usia 18 hingga 65 tahun boleh melakukan prosedur donor darah. Namun, di beberapa negara, ada juga yang mengizinkan usia 16-17 tahun untuk mendonorkan darah.
Selama menjalani donor darah, pastikan tubuh dalam keadaan sehat dan tidak sedang sakit. Wanita yang sedang haid juga sebaiknya tidak menjalani donor darah terlebih dahulu.
Baca Juga: Terapi Plasma Darah
2. Berat Badan
Batas minimal berat badan untuk donor darah berkisar 50 kilogram. Sementara di beberapa negara lainnya, pendonor darah lengkap harus memiliki berat badan minimal 45 kilogram.
Jika berat badan lebih rendah dari batas yang dianjurkan, Anda sebaiknya tidak melakukan donor darah. Cobalah untuk menaikkan berat badan dengan mengonsumsi makanan sehat secara rutin.
3. Kondisi Kesehatan
Anda tidak boleh donor darah apabila sedang flu, pilek, sakit tenggorokan, sariawan, dan berbagai kondisi lainnya. Ada batas minimal nilai Hemoglobin (Hb) untuk donor darah yang akan diperiksa sebelum donor darah dilaksanakan.
Penderita hipertensi tidak disarankan donor darah karena bisa meningkatkan risiko komplikasi serius pada donor darah.
4. Perilaku
Hindari menjalani donor darah apabila Anda memiliki perilaku dan kondisi, sebagai berikut:
- Berhubungan seksual yang berisiko (tidak menggunakan kondom, kontak seksual dengan penderita HIV) dalam 12 bulan terakhir.
- Pernah mendapatkan hasil tes HIV positif.
- Pernah melakukan suntikan narkoba.
- Orang bertato juga tidak boleh donor darah, penyebabnya karena kemungkinan jarum tato bisa menyebarkan virus, seperti HIV atau hepatitis.
5. Kehamilan dan Menyusui
Ibu hamil sebaiknya tidak menjalani prosedur donor darah terlebih dahulu. Mereka bisa menundanya hingga berbulan-bulan lamanya.
Selain itu, pantangan sebelum donor darah adalah tidak sedang menyusui. Sebab, donor darah bisa menyebabkan produksi asi berkurang, mulai dari kuantitas dan kualitasnya.
Baca Juga: Biaya Cuci Darah yang Ditanggung BPJS Kesehatan dan Prosedurnya
Jika ingin melakukan donor darah, sebaiknya konsultasi dan lakukan pemeriksaan fisik ke dokter terlebih dahulu. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Hana Fathiazzahra Jaelani
Source:
- Healthline. The Benefits of Donating Blood. Juli 2025.
- Mayo Clinic. Blood Donation. Juli 2025.
- MSD Manual. Some Conditions That Disqualify People From Donating Blood. Juli 2025.