Ditulis oleh Tim Konten Medis
Pandemi virus corona tengah melanda dunia termasuk Indonesia. Data yang dihimpun dari situs resmi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional per 2 Februari 2021 sebanyak 1.099.687 kasus terkonfirmasi positif, 896.530 dinyatakan sembuh, dan 30.581 meninggal. Tak heran, ahli kesehatan berupaya mencari pengobatan yang tepat untuk mengatasi kesehatan pasien COVID-19.
Plasma darah dapat diberikan kepada pesien COVID-19 untuk meningkatkan kemampuan melawan virus.
Salah satu metode pengobatan yang digunakan untuk menangani pasien corona ialah terapi plasma konvalesen. Terapi plasma konvalesen dapat membantu meningkatkan peluang sembuh pasien COVID-19. Badan Litbangkes Kementrian Kesehatan mulai melakukan penelitian Uji Klinik Terapi Plasma Konvalesen pada pasien COVID-19.
Penggunaan plasma darah dalam pengobatan bukanlah sesuatu yang baru. Penggunaan plasma darah dari penderita yang sembuh juga digunakan pada wabah flu babi pada tahun 2009, Ebola, SARS, dan MERS. Lalu, tahukah Anda apa itu terapi plasma darah konvalesen? Lebih jelas simak ulasan berikut!
Apa Itu Plasma Darah?
Plasma darah adalah bagian dari empat komponen yang ada dalam darah bersama dengan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Plasma terdiri dari sekitar 90% air, garam, dan enzim. Plasma memiliki antibodi yang membantu melawan infeksi, protein (albumin), dan fibrinogen. Plasma merupakan bagian terbesar dari darah sekitar 55%. Meskipun darah tampak merah, plasma itu sendiri berwarna kuning pucat. Salah satu tugas plasma darah ialah menjaga tekanan darah dalam kisaran yang sehat. Selain itu, plasma darah juga membawa protein penting, mineral, nutrisi, dan hormon ke tempat yang tepat di tubuh Anda.
Fungsi Plasma Darah
Plasma membantu membawa nutrisi, protein, hormon ke berbagai sel di dalam tubuh termasuk sebagai berikut:
- Hormon pertumbuhan yang membantu otot dan tulang untuk tumbuh.
- Mengandung faktor pembekuan darah yang membantu menghentikan pendarahan.
- Mengandung nutrisi seperti kalium dan natrium yang membantu kerja sel.
Selain itu, plasma juga membantu tubuh untuk:
- Mempertahankan tekanan darah normal dan tingkat volume darah.
- Membuang limbah-limbah hasil metabolisme
Terapi Plasma Darah
Terapi plasma konvalesen menggunakan darah orang-orang yang telah sembuh dari virus COVID-19. Tak heran belakangan ini banyak pasien virus corona yang mencari plasma darah penderita/penyitas COVID-19 untuk melakukan pengobatan tersebut. Darah yang disumbangkan oleh penyitas COVID-19 mengandung antibodi terhadap virus yang menyebabkannya, virus corona.
Para penyitas COVID-19 akan menjadi donor plasma dengan menjalani sejumlah pemeriksaan dan memenuhi persyaratan. Darah yang disumbangkan diproses untuk menghilangkan sel darah, meninggalkan cairan (plasma) dan antibodi. Plasma darah ini, dapat diberikan kepada pesien COVID-19 untuk meningkatkan kemampuan melawan virus. Terapi plasma konvalesen dapat membantu orang pulih dari COVID-19 sehingga dapat mengurangi tingkat keparahan penyakit. Terapi plasma konvalesen COVID-19 diberikan sebagai upaya pengobatan bukan untuk pencegahan. Kini, terapi plasma konvalesen hanya boleh digunakan untuk kondisi darurat dan penelitian.
FDA, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat menyetujui program untuk menguji plasma pada penyitas COVID-19 di Mayo Clinic. Lebih dari 90.000 pasien telah mendaftar dalam program tersebut, dan 70.000 telah menerima perawatan. Data menunjukkan bahwa plasma dapat menurunkan angka kematian pada pasien sebesar 35%, terutama jika pasien dirawat dalam waktu tiga hari setelah diagnosis. Mereka yang mendapat manfaat paling banyak berusia di bawah 80 tahun dan tidak menggunakan alat bantu pernapasan.
Sampai saat ini, belum diketahui apakah terapi plasma konvalesen akan menjadi pengobatan yang efektif untuk COVID-19. Data dari uji klinis kecil dan akses data nasional menunjukkan bahwa plasma konvalesen dapat mengurangi tingkat keparahan atau mempersingkat durasi perawatan COVID-19. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah terapi plasma konvalesen akan menjadi pengobatan yang efektif untuk semua kasus COVID-19.
Plasma memiliki antibodi yang membantu melawan infeksi, protein (albumin), dan fibrinogen.
Risiko Terapi Plasma Darah
Sama seperti setiap tindakan pengobatan apapun, ada risiko dari terapi plasma konvalesen, antara lain kerusakan paru-paru dan kesulitan bernapas. Pasien yang mendapat terapi plasma konvalesen juga berisiko mengalami infeksi HIV dan Hepatitis B atau C karena menerima transfusi dari beberapa donor sekaligus. Meskipun risiko terkena COVID-19 dari plasma konvalesen belum diuji, tetapi para peneliti percaya bahwa risikonya rendah karena pendonor sepenuhnya telah sembuh dari infeksi COVID-19.
Cara Kerja Terapi Plasma Konvalesen
Terapi plasma darah atau plasma konvalesen dilakukan dengan mengambil plasma konvalesen dari darah penyitas COVID-19 yang telah sembuh total. Plasma darah akan diberikan kepada pasien yang corona virus dalam kondisi berat dengan menstranfusikan plasma darah sebagai bagian dari perawatan. Ada beberapa prosedur yang dilakukan di antaranya sebagai berikut.
Sebelum prosedur
Sebelum terapi plasma konvalesen, tim perawatan kesehatan akan mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan. Petugas kesehatan memasukkan jarum sekali pakai steril yang terhubung ke tabung (intravena, atau IV, garis) ke dalam pembuluh darah di salah satu lengan Anda.
Selama prosedur
Ketika plasma tiba, kantong plasma steril melekat pada tabung dan plasma menetes keluar dan ke dalam tabung. Dibutuhkan sekitar 1-2 jam untuk menyelesaikan prosedur ini.
Setelah prosedur
Anda akan diawasi dengan ketat setelah menerima plasma konvalesen. Dokter Anda akan merekam tanggapan Anda terhadap perawatan. Dia mungkin juga mencatat berapa lama Anda harus tinggal di rumah sakit atau membutuhkan terapi lain.
Donor Plasma Darah
Pendonor plasma darah perlu menjalani pemeriksaan fisik dan dipastikan sudah sembuh total dari virus tertentu termasuk virus COVID-19. Saat mendonorkan plasma sedikit berbeda ketimbang mendonorkan darah biasa. Jika mendonorkan darah lengkap, darah tersebut langsung dimasukkan ke dalam kantong pengumpulan. Kemudian, dipisahkan di laboratorium. Sedangkan saat mendonorkan plasma, darah yang diambil dari lengan Anda melewati mesin khusus untuk memisahkan berbagai bagian darah Anda. Bagian-bagian yang tersisa, termasuk sel darah merah Anda, kembali ke tubuh Anda, bersama dengan larutan garam (air asin). Prosesnya memakan waktu sekitar 1 jam 15 menit.
Jadi, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa terapi plasma darah merupakan metode mentransfer antibodi yang diambil dari penyitas COVID-19 dan diberikan kepada pasien COVID-19 untuk meningkatkan kemampuan melawan virus. Plasma ini mengandung agen sistem kekebalan yang dapat membantu penerima dalam memerangi penyakit tersebut. Namun, perlu dingatkan terapi plasma darah ini hanya sebagai upaya pengobatan atau terapi tambahan pada kasus berat. Jangan lupa untuk tetap mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah virus corona dengan menjaga jarak, memakai masker, dan menjaga kebersihan diri.
Telah direview oleh dr. Edwin Halim
Source: