Ditulis oleh Tim Konten Medis
Ibuprofen dan paracetamol merupakan jenis obat-obatan yang umum digunakan untuk meredakan pusing dan rasa nyeri. Namun, kedua obat ini memiliki perbedaan yang signifikan pada cara kerja dan efek sampingnya.
Dosis maksimal ibuprofen untuk dewasa adalah 3.200 mg per hari, sedangkan paracetamol maksimal 4.000 mg per hari.
Ibuprofen dan paracetamol dapat mengatasi rasa nyeri dan mampu menurunkan demam pada tubuh. Meskipun sama-sama mengobati nyeri dan demam, keduanya memiliki perbedaan dari fungai hingga efek samping. Penggunaan obat yang tidak tepat bisa menyebabkan efek samping berupa pusing, mual, dan muntah-muntah.
Oleh sebab itu, Anda perlu mengetahui lebih lengkap tentang ibuprofen dan paracetamol sebelum mengonsumsinya.
Mengenal Ibuprofen
Ibuprofen merupakan salah satu jenis obat yang termasuk dalam obat antinflamasi nonsteroid (OAINS). Obat ini mampu mengatasi nyeri dan demam. Selain itu, manfaat ibuprofen juga dapat mengatasi dan menghambat jumlah produksi zat pemicu peradangan di dalam tubuh.
Jenis obat pereda nyeri ibuprofen aman untuk anak-anak dan orang dewasa. Namun, ibu hamil tidak dianjurkan menggunakan ibuprofen karena berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan janin, seperti bayi lahir cacat.
Kondisi ini juga berlaku bagi ibu menyusui. Konsumsi ibuprofen dalam jumlah sedikit bisa memengaruhi jumlah asi,, sehingga perlu berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu.
Ibuprofen hanya boleh dikonsumsi pada bayi atau anak-anak yang berusia di atas 6 bulan. Penggunaan obat ini pada anak harus di bawah pengawasan dokter untuk mencegah efek samping yang dapat terjadi.
Adapun beberapa efek samping Ibuprofen, antara lain:
- Gangguan pada saluran pencernaan
- Mengalami ruam dan kemerahan pada kulit
- Nafsu makan menurun
- Sakit di bagian kepala
- Mengalami gagal ginjal
- Alergi terhadap obat-obatan tertentu
- Bisa menimbulkan iritasi atau luka pada dinding lambung apabila minum sebelum makan
Mengenal Paracetamol
Paracetamol termasuk golongan obat analgesik atau pereda nyeri yang mampu mengobati berbagai jenis penyakit ringan hingga sedang. Misalnya, sakit kepala, kram akibat menstruasi, sakit gigi, sakit punggung, dan tubuh yang terkilir.
Paracetamol aman untuk segala usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, khususnya ibu hamil dan menyusui. Hanya saja, penggunaan obat ini pada anak harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan dosis yang tepat. Jenis obat ini memiliki efek samping berupa:
- Nyeri di bagian kepala
- Mual dan muntah
- Sembelit
- Alergi
- Tekanan darah menurun
- Kesulitan bernapas
- Detak jantung lebih cepat.
Baca Juga: Minum Paracetamol untuk Ibu Hamil, Apakah Aman?
Membandingkan Ibuprofen vs Paracetamol, Mana yang Lebih Baik?
Ibuprofen dan paracetamol memiliki manfaat bagi tubuh untuk mengobati beberapa penyakit tertentu. Berikut perbedaan antara ibuprofen dan paracetamol:
1. Efek Samping
Jika memiliki riwayat penyakit pencernaan, seperti tukak lambung atau maag, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi paracetamol. Hindari menggunakan ibuprofen karena bisa menimbulkan luka atau iritasi pada lambung.
Penderita yang memiliki riwayat penyakit jantung, stroke, atau asma, tidak cocok menggunakan ibuprofen untuk mengatasi demam dan nyeri pada tubuh. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi ibuprofen apabila memiliki riwayat penyakit tersebut.
2. Lama Waktu Penggunaan
Ibuprofen dan paracetamol memiliki lama waktu penggunaan yang berbeda. Pastikan Anda telah membaca aturan pakai pada kemasan obat atau berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Pada umumnya, paracetamol bisa digunakan dalam jangka waktu panjang sedangkan ibuprofen tidak. Anda juga perlu memperhatikan dosis penggunaan obat yang tepat untuk mencegah risiko efek samping.
Ibuprofen memiliki dosis maksimal 3.200 mg dalam sehari pada orang dewasa. Sementara itu, paracetamol sebanyak 4.000 mg dosis maksimal untuk orang dewasa. Pada anak-anak, sesuaikan konsumsi obat dengan berat badan.
3. Kondisi Kesehatan
Sebelum mengonsumsi ibuprofen, Anda perlu berdiskusi dengan dokter apabila mengalami kondisi sebagai berikut:
- Berusia di atas 65 tahun ke atas
- Memiliki gangguan pada organ jantung, hati, dan ginjal
- Menderita penyakit jaringan ikat, stroke, diabetes, asma, hipertensi, dan penyakit arteri perifer
- Memiliki riwayat perdarahan di bagian lambung
- Mengonsumsi obat pengencer darah.
Selain ibuprofen, Anda juga perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi paracetamol apabila mengalami kondisi, seperti:
- Sering mengonsumsi minuman alkohol
- Memiliki berat badan di bawah batas normal atau cenderung terlalu kurus
- Mengalami penyakit diabetes
- Menderita gangguan pada organ hati atau ginjal.
Baca juga: Cara Menghilangkan Sakit Kepala
Paracetamol vs Ibuprofen, Mana yang Lebih Baik untuk Mengatasi Demam?
Ibuprofen dan paracetamol memiliki efek antipiretik yang dapat menurunkan demam pada orang dewasa maupun anak-anak. Namun, Ibuprofen juga memiliki kandungan bahan aktif sebagai efek antiperadangan.
Jika anak terbiasa mengonsumsi paracetamol untuk mengobati rasa nyeri, sebaiknya hindari menggantinya dengan ibuprofen. Kondisi ini juga berlaku sebaliknya, sebaiknya tidak mengganti ibuprofen menjadi paracetamol tanpa anjuran dari dokter.
Jika rasa sakit atau demam tidak kunjung sembuh dalam waktu dua hari, segera berdiskusi dengan dokter agar memperoleh penanganan yang tepat.
Perbedaan Ibuprofen dan Paracetamol
Setiap jenis obat memiliki aturan dan cara kerja yang berbeda. Sebelum mengonsumsi ibuprofen atau paracetamol, pastikan membaca aturan pakai pada kemasan sebelum terlebih dahulu. Adapun beberapa perbedaan antara kedua obat ini, antara lain:
- Aturan pakai pada bayi atau anak-anak. Ibuprofen bisa digunakan pada anak usia 3 bulan atau berat badan mencapai 6 kg. Paracetamol aman dikonsumsi pada bayi berusia di atas 2 bulan dengan berat badan minimal 4 kg.
- Waktu pemberian obat. Pemberian ibuprofen dapat dilakukan setiap 6- 8 jam dan tidak lebih dari 3 kali dalam sehari. Paracetamol dapat dikonsumsi setiap 4-6 jam sekali dan maksimal 4 kali dalam sehari.
- Sifat obat. Ibuprofen memiliki sifat anti-inflammatory (NSAID) yang dapat mengatasi nyeri dan peradangan. Paracetamol berperan penting sebagai analgesik (pereda nyeri) dan antipiretik (menurunkan demam).
- Cara kerja obat. Ibuprofen bekerja secara langsung di area tubuh yang mengalami luka atau cedera. Sementara itu, paracetamol bekerja dari otak untuk menghambat zat prostaglandin.
- Efek samping. Ibuprofen memiliki efek samping berupa iritasi usus dan meningkatkan risiko pendarahan. Paracetamol dapat menyebabkan rasa sakit dan kepala berat apabila konsumsinya berlebihan.
Itulah pembahasan seputar ibuprofen dan paracetamol. Kedua jenis obat ini terjual bebas di apotek terdekat dalam berbagai bentuk, dosis, dan cara penggunaan yang berbeda-beda. Meskipun tergolong obat bebas, Anda perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk mendapatkan dosis yang sesuai dengan kondisi kesehatan tubuh.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan kamu sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Leonardo
Source:
- First Aid Pro. Ibuprofen VS Paracetamol – Know The Difference. Agustus 2024.
- NIB. Paracetamol vs Ibuprofen: Is There a Difference?. Agustus 2024.