Cuci darah adalah prosedur yang memungkinkan tubuh manusia untuk tetap berfungsi dengan baik ketika organ penting seperti ginjal tidak mampu berfungsi secara optimal. Lalu, apakah cuci darah menyakitkan? Apa saja prosedurnya dan bagaimana tanda cuci darah bekerja dengan baik? Simak jawaban lengkapnya di bawah ini.
Cuci darah penting untuk menjaga keseimbangan kimia tubuh pada gagal ginjal kronis dan juga penanganan overdosis zat beracun.
Apa Itu Cuci Darah?
Cuci darah atau hemodialisis adalah prosedur medis digunakan untuk menggantikan fungsi ginjal yang terganggu atau gagal. Ginjal berfungsi sebagai penyaring alami dalam tubuh manusia, membersihkan darah dari limbah dan kelebihan cairan. Namun, pada beberapa kondisi, seperti penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal akut, ginjal tidak dapat menjalankan peran ini dengan baik. Hemodialisis adalah metode yang digunakan untuk membersihkan darah secara eksternal ketika ginjal tidak dapat melakukannya.
Prosedur hemodialisis dapat dilakukan di rumah sakit atau pusat dialisis dengan bantuan tenaga medis yang terlatih. Ini adalah perawatan yang sangat penting bagi banyak individu dengan gangguan ginjal atau kondisi medis lainnya yang mempengaruhi fungsi ginjal. Dalam beberapa kasus, pasien perlu menjalani cuci darah secara rutin sepanjang hidup mereka untuk tetap menjaga keseimbangan dan kualitas hidup yang baik.
Baca Juga: 11 Gejala Gagal Ginjal Stadium Awal yang Sering Diabaikan
Manfaat Cuci Darah
Cuci darah memiliki manfaat klinis yang sangat signifikan. Pertama-tama, ini memungkinkan individu dengan gagal ginjal atau gangguan ginjal kronis untuk menjalani kehidupan yang relatif normal dengan menjaga keseimbangan kimia dalam tubuh. Proses ini membersihkan darah dari zat-zat berbahaya, sisa metabolisme, garam-garam yang tidak diinginkan, dan kelebihan cairan sehingga mengurangi risiko komplikasi serius dan memberikan kenyamanan serta rasa lega bagi pasien.
Kualitas hidup pasien juga meningkat karena gejala seperti kelebihan cairan, kelelahan, dan mual yang sering terkait dengan penyakit ginjal dapat dikendalikan. Selain manfaat klinis, hemodialisis juga berperan dalam situasi darurat untuk mengatasi intoksikasi atau overdosis zat beracun yang bisa menyelamatkan nyawa pasien.
Cara Kerja Cuci Darah
Pada dasarnya, cuci darah bekerja dengan melewati darah pasien melalui membran semipermeabel di tabung dialiser. Selama proses ini, darah yang terkontaminasi akan melewati membran, dan zat-zat berbahaya serta kelebihan cairan akan disaring keluar dari darah ke dalam cairan dialisis. Cairan dialisis mengandung komposisi khusus yang membantu menghilangkan zat-zat yang tidak diinginkan. Setelah darah dibersihkan, darah ini akan kembali ke dalam tubuh pasien.
Prosedur Cuci Darah
Prosedur hemodialisis adalah proses medis yang terdiri dari beberapa tahap dan dilakukan secara berkala untuk menggantikan fungsi ginjal yang terganggu atau rusak dalam membersihkan darah dan menghilangkan zat-zat berbahaya serta kelebihan cairan dari tubuh. Berikut adalah langkah-langkah utama dalam prosedur cuci darah:
1. Pemilihan Jenis Hemodialisis
Terdapat dua jenis utama dialisis, yaitu hemodialisis dan dialisis peritoneal. Hemodialisis melibatkan penggunaan mesin dialisis eksternal, sedangkan dialisis peritoneal menggunakan membran di dalam perut pasien untuk proses penyaringan. Dokter akan menentukan jenis dialisis yang sesuai berdasarkan kondisi medis dan preferensi pasien.
2. Pemasangan Akses Vaskular
Sebelum hemodialisis dilakukan, pasien perlu memiliki akses vaskular yang aman. Ini bisa berupa kateter vaskular, fistula arteriovenosa, atau graft vaskular yang memungkinkan darah mengalir keluar dan masuk kembali ke tubuh dengan lancar selama prosedur.
3. Persiapan Pasien
Sebelum prosedur, pasien akan diminta untuk duduk atau berbaring di kursi khusus hemodialisis. Alat-alat medis yang diperlukan akan disiapkan, termasuk jarum khusus yang akan digunakan untuk menghubungkan pasien dengan mesin dialisis.
Tanda cuci darah bekerja dengan baik, yaitu stabilnya tekanan darah pasien selama prosedur.
4. Proses Hemodialisis
Selama proses dialisis, darah akan dialirkan dari akses vaskular pasien ke mesin dialisis melalui jarum-jarum dan selang yang terhubung. Di mesin dialisis, darah akan melewati membran semipermeabel yang berfungsi menyaring zat-zat berbahaya dan kelebihan cairan. Cairan dialisis khusus akan membantu dalam proses ini. Setelah darah bersih, ia akan kembali ke dalam tubuh pasien melalui akses vaskular.
Baca Juga: Apa Itu Kanker Ginjal? Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
5. Monitoring
Selama prosedur, paramedis atau petugas medis akan memantau pasien secara terus-menerus untuk memastikan bahwa semuanya berjalan lancar dan aman. Mereka juga akan memeriksa tekanan darah dan kondisi pasien secara umum.
6. Selesai dan Pemulangan
Setelah sesi dialisis selesai, mesin akan dimatikan dan jarum-jarum akan dilepas. Pasien kemudian akan dipantau selama beberapa saat untuk memastikan tidak ada komplikasi. Pasien akan dapat pulang atau melanjutkan aktivitasnya setelah prosedur selesai.
Prosedur cuci darah biasanya dilakukan beberapa kali seminggu, tergantung pada kebutuhan medis pasien. Konsistensi dalam menjalani sesi dialisis sangat penting untuk menjaga keseimbangan kimia dalam tubuh dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul akibat gangguan ginjal.
Tanda Cuci Darah Bekerja dengan Baik
Tanda bahwa hemodialisis berjalan dengan baik adalah ketika prosedur tersebut berjalan tanpa masalah dan pasien merasa relatif nyaman selama dan setelah sesi cuci darah. Beberapa indikator utama keberhasilan hemodialisis meliputi stabilnya tekanan darah pasien selama prosedur, pengendalian yang efektif terhadap kelebihan cairan dalam tubuh, serta pemantauan suhu dan komposisi kimia dalam cairan dialisis yang sesuai.
Selain itu, pasien biasanya merasa lega setelah sesi hemodialisis karena gejala seperti kelebihan cairan, kelelahan, dan mual yang sering terkait dengan penyakit ginjal dapat dikendalikan dengan baik. Hasil tes darah yang teratur juga dapat menunjukkan apakah hemodialisis berfungsi dengan baik dengan melihat penurunan level zat-zat berbahaya seperti urea dan kreatinin dalam darah. Semua ini merupakan tanda-tanda positif bahwa prosedur hemodialisis berhasil menjaga keseimbangan tubuh dan kualitas hidup pasien dalam kondisi yang lebih baik.
Efek Samping Cuci Darah
Prosedur cuci darah (dialisis) merupakan perawatan medis yang seringkali sangat penting untuk mengatasi masalah ginjal atau kondisi medis lainnya. Meskipun membantu menjaga keseimbangan kimia tubuh dan meningkatkan kualitas hidup, hemodialisis juga dapat memiliki beberapa efek samping yang perlu dipertimbangkan. Beberapa efek samping hemodialisis yang umum termasuk:
- Hipotensi (Tekanan Darah Rendah)
- Kram atau Nyeri
- Mual dan Muntah
- Kelelahan
- Infeksi
- Perubahan Elektrolit
- Perubahan Nutrisi
- Masalah Kulit
Baca Juga: Bagaimana Ciri-Ciri Penyakit Ginjal?
Harap diingat bahwa cuci darah adalah prosedur medis yang kompleks dan harus dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih secara khusus, seperti perawat dialisis atau dokter spesialis ginjal. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal memerlukan cuci darah, penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis untuk menentukan rencana perawatan yang sesuai.
Telah direview oleh dr Laurensia Erlina Natalia
Source:
- Dialisis
- Apa itu Dialisis dan Apa Manfaatnya?
- Yang Perlu Diketahui Tentang Dialisis: Jenis Prosedur, Manfaat, dan Risiko