Ditulis oleh Tim Konten Medis
Ciri-ciri penyakit kusta ditandai dengan munculnya luka atau lesi pada kulit. Bahkan, orang yang mengalami kusta dapat merasakan mati rasa dan kesemutan yang perlu diwaspadai. Dokter dapat mengatasi kondisi ini dengan pemberian obat antibiotik.

Muncul luka pada kulit termasuk gejala kusta.
Kusta termasuk infeksi bakteri kronis yang memengaruhi sistem saraf tubuh. Umumnya, jenis penyakit ini lebih umum di daerah tropis dan subtropis.
Tidak ada vaksin yang bisa mencegah penyakit kusta secara khusus. Namun, vaksin untuk mengatasi tuberkulosis (TB) atau vaksin BCG mampu memberikan perlindungan terhadap penyakit kusta. Sebab, bakteri penyebab kusta berkerabat dengan organisme penyebab TB.
Apa Itu Kusta?
Kusta atau lepra (leprosy) adalah penyakit menular yang sering terjadi pada bagian tubuh tertentu, seperti kulit, mata, selaput lendir, atau saraf. Penyebab penyakit kusta dapat terjadi karena infeksi bakteri Mycobacterium leprae.
Penyakit ini mudah menular ke orang lain saat bersentuhan langsung atau terkena tetesan kecil (droplet) dari hidung dan mulut dari penderita kusta. Umumnya, penyakit lepra lebih sering menyerang anak-anak daripada orang dewasa karena memiliki sistem imunitas lebih rendah.
Jika tidak mendapatkan pengobatan yang tepat, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius berupa gagal ginjal dan hidung tersumbat kronis.
Gejala Penyakit Kusta
Penting untuk mewaspadai gejala lepra atau kusta seperti berikut ini:
1. Muncul Luka Kulit
Salah satu gejala utamanya adalah muncul luka kulit yang tidak kunjung sembuh selama beberapa minggu hingga hitungan bulan. Luka ini memiliki bentuk datar dan berwarna lebih pucat dari kulit normal di sekitarnya.
Pada jenis kusta tuberkuloid, penderita bisa mengalami luka ringan karena respons imun yang baik. Namun, pada jenis kusta lepromatosa, lukanya bisa menyebar luas dan memengaruhi saraf.
Baca Juga: Mengenal 15 Jenis Penyakit Kulit: Penyebab dan Gejalanya
2. Mati Rasa dan Kesemutan
Gejala awal penyakit kusta dapat mengalami mati rasa atau kesemutan. Kondisi ini mampu menghilangkan rasa atau sensasi di area tubuh tertentu, termasuk tangan, lengan, dan tungkai.
Mati rasa biasanya menjadi tanda gangguan pada saraf. Sebagian besar kasusnya tidak menyebabkan masalah kesehatan serius. Namun, pada kasus yang parah, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi yang berkaitan dengan tidak merasakan nyeri.
Selain mati rasa, penderita bisa mengalami kesemutan atau sensasi seperti ditusuk-tusuk jarum di tubuhnya. Bahkan, kondisi ini bisa memicu kelemahan otot dan kelumpuhan.
3. Kelemahan Otot
Kusta tidak memengaruhi sistem saraf pusat tetapi menyerang sistem saraf tepi, termasuk saraf sensorik, motorik, dan otonom. Sebagai contoh, kerusakan saraf sensorik bisa menyebabkan kelemahan otot dan tidak dapat merasakan nyeri.
Hal ini bisa membuat ujung tangan dan kaki rentan terhadap luka bakar dan cedera. Pada kasus yang parah, penderita bisa kehilangan jari kaki, tangan, dan kaki.
4. Hidung Tersumbat
Selain itu, penderita kusta bisa mengalami hidung tersumbat yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini dapat terjadi ketika ada sesuatu yang membuat iritasi pada bagian dalam hidung.
Iritasi pada hidung tersumbat bisa menyebabkan peradangan dan produksi lendir berlebih. Akibatnya, penderita akan sulit bernapas melalui hidung. Jika tidak mendapatkan penanganan, hidung tersumbat akibat kusta dapat memicu sinusitis, polip hidung, atau infeksi telinga.
5. Mimisan
Gejala kusta selanjutnya adalah mengalami mimisan. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut sebagai epistaksis.
Mimisan adalah keluarnya darah dari jaringan yang melapisi bagian dalam hidung dan terjadi pada satu atau kedua lubang hidung. Meskipun mengganggu, sebagian besar gejala mimisan tidak menyebabkan masalah kesehatan serius.
Mimisan terbagi atas 2 jenis yaitu mimisan anterior dan posterior. Mimisan anterior biasanya dimulai di bagian depan hidung.
Kondisi ini termasuk paling umum terjadi pada anak-anak. Sebagai orang tua, Anda bisa mengatasi mimisan pada anak dengan perawatan mandiri di rumah.
Sementara itu, mimisan posterior disebabkan oleh pendarahan di pembuluh darah di bagian belakang hidung dekat tenggorokan. Kondisi ini bisa menimbulkan pendarahan hebat sehingga memerlukan penanganan medis.
Baca Juga: Mengenal Ciri-Ciri Penyakit Eksim Basah pada Kulit
6. Kehilangan Penglihatan
Jika penyakit kusta memasuki stadium lanjut, gejalanya ditandai dengan kehilangan penglihatan. Penyakit ini bisa memengaruhi kerusakan saraf mata yang memicu kebutaan, terutama penderita yang sering terkena debu atau bahan iritan lainnya.
Beberapa jenis kehilangan penglihatan bersifat sementara atau bisa disembuhkan. Anda bisa mencegah kondisi ini dengan mengatasi gejala kusta sejak dini.
7. Kelumpuhan
Kelumpuhan merupakan gejala penyakit kusta yang perlu diwaspadai. Kondisi ini dapat terjadi saat tubuh tidak mampu melakukan gerakan otot secara saraf.
Pada dasarnya, saraf mengirimkan sinyal ke otot untuk membuat tubuh bergerak. Saat mengalami kelumpuhan, kondisi ini tidak mampu menggerakkan otot.
Kelumpuhan terbagi atas dua jenis yaitu parsial dan lengkap. Tubuh masih bisa mengendalikan beberapa otot pada kelumpuhan parsial. Namun, kelumpuhan lengkap tidak bisa menggerakkan seluruh bagian tubuh mana pun.
Sementara itu, ciri-ciri sembuh dari kusta cenderung bervariasi pada setiap orang. Kondisi ini dapat diketahui dengan memudarnya bercak kulit dan tidak merasakan nyeri kembali.
Apakah Kusta Bisa Sembuh?
Mengutip dari World Health Organization (WHO), kusta adalah penyakit yang dapat disembuhkan. Dokter atau ahli medis profesional dapat mengobati penyakit ini dengan beberapa cara, seperti:
- Pemberian antibiotik: Jenis antibiotiknya dapat berupa dapson, rifampisin, dan klofazimin. Selain itu, penderita dapat menjalani terapi multi obat selama 6 bulan untuk kasus kusta tuberkuloid atau pausibasiler dan 12 bulan untuk kusta lepromatosa atau multibasiler.
- Konsumsi obat antiradang: Jika antibiotik tidak mampu mengatasi kerusakan saraf akibat kusta, dokter dapat merekomendasikan obat antiradang seperti steroid untuk meredakan nyeri saraf. Obat ini juga mampu mengatasi peradangan dan menenangkan sistem imunitas yang memiliki reaksi berlebihan.
Perlu diperhatikan bahwa pengobatan ini hanya boleh dikonsumsi sesuai anjuran atau petunjuk dokter. Penderita tidak boleh mengonsumsinya sembarangan karena bisa menimbulkan masalah kesehatan serius.
Jika tidak mendapatkan pengobatan segera mungkin, penyakit kusta dapat meningkatkan risiko komplikasi serius, terutama kerusakan saraf permanen di lengan dan kaki. Oleh sebab itu, penting untuk memeriksakan diri ke dokter apabila mulai muncul gejala penyakit kusta.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Sony Prabowo, MARS
Source:
- Better Health Channel. Leprosy (Hansen’s Disease). Desember 2024.
- Cleveland Clinic. Leprosy (Hansen’s Disease). Desember 2024.
- Healthline. Leprosy. Desember 2024.
- World Health Organization. Leprosy. Desember 2024.