Ditulis oleh Tim Konten Medis
Ciri-ciri HIV pada pria ditandai dengan bengkak pada kelenjar prostat, luka pada penis, dan disfungsi ereksi. Kondisi ini memerlukan perawatan sedari dini untuk mengurangi risiko infeksi virus beralih menjadi penyakit AIDS.

Gejala HIV pria berupa luka penis.
HIV (human immunodeficiency virus) adalah jenis virus yang menyerang sel-sel tubuh sehingga membuat seseorang lebih mudah terserang penyakit. Virus ini menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh tertentu dari orang yang mengidap HIV, paling sering terjadi akibat hubungan seks tanpa kondom atau penggunaan alat suntik tidak steril.
Jika tidak mendapatkan pengobatan, HIV bisa menyebabkan penyakit AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). Gejala HIV pada pria biasanya tidak jauh berbeda dengan wanita.
Seperti Apa Gejala HIV pada Pria?
Penyebab munculnya tanda dan gejala HIV pada pria terjadi ketika terinfeksi human immunodeficiency virus. Efek HIV ini dapat berbeda-beda, tergantung pada stadiumnya, seperti:
- Tahap akut HIV: Pada tahapan ini, gejala awal HIV laki-laki biasanya mirip flu.
- Tahap kronis HIV: Penderita tidak mengalami gejala HIV selama bertahun-tahun lamanya. Selama tahap kronis, virus akan terus tumbuh dan menyebabkan kerusakan pada sistem imun tubuh.
- Mengalami AIDS: Tahapan ini ditandai dengan sistem imun yang sudah rusak parah. Hal ini dapat membuat tubuh rentan terhadap penyakit sehingga menimbulkan gejala yang berbeda dari gejala tahap akut.
Gejala HIV pada Pria
Berikut ini hal-hal yang dirasakan orang yang terkena penyakit HIV:
1. Bengkak pada Kelenjar Prostat
Ciri-ciri HIV pada kemaluan pria yaitu bengkak atau mengalami peradangan pada kelenjar prostat. Dalam istilah medis, kondisi ini memiliki sebutan gangguan prostatitis.
Gejala umum prostatitis dapat berupa:
- Sakit atau tidak mampu buang air kecil
- Nyeri saat ejakulasi dan buang air besar
- Penderita merasa tidak sehat
- Kandung kemih, testis, penis, dan area selangkangan terasa sakit
Dokter biasanya mengatasi bengkak pada kelenjar prostat dengan pemberian antibiotik. Pada kasus yang parah, penderita perlu menjalani rawat inap.
Baca Juga: Perbedaan HIV dan AIDS, Jangan Sampai Keliru!
2. Luka pada Penis
Ulkus atau luka pada penis merupakan salah satu ciri-ciri penyakit HIV AIDS pada pria. Luka ini dapat terasa menyakitkan dan memicu pembengkakan kelenjar getah bening di area selangkangan.
Luka penis akibat HIV sering hilang timbul sehingga banyak penderita yang mengabaikannya. Jika tidak mendapatkan pengobatan, kondisi ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman saat buang air kecil atau BAB.
3. Mengalami Proktitis Infeksiosa
Proktitis infeksiosa adalah peradangan pada rektum yang terjadi pada pria dengan HIV dan berhubungan seks dengan sesama pria. Akibat peradangan ini, tubuh dapat mengalami gejala lainnya berupa:
- Pendarahan rektal
- Sembelit
- Keluarnya cairan dari anus
- Rasa ingin buang air besar secara terus-menerus
- Nyeri anorektal
4. Disfungsi Ereksi
Penelitian membuktikan bahwa disfungsi ereksi memiliki tingkat prevalensi mulai dari 86 persen di antara pria dengan HIV. Gejalanya ditandai dengan tidak adanya ereksi atau ereksi parsial.
Bahkan, disfungsi ereksi juga memengaruhi kualitas seks seseorang dan memicu penurunan libido. Dokter dapat merekomendasikan perawatan tertentu untuk mengelola gejala disfungsi ereksi yang terjadi.
5. Kadar Testoteron Rendah
Terdapat studi yang melaporkan bahwa HIV dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam memproduksi hormon dan menjaga kadar hormon tetap sehat. Pada pria, HIV bisa menyebabkan penurunan kadar testoteron.
Dalam istilah medis, kadar testoteron rendah disebut dengan hipogonadisme. Gejala umum lainnya meliputi kelelahan dan suasana hati yang buruk.
Baca Juga: Bagaimana Cara Tes HIV di Rumah Sakit?
6. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening
Infeksi bakteri dan virus, termasuk HIV memicu pembengkakan kelenjar getah bening. Kondisi ini terjadi karena infeksi telah mencapai organ kelenjar getah bening melaui cairan getah bening.
Umumnya, HIV paling sering memengaruhi kelenjar getah bening di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan.
7. Nyeri Otot
HIV menyebabkan nyeri sendi dan otot karena infeksi memicu peradangan dalam tubuh. Ketika mengalami kondisi ini, gejalanya dapat berlangsung beberapa hari hingga berminggu-minggu lamanya.
Satu-satunya cara untuk mengetahui secara pasti Anda mengidap HIV adalah dengan menjalani tes. Jika hasil tes positif, Anda dapat menjalani pengobatan segera mungkin untuk meminimalisir terjadinya komplikasi serius.
8. Ruam
Ruam adalah iritasi kulit yang terasa gatal, muncul rasa nyeri, dan berwarna merah atau ungu. Kondisi ini biasanya muncul pada tahap awal (akut) atau tahap akhir infeksi HIV.
Ketika terinfeksi HIV, sistem kekebalan tubuh juga melemah sehingga Anda lebih rentan terinfeksi bakteri, virus, dan parasit. Hal inilah yang menyebabkan ruam yang cukup mengganggu.
9. Demam Berulang
Pada tahap awal, penderita HIV dapat mengalami gejala mirip flu, salah satunya adalah demam. Gejala ini bisa berlangsung sekitar 2-6 minggu setelah terinfeksi flu.
Demam mengacu pada suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celcius. Kondisi ini juga menyebabkan gejala lainnya berupa sakit tenggorokan, ruam, dan luka di mulut.
10. Mual dan Muntah
Beberapa orang dapat mengalami gangguan pencernaan selama tahap awal HIV. Gangguan ini dapat menimbulkan gejala mual dan muntah serta diare.
Meski demikian, gejala gangguan pencernaan bisa muncul akibat penyakit lainnya dan dapat cepat sembuh. Jika mual dan muntah berlangsung dalam waktu lama, pastikan untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan segera periksakan diri ke dokter.
Baca Juga: Cara Penularan Penyakit HIV/AIDS, Jangan Sampai Keliru!
11. Kelelahan Kronis
Kelelahan berkaitan dengan gejala awal HIV. Kondisi ini disebabkan oleh lemahnya sistem kekebalan tubuh, faktor pengobatan, atau faktor psikologis penderita.
Mengutip dari Medical News Today, 33-88 persen orang dengan HIV dapat mengalami kelelahan. Hal ini dapat berdampak signifikan pada kesejahteraan dan kualitas hidup penderita.
12. Sariawan di Mulut
Ini merupakan gejala umum HIV. Sariawan biasanya terjadi karena virus tersebut telah melemahkan sistem imun sehingga tubuh sulit melawan infeksi.
Meskipun tidak mengancam nyawa, kondisi ini dapat memengaruhi kualitas hidup penderita dan membuat mereka sulit makan. Sariawan biasanya muncul di permukaan bagian dalam pipi dan bibir, lidah atau langit-langit lunak, serta pangkal gusi.
13. Berat Badan Menurun Drastis
Pria dengan HIV dapat mengalami penurunan berat badan yang tidak diinginkan. Hal ini bisa terjadi akibat efek HIV atau efek samping pengobatan.
Tidak hanya itu, HIV juga terjadi akibat infeksi oportunistik yang menyerang penderita lebih sering dan parah daripada mereka yang tidak mengidap HIV.
Ciri-Ciri HIV sudah Berkembang Menjadi AIDS
Bila mengidap HIV dan tidak menjalani pengobatan, virus dapat berkembang menjadi AIDS yang menjadi tahap akhir infeksi. Gejala AIDS, antara lain:
- Radang paru-paru
- Diare lebih dari seminggu
- Luka di mulut, anus, atau organ intim
- Demam berulang atau keringat di malam hari
- Berat badan menurun drastis
- Kelelahan ekstrem
- Kehilangan memori, depresi, dan gangguan neurologis lainnya
- Muncul bercak merah, cokelat, atau merah muda di dalam mulut, hidung, atau kelopak mata
- Pembengkakan kelenjar getah bening yang tidak kunjung sembuh
Jika Anda positif mengalami HIV, pastikan untuk selalu memeriksakan kondisi kesehatan dan berkonsultasi dengan dokter. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan terkait penanganan gejala HIV yang muncul.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh Dr. Erima Ivo Natalia
Source:
- ADA. How Can You Tell If You Have HIV?. Mei 2025.
- Healthline. What Are the Early Signs and Symptoms of HIV in Men?. Mei 2025.
- HIV GOV. What Is HIV?. Mei 2025.
- Medical News Today. Signs and Symptoms of HIV in Males. Mei 2025.