Ditulis oleh Tim Konten Medis
Bakteri pemakan daging atau flesh eating bacteria adalah infeksi bakteri langka yang menyerang jaringan di bawah kulit. Infeksi ini bisa menyebabkan masalah kesehatan serius hingga mengancam nyawa. Bakteri dapat masuk melalui luka pada kulit dan menyebabkan pembengkakan hingga membuat aliran darah tidak stabil.

Bakteri pemakan daging Streptococcus Grup A atau bakteri strep grup A.
Siapa pun bisa terkena infeksi bakteri pemakan daging, baik pria maupun wanita. Orang dengan daya tahan tubuh lemah lebih berisiko terkena infeksi ini.
Infeksi bakteri pemakan daging cenderung tidak menular tetapi bisa berakibat fatal. Oleh sebab itu, sangat penting untuk mengetahui penyebab dan gejalanya.
Apa Itu Bakteri Pemakan Daging (Flesh Eating Bacteria)?
Fasciitis nekrotikans atau flesh eating bacteria adalah infeksi bakteri langka yang menyerang jaringan di bawah kulit. Infeksi ini dikenal sebagai sebagai bakteri pemakan daging atau penyakit pemakan daging.
Kata “nekrotikans” mengacu pada sesuatu yang menyebabkan kematian sedangkan kata “fasciitis” berarti peradangan pada fasia, yaitu jaringan di bawah kulit yang mengelilingi otot dan saraf.
Bakteri ini termasuk dalam bentuk infeksi jaringan lunak nekrotikans (NSTI) yang bisa mengancam nyawa. Infeksi ini menyebar dengan sangat cepat dan cenderung agresif pada orang yang terinfeksi.
Bakteri pemakan daging mencakup 2 jenis utama, yaitu:
- Polimikroba. Tipe 1 ini menyebabkan infeksi akibat bercampurnya lebih dari 1 bakteri, seperti aerobik dan anaerobik.
- Monomikroba. Penyebabnya adalah streptokokus grup A atau bakteri Staphylococcus aureus
Dilansir dari Cleveland Clinic, jumlah kasus penderita infeksi penyakit ini diperkirakan mencapai 0,3-15 per 100.000 orang. Namun, angka ini kemungkinan lebih rendah dari jumlah total kasus infeksi bakteri. Diperkirakan 1 dari 3 orang dengan penyakit pemakan daging meninggal dunia akibat infeksi tersebut.
Baca Juga: Bagaimanakah Cara Bakteri Menimbulkan Penyakit? Ketahui Infeksi Bakteri dan Lama Waktu Sembuh
Penyebab Infeksi Bakteri Pemakan Daging
Penyebab bakteri pemakan daging belum diketahui secara pasti. Beberapa jenis bakteri yang umum menyebabkan flesh eating bacteria adalah Streptococcus Grup A atau bakteri strep grup A, Vibrio vulnificus (bakteri yang hidup di air) dan staphylococcus.
Infeksi penyakit pemakan daging dapat masuk ke dalam tubuh melalui:
- Luka bedah
- Cedera yang tidak merusak kulit atau luka tusuk
- Luka bakar
- Goresan atau luka kecil
- Gigitan serangga
- Lecet
Begitu infeksi terjadi, kondisi ini dengan cepat menghancurkan otot, kulit, dan jaringan lemak pada tubuh penderita.
Gejala Bakteri Pemakan Daging
Pada kondisi awal, penyakit ini meliputi tanda dan gejala yang hampir serupa dengan penyakit flu, antara lain:
Umumnya, perkembangan penyakit ini cenderung cepat dan dapat terjadi dalam waktu beberapa hari saja. Infeksi bakteri yang sudah semakin parah bisa menimbulkan gejala seperti berikut:
- Kulit memerah atau berubah warna
- Pembengkakan pada jaringan kulit
- Aliran darah tidak stabil
- Munculnya gelembung berisi cairan berdarah atau kekuningan
- Mengalami nekrosis atau kematian dini sel-sel dan jaringan hidup
- Tekanan darah rendah
- Mengalami sepsis, yaitu komplikasi berbahaya akibat respons tubuh
Baca Juga: Bakteri yang Menyebabkan Penyakit Sifilis Adalah
Cara Mengobati Infeksi Bakteri Pemakan Daging
Infeksi bakteri pemakan daging menjadi salah satu penyakit serius yang membutuhkan pengobatan di rumah sakit. Penderita memerlukan antibiotik dan operasi pembedahan sebagai penanganan luka infeksi. Berikut penjelasannya:
1. Konsumsi Antibiotik
Dokter dapat mengatasi penyebaran infeksi dengan cara pemberian obat antibiotik melalui infus. Jenis obat ini dapat mengalir ke pembuluh darah vena sehingga mencegah gejala yang semakin parah.
Namun, terkadang obat antibiotik tidak dapat menjangkau seluruh area yang terinfeksi karena bakteri telah menyerang terlalu banyak jaringan.
Akibatnya, aliran darah menjadi terhambat dan memicu kematian dini pada sel serta jaringan. Jika kondisi ini terjadi, dokter perlu mengangkat jaringan tersebut melalui prosedur pembedahan.
2. Operasi Bedah
Dokter dapat menyarankan operasi bedah untuk amputasi karena infeksi menyebar dengan sangat cepat di organ tertentu. Pada kasus yang serius, penderita memerlukan transfusi darah untuk menghentikan penyebaran infeksi.
Hal ini juga membantu penderita agar terhindar dari komplikasi serius, seperti kegagalan fungsi organ, bekas luka yang parah, dan keracunan darah.
Baca juga: Kenali Perbedaan Herpes dan Tomcat yang Terlihat Mirip
Cara Mencegah Infeksi Bakteri Pemakan Daging
Ada beberapa cara mencegah bakteri pemakan daging yang bisa dilakukan, termasuk mencegah infeksi streptokokus grup A. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Membersihkan dan merawat luka
- Tutup hidung dan mulut saat batuk atau bersin
- Cuci gelas, peralatan makan, dan piring dengan bersih
- Sering mencuci tangan, badan, dan rambut dengan sabun serta air mengalir
- Cuci pakaian, sprei, dan handuk setelah dipakai
- Hindari berbagi pakaian, sprei, atau handuk
- Hindari berenang atau menggunakan bak mandi air panas apabila memiliki luka kulit terbuka atau infeksi kulit
- Segera berobat ke dokter apabila mengalami luka serius atau dalam, seperti tusukan dan tembakan
Diagnosis dan pengobatan dini sangat penting untuk melawan infeksi kulit langka ini. Banyak orang memerlukan lebih dari 1 prosedur pengobatan untuk mengangkat jaringan yang rusak dan terinfeksi.
Jika Anda mengalami kulit merah, bengkak, dan tidak kunjung sembuh, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Baca Juga: Apa Itu Prostatitis? Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh Dr Sony Prabowo, MARS
Source:
- Cleveland Clinic. Necrotizing Fasciitis (Flesh-Eating Disease). Juni 2024.
- WebMD. Necrotizing Fasciitis (Flesh-Eating Bacteria). Juni 2024.