Ditulis oleh Tim Konten Medis
Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang paling umum terjadi secara global. Menurut WHO, ada sekitar 264 juta orang yang menderita depresi di seluruh dunia. Gangguan depresi menduduki peringkat kedua sebagai penyebab utama terjadinya kematian pada seseorang dengan rentang usia 15 hingga 29 tahun. Penyebab depresi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor kombinasi, seperti lingkungan, kepribadian, peristiwa masa lalu hingga genetika. Banyak orang sering bertanya apakah depresi tergolong ke dalam penyakit keturunan? Yuk, simak penjelasan selengkapnya pada artikel di bawah ini!

Depresi tidak hanya disebabkan oleh genetika, tetapi banyak faktor, seperti lingkungan, gaya hidup, dan lainnya.
Baca Juga: 10 Cara Bangkit dari Depresi
Apakah Depresi Penyakit Keturunan?
Apakah depresi penyakit keturunan? Tentu hal itu mungkin saja terjadi. Sebuah penelitian terkait penyakit turun temurun dari suatu keluarga, ditemukan bahwa anggota keluarga yang kembar identik (monozygotic) menurunkan 100% gen yang sama, sedangkan non-identik (dizygotic) akan menurunkan 50% gen yang sama. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penyakit depresi yang diturunkan melalui gen memiliki kemungkinan sebesar 50%, kecuali pada anggota keluarga kembar identik.
Selain itu, depresi tidak hanya disebabkan oleh genetika, tetapi juga dapat disebabkan oleh lingkungan, gaya hidup, dan pengalaman pribadi. Depresi akibat genetik ini hanya memiliki kemungkinan penularan sebesar 40-50% dan dapat lebih tinggi pada jenis depresi tertentu. Sejujurnya, dokter dan psikiater tidak dapat menentukan secara pasti apa penyebab depresi, tetapi salah satunya tentu saja dapat disebabkan oleh genetika dan banyak faktor kombinasi lainnya.
Baca Juga: Motivasi untuk Orang Depresi, Inilah 5 Cara Jitu!
Penyebab Depresi Penyakit Keturunan
Penyebab depresi akibat faktor genetik berhubungan dengan usia. Jika salah satu anggota keluarga menderita depresi pada usia sebelum 20 tahun, maka ada kemungkinan akan menurun pada anggota keluarga lainnya. Pada kebanyakan kasus, semakin muda seseorang mengalami gangguan kecemasan atau depresi, maka akan semakin besar kemungkinan gangguan tersebut menurun pada keturunan berikutnya.
Gangguan kecemasan dan depresi masih bisa bersifat genetik jika muncul pada anggota keluarga yang lebih tua, seperti orang tua. Sedangkan, kondisi depresi di atas usia 20 tahun lebih banyak berkaitan dengan peristiwa kehidupan yang menyakitkan atau stressful. Seseorang lebih cenderung mewarisi gangguan kecemasan dan depresi dari anggota keluarga terdekat dibandingkan kerabat jauhnya, seperti saudara kembar, orang tua, atau saudara kandung. Namun, genetika bukanlah penyebab utama depresi karena pada umumnya depresi disebabkan oleh banyak faktor pendukung lainnya.
Baca Juga: Gangguan Depresi Persisten Begini Bahayanya!
Tanda Depresi Penyakit Keturunan
Tanda depresi penyakit keturunan dapat muncul dalam berbagai bentuk. Banyak dari penderita depresi tidak menyadari dan melewatkan tanda-tanda tersebut. Beberapa tanda depresi juga terkadang muncul bersamaan dengan kondisi medis lainnya, sehingga cukup sulit untuk mengenalinya. Tanda depresi akibat genetik dan faktor lainnya memiliki kesamaan. Inilah beberapa tanda-tanda depresi penyakit keturunan yang umum muncul, yaitu:
1. Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan pada penderita sering terjadi sehingga membuat penderita menjadi sangat gugup, panik, detak jantung terasa lebih cepat, sulit tidur, dan menimbulkan masalah pada pencernaan. Rasa cemas ini meningkat dari waktu ke waktu dan dapat timbul secara tiba-tiba. Penderita cenderung kehilangan konsentrasi dan mengabaikan keadaan atau hal-hal disekitarnya.
Baca Juga: Pengobatan Depresi Pada Lansia
2. Keputusasaan
Rasa putus asa juga sering muncul dan menghantui penderita depresi. Mereka akan merasa kurang berenergi, mudah tersinggung atau marah, kehilangan minat pada hobi, muncul rasa bersalah yang kuat, serta menjadi ceroboh. Penderita depresi tidak mampu bernalar dengan pikiran mereka serta tidak dapat merasa positif. Pada kasus yang ekstrim, keputusasaan ini dapat memicu penderita melakukan usaha bunuh diri.
3. Perubahan Penampilan Fisik
Perubahan penampilan fisik akibat depresi juga kerap terjadi. Penderita akan mengalami penurunan berat badan secara tiba-tiba, nafsu makan berkurang, kekurangan energi, kelelahan berlebihan, kehilangan minat pada hobi, dan pola tidur menjadi tidak teratur. Hal-hal tersebut secara tidak langsung berdampak pada kesehatan fisik penderita, seperti terlihat lebih kurus, murung, dan menarik diri dari lingkungan.

Tenaga profesional seperti psikolog dan psikiater dapat membantu memberikan penanganan penderita depresi.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Depresi
Apa yang Dapat Dilakukan Jika Mengalami Depresi Penyakit Keturunan?
Apa yang dapat dilakukan jika mengalami depresi akibat penyakit keturunan? Penderita dengan depresi keturunan, pasti akan berpikir bahwa mereka tidak dapat melakukan apapun. Orang dengan segala bentuk depresi memang terlihat sudah tidak memiliki harapan, dorongan, dan kebahagiaan. Namun, penderita depresi sejujurnya dapat diobati dan disembuhkan dengan didorong adanya kemauan penderita untuk sembuh. Salah satu hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan berkomunikasi dan menjangkau pasien.
Jangkaulah orang-orang atau kelompok pendukung yang mau serta mampu menjadi pendengar yang baik sehingga mereka dapat menuangkan perasaan, emosi, serta pikiran mereka. Tetap melakukan aktivitas rutin yang penderita sering lakukan. Meminum obat yang diresepkan oleh dokter secara rutin, berolahraga, membaca buku, dan mendengarkan musik. Makan makanan yang bergizi, meminum vitamin, serta jauhkan pikiran-pikiran negatif. Dukungan dari keluarga, teman, dan lingkungan akan sangat dibutuhkan oleh penderita depresi supaya cepat sembuh.
Baca Juga: Depresi Remaja, Apa Penyebab dan Solusinya?
Depresi penyakit keturunan disebabkan oleh genetik yang diturunkan dari anggota keluarga terdekat atau saudara kembar. Penyakit depresi akibat keturunan hanya akan memiliki kemungkinan penularan sebesar 50% dari anggota keluarga yang bukan kembar identik. Jika ada salah satu anggota keluarga yang menderita depresi pada usia sebelum 20 tahun, maka semakin besar kemungkinan menurun pada anggota keluarga dekat lainnya.
Sedangkan, kondisi depresi di atas usia 20 tahun lebih banyak disebabkan oleh peristiwa kehidupan yang stressful. Tetapi, tidak perlu khawatir karena gangguan depresi dapat diobati dan disembuhkan. Tentunya dengan adanya motivasi untuk sembuh dari diri penderita itu sendiri. Jika Anda melihat orang disekitar Anda mengalami depresi, maka dapat Anda anjurkan untuk menemui dokter atau psikiater supaya mereka memperoleh pertolongan dengan cepat.
Telah direview oleh dr. Silvia Valentina
Source:
- Depresi dan Kecemasan: Apakah Mereka Turun-Temurun?
- Depresi Herediter: Peran Genetika dalam Depresi
- Depresi Mayor dan Genetika