Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penyakit disentri dan mengobatinya penting diketahui sejak awal. Disentri adalah infeksi pada usus yang menyebabkan diare disertai lendir atau darah. Gejala umumnya meliputi sakit perut, demam, mual, dan sering buang air besar yang menyakitkan.

Disentri menyebabkan diare dengan rasa kram di bagian perut.
Disentri merupakan penyakit karena adanya infeksi bakteri atau parasit yang menyerang saluran pencernaan, khususnya usus besar. Dua jenis penyebab utama disentri adalah bakteri Shigella dan parasit Entamoeba histolytica.
Penyakit ini biasanya menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi serta kebersihan tangan yang buruk. Disentri sering terjadi di daerah dengan sanitasi yang kurang baik dan rentan menyerang anak-anak maupun orang dewasa.
Penyakit disentri dan mengobatinya tergantung pada penyebabnya. Jika karena bakteri, dokter akan memberi antibiotik, sedangkan bila karena parasit, diberikan obat antiparasit.
Penderita juga perlu banyak minum agar tidak dehidrasi dan pencegahan utamanya adalah menjaga kebersihan makanan serta rutin mencuci tangan.
Apa Itu Disentri?
Disentri adalah infeksi pada usus yang menyebabkan diare disertai darah dan lendir. Penyakit ini bisa karena bakteri, seperti Shigella (disebut juga disentri basiler), atau parasit Entamoeba histolytica (disentri amuba).
Gejala utamanya adalah diare cair berdarah yang sering disertai demam, sakit perut, dan rasa tidak nyaman saat buang air besar. Disentri sering terjadi di negara tropis dan berkembang, terutama di daerah dengan sanitasi buruk.
Anak-anak dan bayi merupakan kelompok yang paling rentan dan bisa menyebabkan komplikasi serius hingga kematian jika tidak tertangani dengan benar. Salah satu penyebab utama penyebaran disentri pada anak-anak di negara tropis adalah bakteri Shigella yang menyebabkan tingkat kematian hingga 6,2%.
Pengobatan disentri tergantung pada penyebabnya. Jika karena bakteri, akan dokter resepkan antibiotik.
Bila karena parasit, dokter meresepkan obat antiparasit. Terapi antimikroba sangat penting terutama untuk bayi, anak-anak, lansia, dan orang dengan daya tahan tubuh lemah karena bisa membantu mempercepat penyembuhan serta mendukung perbaikan gizi dan pertumbuhan.
Selain itu, menjaga asupan cairan dan kebersihan sangat penting untuk mencegah dehidrasi dan penyebaran infeksi.
Baca Juga: Teh Pahit untuk Mengatasi Diare, Mitos atau Fakta?
Penyebab Disentri
Disentri bisa karena infeksi bakteri maupun parasit. Berikut penjelasan penyebabnya:
1. Disentri karena Bakteri (Shigella)
Jenis ini terkenal juga sebagai disentri basiler. Penyebab utamanya adalah bakteri Shigella.
Penularannya bisa terjadi lewat:
- Tidak mencuci tangan dengan benar setelah buang air
- Menyentuh benda yang sudah terkontaminasi, lalu menyentuh mulut, hidung, atau mata
- Makan makanan yang terkontaminasi bakteri
- Tidak sengaja menelan air kolam, sungai, atau danau yang tercemar saat berenang
- Kontak seksual dengan orang yang sedang dalam masa pemulihan dari infeksi
Bakteri Shigella bisa tetap ada di kotoran selama 1–2 minggu walau gejala sudah hilang. Jadi, kebersihan diri tetap penting agar tidak menularkan ke orang lain.
Wabah jenis ini sering muncul di tempat-tempat ramai seperti sekolah atau tempat penitipan anak.
2. Disentri karena Parasit (Amuba)
Jenis ini karena adanya parasit Entamoeba histolytica. Penularannya terjadi saat seseorang makan atau minum sesuatu yang tercemar kotoran manusia yang mengandung parasit tersebut.
Beberapa orang lebih rentan terkena jenis disentri ini, misalnya:
- Ibu hamil atau baru melahirkan
- Bayi yang baru lahir
- Orang yang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti kortikosteroid
- Orang yang kekurangan gizi
- Penderita kanker
3. Kondisi Lain
Ada juga beberapa kondisi lain yang gejalanya hampir sama seperti disentri, seperti:
- Infeksi bakteri E. coli: Biasa muncul karena makan makanan mentah atau yang tidak higienis. Gejalanya antara lain sakit perut, diare berdarah, muntah, dan demam ringan.
- Infeksi cacing tambang: Umum terjadi di tempat yang panas dan lembap, dengan sanitasi buruk. Penularannya bisa lewat kulit, misalnya saat berjalan tanpa alas kaki di tanah yang terkontaminasi. Bisa menyebabkan sakit perut, diare, badan lemas, dan anemia.
- Efek samping penggunaan antibiotik: Beberapa antibiotik bisa menyebabkan pertumbuhan bakteri jahat di usus (Clostridioides difficile) sehingga muncul radang usus besar. Gejalanya bisa berupa diare, kram perut, dan demam.
Gejala Disentri
Gejala disentri akan muncul 1-3 hari setelah terinfeksi bakteri atau parasit. Gejalanya akan muncul sedikit lebih lambat dan bahkan beberapa tidak memiliki gejala.
Gejala yang muncul dapat berbeda-beda. Disentri basiler memiliki gejala umum sebagai berikut:
- Diare dengan rasa kram di bagian perut
- Demam
- Rasa mual dan muntah
- Diare muncul dengan lendir atau darah
Disentri amuba biasanya tidak muncul gejala. Seseorang yang menderita disentri amuba akan memunculkan gejala setelah 2-4 minggu terinfeksi.
Gejala yang muncul meliputi:
- Adanya rasa mual
- Diare berlebihan
- Muncul rasa kram pada perut
- Penurunan berat badan
- Demam
Gejala serius lainnya yang bisa saja muncul adalah sakit perut bagian atas dan peradangan pada hati. Namun, gejala ini jarang muncul dan akan muncul ketika sudah memasuki tahap yang kronis atau parah.
Baca Juga: Catat! Ini 10 Cara Mengatasi Diare yang Efektif
Diagnosis Penyakit Disentri
Seseorang yang mengalami gejala disentri yang cukup berat sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter guna mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai. Dalam proses diagnosis, dokter biasanya akan melakukan beberapa langkah berikut:
- Menanyakan keluhan yang pasien rasakan waktu awal munculnya gejala
- Menelusuri riwayat perjalanan, terutama jika pasien baru saja bepergian ke luar negeri
- Melakukan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi kondisi tubuh secara umum
Apabila pasien baru kembali dari luar negeri, dokter kemungkinan akan meminta sampel tinja untuk diperiksa di laboratorium. Jika tercurigai bahwa disentri karena adanya parasit Entamoeba histolytica namun hasil pemeriksaan tinja menunjukkan negatif, dokter dapat menyarankan pemeriksaan kolonoskopi untuk melihat langsung permukaan dinding usus besar.
Pada kasus tertentu, jika terdapat dugaan abses hati, dokter mungkin akan melakukan aspirasi atau pengambilan sampel cairan dari hati guna memastikan adanya infeksi. Bila gejala masih berlangsung dan belum ditemukan penyebab yang jelas, pemeriksaan penunjang seperti ultrasonografi (USG) atau endoskopi mungkin diperlukan untuk melihat kondisi saluran pencernaan secara lebih detail.
Komplikasi Disentri
Salah satu risiko paling umum dari disentri adalah dehidrasi karena tubuh kehilangan banyak cairan akibat diare terus-menerus. Bila tidak segera diganti dengan cukup minum, dehidrasi bisa menjadi serius, terutama pada anak-anak dan orang yang daya tahan tubuhnya lemah.
Selain itu, disentri juga bisa menimbulkan beberapa komplikasi lain yang lebih berat, seperti:
- Kekurangan kalium dalam tubuh secara drastis, yang bisa memicu gangguan irama jantung dan berisiko fatal
- Kejang, yang bisa terjadi akibat ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh
- Kerusakan pada ginjal, terutama kondisi yang disebut hemolytic uremic syndrome
- Toxic megacolon, yaitu kondisi ketika usus besar membesar secara abnormal dan bisa menyebabkan infeksi serius
- Prolaps rektum, yaitu kondisi saat bagian akhir dari usus besar keluar dari anus, biasanya terjadi karena mengejan terus-menerus saat diare parah
Cara Mengatasi Disentri
Penyakit disentri dan mengobati berdasarkan penyebab, di antaranya:
1. Disentri Ringan karena Bakteri (Shigella)
Penyakit disentri dan mengobati jenis ini biasanya tidak perlu pengobatan khusus karena bisa sembuh sendiri dalam 3–7 hari. Namun, ada beberapa hal penting yang perlu dilakukan:
- Banyak minum air untuk mencegah dehidrasi
- Hindari obat anti-diare jika diare disertai darah
- Jika gejala cukup berat, dokter bisa memberikan antibiotik untuk membantu melawan infeksi
2. Disentri karena Parasit (Amuba)
Jenis disentri ini membutuhkan obat khusus untuk membasmi parasitnya. Dokter biasanya akan meresepkan:
- Obat seperti metronidazole atau tinidazole, atau kombinasi keduanya
- Jika infeksi menyebabkan komplikasi seperti abses hati atau masalah serius pada usus, bisa saja dibutuhkan tindakan operasi
Cara Mencegah Disentri
Disentri bisa dicegah dengan menjaga kebersihan, terutama mencuci tangan pakai sabun setelah dari toilet dan sebelum makan.
Beberapa cara lainnya:
- Jangan berbagi barang pribadi seperti gelas atau handuk.
- Gunakan air bersih untuk minum, memasak, dan menyikat gigi. Rebus air kalau perlu.
- Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit disentri.
- Cuci bersih buah dan sayur, lalu kupas sebelum dimakan.
- Pastikan makanan dimasak sampai matang.
- Saat bepergian ke daerah rawan, hindari es batu, minuman tak tersegel, serta susu dan jus yang belum dipasteurisasi.
Pengobatan Disentri ke Dokter
Itu dia penjelasan mengenai penyakit disentri dan mengobatinya yang bisa Anda lakukan. Segera periksa ke dokter jika gejala disentri seperti diare berdarah, demam tinggi, atau dehidrasi tidak membaik dalam dua hari.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital.
Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Valda Garcia
Source:
- WebMD. Dysentery. Juni 2025.
- Medical News Today. What is Dysentery?. Juni 2025.
- Cleveland Clinic. Dysentery. Juni 2025.