Ditulis oleh Tim Konten Medis
Distosia bahu adalah kondisi yang berbahaya saat salah satu atau bahu bayi tersangkut saat melahirkan secara normal (melalui vagina). Tidak ada tanda-tanda dan cara mencegah kondisi ini. Penyebabnya bisa karena ukuran bayi yang besar, panggul ibu yang kecil, atau janin berada di posisi salah.

Distosia bahu (shoulder dystocia) relatif jarang terjadi. Perkiraan angka kasusnya hanya 0,5 hingga 1 persen dari kelahiran normal.
Kepala bayi lahir dan bahunya tidak muncul lebih dari satu menit, dokter menganggap kondisi ini sebagai distosia bahu. Kondisi ini memerlukan penanganan medis untuk mencegah terjadinya komplikasi serius bagi ibu dan bayi.
Apa Itu Distosia Bahu?
Distosia bahu adalah keadaan yang terjadi ketika salah satu atau kedua bahu bayi tersangkut di dalam panggul saat proses persalinan. Ini termasuk kondisi medis darurat yang memerlukan penanganan segera mungkin.
Shoulder dystocia pada persalinan cenderung langka, hanya ada sekitar 1 dari 100 dari kelahiran normal. Saat bagian tubuh tersangkut, bayi tidak bisa bernapas dan tali pusar akan terjepit.
Baca Juga: Teknik Kelahiran Bayi Sungsang dan Potensi Efek Samping
Penyebab Distosia Bahu
Kasus persalinan shoulder dystocia tidak bisa Anda prediksi. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kondisi tersebut, antara lain:
- Mengidap diabetes atau diabetes gestasional
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Memiliki bentuk tubuh atau lubang panggul kecil
- Ukuran bayi tampak lebih besar pada USG sebelum lahir
- Pernah mengalami shoulder dystocia sebelumnya
- Janin berada di posisi yang salah
Gejala Distosia Bahu
Tim medis dapat mengidentifikasi shoulder dystocia saat mereka melihat sebagian kepala bayi keluar dari jalur lahir (vagina) tetapi bagian tubuh lainnya tidak bisa keluar. Dalam istilah medis, kondisi ini memiliki sebutan “turtle sign”.
Kondisi turtle sign berarti kepala janin keluar dari tubuh terlebih dahulu. Namun, kemudian akan masuk kembali ke jalan lahir.
Ini seperti “kura-kura” karena seolah-olah kepalanya keluar dari cangkang dan bisa masuk kembali.
Diagnosis Penyakit Distosia Bahu
Penting untuk melakukan diagnosis gangguan tersebut sejak dini. Sebab, hal ini dapat meningkatkan peluang sembuh yang tinggi pada ibu dan bayi.
Dokter dapat memantau tanda-tanda shoulder dystocia, seperti sulit mengeluarkan bagian wajah dan dagu bahu, bagian bahu bayi cenderung turun, kepala bayi keluar kemudian tertarik kembali ke area antara vagina dan rektum (perineum). Dokter dapat mengatasi kondisi dengan tindakan lini pertama dan lini kedua sesuai prosedur yang berlaku.
Hindari tekanan berlebihan pada kepala atau leher bayi dan perut ibu untuk mencegah cedera. Tim medis juga memerlukan intervensi medis agar ibu dapat melahirkan dengan baik.
Komplikasi Distosia Bahu
Sebagian besar bayi dengan shoulder dystocia dapat lahir tanpa cedera. Namun, semakin lama waktu persalinan tertunda, ini dapat meningkatkan risiko komplikasi serius.
Bahaya yang janin rasakan apabila mengalami shoulder dystocia yaitu cedera pleksus brakialis. Kondisi ini dapat memengaruhi 3-17 persen yang memicu kerusakan saraf di sekitar bahu dan leher.
Bayi dengan komplikasi cedera akan kesulitan bergerak, terutama pada bagian lengan atau tangan. Kondisi ini bisa pulih sepenuhnya dalam waktu beberapa bulan dengan penanganan yang tepat.
Beberapa bayi juga memerlukan operasi bedah untuk mengatasi dampak mobilitas jangka panjang. Selain cedera, beberapa komplikasi lainnya meliputi:
- Fraktur klavikula: Ini memengaruhi 1-9,5 persen bayi dengan shoulder dystocia.
- Fraktur humerus: Ini memengaruhi 1-4,2 persen bayi dengan shoulder dystocia.
- Cedera otak hipoksia: Jarang terjadi, hanya memengaruhi pada 0,3 persen bayi dengan shoulder dystocia.
- Mengancam nyawa: Jarang terjadi, hanya memengaruhi 0,35 persen bayi dengan shoulder dystocia
Cara Mengatasi Distosia Bahu
Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi shoulder dystocia yang perlu Anda ketahui:
1. Operasi Caesar
Salah satu penanganan shoulder dystocia adalah operasi caesar. Ibu memerlukan prosedur ini apabila mengidap diabetes atau ukuran bayi cenderung besar.
Tidak hanya shoulder dystocia, dokter dapat melakukan operasi caesar pada ibu yang mengalami masalah plasenta, posisi janin atau denyut jantung yang tidak normal saat lahir. Setelah menjalani prosedur operasi, pasien perlu menjalani perawatan mandiri di rumah untuk mempercepat proses penyembuhan.
Baca Juga: Panduan Perawatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
2. Teknik Maneuver McRoberts
Penanganan shoulder dystocia lainnya dapat berupa teknik manuver Mcroberts. Teknik ini dengan mengubah posisi untuk melebarkan panggul sehingga bayi dapat keluar.
Dokter dapat meminta pasien untuk menekuk lutut ke arah perut. Ini mampu memberikan tekanan pada bagian atas panggul atau bisa membalikkan tubuh sehingga Anda bertumpu pada tangan dan lutut. Kemudian, tim medis akan memasukkan tangannya ke dalam vagina untuk memutar bayi secara manual.
3. Teknik HELPERR
Dokter bisa menggunakan panduan teknik HELPERR sebagai shoulder dystocia manuver. Langkah-langkah teknik ini meliputi:
- H singkatan dari Help: Tim medis dapat meminta bantuan tambahan, seperti pada perawat atau dokter lainnya.
- E singkatan dari Evaluate for episiotomy: Episiotomi adalah sayatan atau prosedur pemotongan pada perineum antara anus dan lubang vagina.
- L singkatan dari Legs: Dokter akan meminta pasien untuk menarik kaki ke arah perut atau terkenal sebagai manuver McRoberts. Ini membantu memutar panggul sehingga bayi mudah melewatinya.
- P singkatan dari Suprapubic pressure: Dokter dapat memberikan tekanan pada area di panggul untuk mendorong bahu bayi agar berputar.
- E singkatan dari Enter manuver: Ini berarti membantu memutar bahu bayi sehingga lebih mudah. Enter manuver memiliki istilah lain berupa rotasi internal.
- R singkatan dari Remove the posterium arm: Langkah ini untuk mengeluarkan salah satu lengan bayi dari jalan lahir.
- R singkatan dari Roll the patient: Dokter dapat meminta pasien untuk berlutut agar membantu bayi melewati jalur lahir dengan mudah.
Cara Mencegah Distosia Bahu
Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja dan tidak bisa Anda cegah. Namun, Anda bisa menurunkan risikonya dengan beberapa cara, sebagai berikut:
- Menjaga berat badan ideal selama kehamilan
- Memantau kadar gula darah dalam tubuh
- Konsultasikan ke dokter apabila telah mendekati masa persalinan
- Pertimbangkan untuk tidak menggunakan obat-obatan tertentu saat melahirkan seperti epidural
- Diskusikan dengan dokter terkait operasi caesar
Baca Juga: Jenis Kelainan Bawaan (Kongenital) pada Bayi Baru Lahir
Pengobatan Distosia Bahu ke Dokter
Jika pernah mengalami shoulder dystocia sebelumnya atau terjadi komplikasi akibat gangguan langka tersebut, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU). Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh Dr. Sony Prabowo, MARS
Source:
- Birth Injury Center. Shoulder Dystocia. Juli 2025.
- Cleveland Clinic. Shoulder Dystocia. Juli 2025.
- Healthline. Management of Shoulder Dystocia. Juli 2025.