Ditulis oleh Tim Konten Medis
Apa itu masokis? Masokis adalah kelainan seksual ketika seseorang suka disakiti dan disiksa untuk mendapatkan kepuasan seksual. Tanda-tanda orang yang mengidap kondisi ini sering kali menunjukkan sikap perfeksionis, tidak mau meminta bantuan orang lain, dan tidak berani bersikap tegas.

Hubungan seksual yang sehat mencakup berbagai macam keinginan dan kegiatan yang saling disetujui oleh pasangan dewasa. Aktivitas ini dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan fisik dan emosional, seperti mengurangi risiko penyakit jantung hingga mengurangi stres.
Namun, ada juga perilaku seksual yang bisa dianggap sebagai gangguan, terutama jika menyebabkan tekanan batin, menyakiti orang lain, atau menjadi kebiasaan yang sulit dihentikan. Salah satu kelainan seksual yang tidak wajar dapat berupa masokisme.
Apa Itu Masokis?
Masokisme atau masokis adalah gangguan psikoseksual ketika seseorang mendapatkan kepuasan dan gairah seksual dari rasa sakit yang dialaminya sendiri. Misalnya, berhubungan intim dengan cara dipukul, diikat, ditampar, dan perilaku kasar lainnya.
Tingkat rasa sakit ini cenderung bervariasi, mulai dari penghinaan ringan tanpa kekerasan hingga pukulan atau cambukan yang berat. Umumnya, orang dengan masokis masih memiliki kendali dan mampu menghentikan perlakuan kasar tersebut sebelum menjadi kekerasan seksual yang memicu cedera serius.
Meskipun terasa menyakitkan, kondisi ini justru meningkatkan gairah seksual pada beberapa orang. Istilah masokisme juga sering digunakan dalam konteks sosial yang lebih luas untuk menggambarkan perilaku seseorang yang mencari dan menikmati situasi ketika mereka dipermalukan atau disakiti.
Masokisme sering kali berkaitan dengan sadisme yaitu mendapatkan kepuasan seksual dengan menyakiti orang lain. Setiap pasangan dapat bergantian peran dalam satu waktu untuk merasakan sakit atau menyakiti orang lain demi mendapatkan kepuasaan seksual yang diinginkan.
Baca Juga: Tips Hubungan Intim yang Tahan Lama untuk Suami Istri
Ciri-Ciri Orang yang Menderita Masokisme
Satu-satunya cara mengetahui seseorang memiliki kelainan sadomasokis (sadisme dan masokis) adalah saat mereka memberitahu Anda secara langsung. Selain itu, ada juga ciri-ciri penderita masokis yang dapat Anda kenali, seperti:
1. Perfeksionis
Sikap ini dapat membuat seseorang memiliki standar dan evaluasi diri yang terlalu tinggi. Orang dengan perfeksionis sering kali ingin mencapai kesempurnaan dan tidak menerima kekurangan dalam berbagai hal.
Bahkan, penderita masokis juga menetapkan standar yang sangat tinggi untuk diri sendiri. Ketika gagal, mereka justru merasa puas atau layak dihukum karena kegagalan tersebut.
2. Tidak Berani Bersikap Tegas
Sikap tegas dapat membantu Anda mengendalikan stres dan amarah. Ini merupakan gaya komunikasi yang efektif dan diplomatis untuk meningkatkan harga diri dan mendapatkan rasa hormat dari orang lain.
Namun, beberapa penderita masokis cenderung terlalu penurut dan tidak berani membela diri saat diperlakukan tidak adil. Ada juga yang bisa bersikap tegas dan saling setuju ketika berhubungan seksual dengan cara menyakiti diri sendiri atau orang lain.
3. Sering Mengkritik Orang Lain
Menghadapi kritik memang bukanlah hal yang mudah. Orang yang mendapatkan kritik sering kali merasa rakut, malu, atau marah karena merasa tidak layak dan kompeten.
Hal ini terjadi pada penderita masokis yang suka berbicara buruk tentang diri sendiri dan tidak berusaha untuk mengolah pola pikir tersebut. Akibatnya, mereka merasa pantas apabila orang lain menyalahkan mereka secara terus-menerus.
4. Sering Memprioritaskan Orang Lain
Orang dengan masokis sering kali memprioritas diri sendiri daripada orang lain. Kondisi ini bisa membuat pengidapnya merasa menderita berulang kali.
Jika mengalami kehidupan yang sulit, ada baiknya untuk mencari dukungan dari ahli profesional kesehatan mental. Ini penting untuk membantu mengelola dan mengatasi rasa sakit emosional serta mementingkan diri sendiri.
5. Tidak Mau Meminta Bantuan Orang Lain
Saat mengalami masalah atau rasa sakit, pengidap masokis memilih untuk tidak meminta bantuan dari orang lain. Bahkan, mereka lebih suka menahan rasa sakit dan memendam masalahnya.
Pada kondisi ini, pengidapnya merasa khawatir orang lain tidak akan menanggapi perasaan mereka dengan serius. Bila Anda memiliki masalah dan tidak ada teman berbicara, konsultasikan kepada ahlinya untuk mencegah masalah kesehatan mental di kemudian hari.
Baca Juga: Tips Hubungan Seks Pertama Kali yang Aman dan Enak
6. Mengabaikan Kebahagiaan dan Kebutuhan Diri Sendiri
Kebahagiaan dan mengetahui kebutuhan diri sendiri sangat penting. Namun, pengidap masokis sering menahan diri dari hal-hal yang menyenangkan atau membuatnya nyaman.
Misalnya, makan makanan favorit, istirahat sepanjang hari, dan mengunjungi tempat wisata. Kondisi ini membuat pengidapnya mencari rasa sakit dalam aktivitas sehari-hari.
7. Menjalin Hubungan dengan Orang yang Egois
Toxic relationship atau hubungan tidak sehat dapat membuat seseorang merasa tidak didukung, direndahkan, diserang, dan bahkan disakiti. Hubungan ini bisa mengancam kesehatan emosional, psikologis, hingga fisik.
Pengidap masokis sering terlibat dalam hubungan tidak sehat dengan pasangan yang kasar atau memanipulasi mereka. Selain itu, orang-orang dengan penyakit mental, seperti gangguan bipolar dan depresi berat sangat rentan mengalami toxic relationship.
8. Merusak Peluang Diri Sendiri
Orang masokis tanpa sadar dapat menggagalkan usaha mereka sendiri. Sebagai contoh, ketika hidup berjalan baik, mereka malah melakukan sesuatu yang membuat semuanya berantakan.
Ini seolah-olah mereka membutuhkan perasaan kecewa dan ingin menderita.
Gejala Masokis yang Bisa Dikenali Diri Sendiri
Anda bisa mengenali adanya gejala masokis pada diri sendiri dengan ciri-ciri, sebagai berikut:
- Sering bekerja sampai kelelahan demi mencapai target
- Merasa terhina tetapi tidak ingin menunjukkan perasaan Anda kepada orang lain
- Merasa tidak ada orang yang mencintai mereka
- Melakukan tindakan ekstrem untuk membuktikan harga diri
- Tidak bersikap tegas kepada orang lain
- Sering mengeluhkan nasib tetapi tidak mau berbuat apa-apa dan bahkan menolak menerima bantuan dari orang lain
- Menjalin hubungan beracun (toxic relationship), di mana Anda sering dipermalukan dan direndahkan
- Merasa putus asa tentang masa depan
Faktor Penyebab Seseorang Menderita Masokis
Sampai saat ini, para ahli belum mengetahui penyebab pasti dari masokisme. Namun, kondisi ini bisa terjadi akibat trauma pada masa kanak-kanak.
Hal-hal yang menyebabkan orang mengalami kelainan seksual, terutama mengidap masokis, di antaranya:
1. Masokisme Nonseksual
Sadisme dan masokisme adalah dua kondisi yang berbeda. Meski demikian, kedua kondisi ini saling berkaitan satu sama lain.
Penelitian membuktikan bahwa orang yang senang menyakiti diri sendiri atau disakiti cenderung lebih suka menyebabkan orang lain kesakitan atau merasa tidak nyaman. Dalam penelitian ini, orang dengan masokis juga gemar menyantap makanan pedas, mendapatkan pijatan yang menyakitkan, dan mendengarkan humor seksis atau kekerasan verbal.
2. Masokisme Seksual
Ini mengacu pada fantasi tentang pemukulan, pengikatan, penghinaan, atau perbuatan kasar lainnya. Masokisme seksual berpotensi membahayakan diri sendiri atau orang lain demi meningkatkan libido.
Tekanan yang sering muncul pada masokisme seksual meliputi rasa cemas berat, bersalah, mkalu, dan pikiran obsesif terkait kekerasan.
Cara Mengatasi Masokis
Tendensi masokis atau rasa sakit yang tinggi bisa memicu bahaya, tekanan, dan mengarah pada perilaku yang berisiko. Berikut ini adalah cara mengatasi masokis yang perlu Anda ketahui:
- Konsultasi dengan ahli profesional: Bila masokis menimbulkan bahaya, Anda bisa berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mengetahui penyebab dari mencari rasa sakit.
- Mengelola stres: Cobalah untuk mengatasi rasa cemas dan stres dengan aktivitas positif, seperti meditasi, menarik napas dalam-dalam, dan penggunaan aromaterapi di ruangan.
- Menerima emosi negatif: Ini bisa membuat hidup lebih bahagia tanpa harus menyembunyikan perasaan Anda. Cara mengatasi emosi negatif bisa dengan meluangkan waktu untuk diri sendiri dan mencoba ikhlas atas situasi yang Anda alami.
- Mengatasi masalah secara positif: Lakukan aktivitas produktif untuk mencegah mencari kesenangan melalui masokis. Misalnya, menulis jurnal, olahraga, dan mendengarkan musik.
Baca Juga: Ini Perubahan Badan Wanita Setelah Berhubungan Intim
Anda dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dari masokisme dengan berkonsultasi dengan dokter atau ahli profesional kesehatan mental. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Hana Fathiazzahra Jaelani
Source:
- Britannica. Masochism. Juli 2025.
- Mayo Clinic. Being Assertive: Reduce Stress, Communicate Better. Juli 2025.
- Psychology Today. Sexual Disorders. Juli 2025.