Buat janji Ciputra HospitalWhatsapp Ciputra Hospital

Rumah Sakit Terbaik Berstandarisasi Internasional | Ciputra Hospital

  • Home
  • Rumah Sakit
    • CitraRaya Tangerang
    • CitraGarden City Jakarta
    • Ciputra Mitra Hospital Banjarmasin
    • Ciputra Hospital Surabaya
  • Fasilitas & Layanan
  • Center of Excellence
  • Cari Dokter
  • Artikel
  • Home
  • Artikel Kesehatan
  • Gejala Stroke, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Defara
Jumat, 25 Februari 2022 / Published in Artikel Kesehatan, Citra Garden City

Gejala Stroke, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Ditulis oleh Tim Konten Medis

Gejala stroke yang perlu Anda kenali antara lain wajah mencong, bicara pelo, dan kelemahan pada salah satu sisi tubuh. Kondisi ini bisa dikenali sejak dini dengan metode sederhana seperti FAST (Face, Arms, Speech, Time) yang membantu mendeteksi tanda-tanda awal stroke secara cepat dan tepat.

Gejala Stroke

Gejala stroke yang penting Anda waspadai, seperti bicara pelo, wajah merot, dan kelemahan anggota gerak.

Stroke adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu atau terhenti sehingga menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak. Gangguan ini bisa terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah di otak (stroke hemoragik).

Beberapa penyebab utama stroke meliputi tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, diabetes, kebiasaan merokok, serta gaya hidup tidak aktif. Untuk mencegah stroke, penting menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, menghindari stres berlebihan, dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala agar faktor risiko bisa terkendali.

Baca Juga: Macam-macam Stroke yang Bisa Membahayakan Nyawa Anda

Daftar Isi

Toggle
  • Apa Itu Stroke?
  • Penyebab Stroke
    • 1. Stroke Iskemik
    • 2. Stroke Hemoragik
  • Faktor Risiko Stroke
    • 1. Usia
    • 2. Jenis Kelamin
    • 3. Faktor Risiko Lainnya
    • 4. Hipertensi
    • 5. Atrial Fibrillation (AF)
    • 6. Diabetes
    • 7. Hiperlipidemia
    • 8. Merokok
    • 9. Faktor Risiko Lainnya
  • Gejala Stroke
  • Diagnosis Stroke
    • 1. CT Scan
    • 2. MRI Scan
    • 3. Ultrasonografi Dupleks Karotis
    • 4. Pemeriksaan Tambahan
  • Komplikasi Stroke
  • Cara Mengatasi Stroke
    • 1. Obat Pemecah Bekuan Darah
    • 2. Trombektomi Mekanik
    • 3. Stent
    • 4. Obat-obatan
    • 5. Pembedahan
    • 6. Terapi Berbicara
    • 7. Terapi Kognitif
    • 8. Terapi Fisik
    • 9. Terapi Sensorik
    • 10. Take Home Message
  • Cara Mencegah Stroke
  • Pengobatan Stroke ke Dokter

Apa Itu Stroke?

Stroke adalah penyebab kematian nomor tiga tertinggi secara global. Stroke merupakan salah satu masalah utama kesehatan di dunia, di mana kejadian serangan pertama stroke iskemik terjadi pada setidaknta 98.000 orang setiap tahunnya dan sekitar 2% populasi pernah mengalami stroke.

Orang yang meninggal akibat stroke dalam waktu 30 hari mencapai 23% dan dari orang-orang yang hidup dengan stroke, 60–70% meninggal dalam waktu tiga tahun. Dalam hal morbiditas, stroke membutuhkan perawatan inap di rumah sakit, penurunan kualitas hidup ,dan kecacatan jangka panjang.

Stroke adalah salah satu penyebab utama kecacatan dan terperkirakan lebih dari 900.000 orang hidup dengan efek stroke, dan sekitar setengahnya bergantung pada orang lain untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Walaupun stroke merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas, namun sekitar 80% stroke dapat Anda cegah.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke termasuk usia, jenis kelamin, hipertensi, fibrilasi atrium, diabetes, dan merokok. Secara garis besar, stroke dapat terklasifikasikan sebagai iskemik (karena trombus) atau hemoragik (karena pecahnya pembuluh darah).

Stroke adalah keadaan emergensi dan semakin cepat terdiagnosis dan terobati semakin baik hasilnya. Stroke terdefinisikan oleh WHO sebagai sindrom klinis yang terdiri dari tanda dan gejala klinis yang berkembang pesat akibat gangguan fungsi otak fokal (dapat juga menyeluruh), berlangsung lebih dari 24 jam.

Sementara transient ischemic attack (TIA) terdefinisikan sebagai gejala dan tanda stroke yang sembuh dalam 24 jam tanpa mendapatkan terapi sebelumnya.

Penyebab Stroke

Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti atau terganggu sehingga otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang terbutuhkan. Akibatnya, sel-sel otak bisa mulai rusak dalam waktu singkat.

Secara umum, ada dua jenis stroke: stroke iskemik dan stroke hemoragik:

1. Stroke Iskemik

Stroke Iskemik adalah jenis yang paling sering terjadi. Kondisi ini muncul saat pembuluh darah yang membawa darah ke otak tersumbat.

Penyumbatan bisa terjadi karena gumpalan darah atau karena adanya penumpukan lemak dan kolesterol di dinding pembuluh darah (plak) yang lama-kelamaan menyempitkan saluran darah.

2. Stroke Hemoragik

Stroke Hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan pendarahan di jaringan otak sekitar. Darah yang keluar ini bisa menekan jaringan otak, memicu kerusakan tambahan, dan menyebabkan peradangan di area tersebut.

Faktor Risiko Stroke

Secara garis besar, stroke dapat terklasifikasikan sebagai iskemik atau hemoragik. Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah otak tersumbat oleh trombus atau emboli karena penyakit kardioembolik atau aterosklerotik.

Kondisi ini mencakup sekitar 70% dari semua kasus stroke. Sementara itu, stroke hemoragik terbagi menjadi dua jenis, yaitu perdarahan intraserebral karena pecahnya pembuluh darah di otak, dan perdarahan subarakhnoid karena pecahnya aneurisma intrakranial dalam ruang subarakhnoid yang mengelilingi otak.

Berikut beberapa faktor risiko stroke yang dapat terjadi:

1. Usia

Risiko terjadinya stroke kira-kira dua kali lipat pada setiap dekade kehidupan setelah usia 55 tahun. Stroke pada pasien yang lebih muda (15-45 tahun) jarang terjadi dan menyumbang sekitar 10% dari semua stroke.

2. Jenis Kelamin

Sementara stroke lebih sering terjadi pada laki-laki ketimbang perempuan. Pada sebagian besar kelompok umur, lebih banyak pria daripada wanita yang akan mengalami stroke pada tahun tertentu.

Namun, lebih dari setengah dari total kematian akibat stroke terjadi pada wanita. Pada semua usia, lebih banyak wanita daripada pria yang meninggal karena stroke.

3. Faktor Risiko Lainnya

Faktor risiko lain untuk stroke termasuk riwayat keluarga stroke, etnis (misalnya, orang Afro-Karibia berisiko lebih tinggi) dan kondisi genetik tertentu.

4. Hipertensi

Hipertensi adalah faktor risiko tunggal yang paling penting dapat termodifikasi untuk stroke. Dalam uji klinis, terapi antihipertensi telah berkaitan dengan penurunan insiden stroke rata-rata 35-40%.

Hipertensi meningkatkan risiko stroke iskemik melalui terbentuknya plak pembuluh darah besar dan penyakit pembuluh darah kecil intrakranial.

5. Atrial Fibrillation (AF)

AF merupakan faktor risiko penting untuk stroke dan semakin sering terjadi seiring bertambahnya usia. AF berkaitan dengan sekitar 15% dari semua stroke, pengobatan AF dapat mengurangi risiko stroke secara keseluruhan sebesar 10%.

Antikoagulasi mengurangi risiko stroke untuk pasien dengan AF sekitar 70%.

6. Diabetes

Orang dengan diabetes memiliki risiko 2-2,5 kali lebih besar terkena stroke daripada orang non-diabetes. Kadar gula darah yang tinggi dalam jangka panjang dapat merusak pembuluh darah dan mempercepat proses aterosklerosis yang meningkatkan kemungkinan terjadinya sumbatan di otak dan memicu stroke.

7. Hiperlipidemia

Berbagai percobaan pada pasien dengan penyakit jantung iskemik telah menunjukkan bahwa statin secara signifikan mengurangi kejadian stroke (berkaitan dengan penurunan kolesterol). Kadar kolesterol yang tinggi, terutama LDL (kolesterol jahat).

Dengan begitu, dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri yang mempersempit dan menghambat aliran darah ke otak sehingga meningkatkan risiko stroke.

8. Merokok

Risiko stroke untuk pria dan wanita yang merokok adalah dua kali lipat dari yang bukan perokok. Zat berbahaya dalam rokok dapat merusak dinding pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, serta mempercepat pembentukan plak di arteri yang secara signifikan meningkatkan risiko stroke.

9. Faktor Risiko Lainnya

Faktor risiko lain yang dapat memicu stroke meliputi penyakit jantung iskemik, penyakit arteri perifer, serta gangguan pembuluh darah lainnya. Pola makan tidak sehat dan obesitas juga dapat memperburuk kondisi yang mendasari seperti tekanan darah tinggi dan diabetes.

Selain itu, riwayat keluarga stroke, faktor etnis tertentu seperti orang Afro-Karibia, dan kondisi genetik juga turut meningkatkan risiko stroke.

Gejala Stroke

Stroke adalah kondisi emergensi. Semakin cepat terdiagnosis dan terobati, semakin baik hasilnya.

Sangat penting untuk membedakan antara stroke dan kondisi yang mungkin muncul sebagai stroke sehingga penanganan yang cepat dan tepat. Beberapa metode skrining formal yang telah divalidasi dapat digunakan untuk membantu diagnosis stroke secara cepat.

Salah satu yang paling umum digunakan adalah BE FAST (singkatan dari balance, eyes, face, arm, speech, time). Metode ini perlu terpublikasikan secara luas sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengenali tanda dan gejala stroke dan memanggil layanan darurat sesegera mungkin.

  • Gangguan keseimbangan: apakah orang tersebut mengalami gangguan keseimbangan saat berjalan atau terjatuh ke satu sisi tubuh?
  • Gangguan penglihatan: apakah orang tersebut mengalami penglihatan kabur atau bahkan tidak bisa melihat sama sekali?
  • Kelemahan wajah: bisakah orang tersebut tersenyum secara simetris, apakah ujung bibir atau alis mereka dapat bergerak secara simetris?
  • Kelemahan lengan dan kaki: dapatkah orang tersebut mengangkat kedua lengan dan kedua kakinya secara seimbang?
  • Berbicara: dapatkah orang tersebut berbicara dengan jelas dan memahami apa yang dikatakan saat berbicara dengan orang lain?
  • Waktu: stroke harus dicurigai jika seseorang menunjukkan gejala-gejala ini, terutama jika terjadi secara mendadak.

Baca Juga: Waspada Stroke Ringan! Ini Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Diagnosis Stroke

Pencitraan dan pemeriksaan lain perlu untuk mendiagnosis stroke dan menentukan penyebabnya.

1. CT Scan

Diagnosis stroke terkonfirmasi dengan bantuan pencitraan otak. Pemindaian CT scan kepala non-kontras merupakan pemeriksaan yang cepat dan aman.

Pada fase akut, perdarahan terlihat jelas sebagai area yang hiperdens (putih). Gambaran ini tetap dapat muncul selama sekitar 72 jam dari serangan stroke.

Pada hari ke-10, area perdarahan akan menjadi hipodens (terlihat lebih gelap dari jaringan normal). Pada stroke iskemik, zona hipodens yang berbatas tegas muncul.

Namun selama beberapa jam pertama terutama pada 6 jam pertama, stroke iskemik mungkin tidak akan tampak pada CT scan. Oleh sebab itu, pada kasus yang tercurigai stroke iskemik pada jam-jam awal kejadian sebaiknya dilakukan pemeriksaan MRI.

2. MRI Scan

MRI scan adalah metode pencitraan otak pilihan pada stroke karena lebih sensitif dalam mendeteksi iskemia dini dan memungkinkan untuk membedakan antara iskemia lama dan baru.

3. Ultrasonografi Dupleks Karotis

Stenosis arteri karotis dapat menyebabkan stroke. Hal ini sering tercurigai ketika pasien datang dengan gejala yang menunjukkan oklusi arteri serebral tengah atau anterior.

Cara paling umum untuk mendiagnosis stenosis karotis adalah menggunakan ultrasonografi dupleks karotid yang merupakan prosedur dapat ditoleransi dengan baik dan non-invasif. Angiografi resonansi magnetik dan angiografi CT juga dapat digunakan dalam skrining dan penilaian stenosis karotis.

4. Pemeriksaan Tambahan

Selain pemeriksaan umum yang meliputi tekanan darah, elektrokardiogram (EKG), urea dan elektrolit, glukosa darah, kolesterol, hitung darah lengkap, tingkat sedimentasi eritrosit, fungsi tiroid dan penanda inflamasi, dan lainnya disesuaikan kondisi spesifik setiap pasien.

Komplikasi Stroke

Stroke bisa menimbulkan berbagai gangguan, baik yang bersifat sementara maupun permanen. Dampaknya tergantung dari seberapa lama otak tidak mendapat pasokan darah dan bagian otak mana yang terdampak.

Beberapa masalah yang sering muncul setelah stroke antara lain:

  • Kelumpuhan otot: Stroke bisa membuat sebagian tubuh, seperti lengan atau kaki, menjadi lumpuh atau lemah.
  • Kesulitan bicara atau menelan: Stroke bisa mengganggu kemampuan bicara dan menelan, serta menyebabkan kesulitan memahami atau menggunakan bahasa.
  • Masalah ingatan dan berpikir: Stroke dapat menurunkan ingatan dan mengganggu kemampuan berpikir atau membuat keputusan.
  • Perubahan emosi: Penderita stroke sering kali kesulitan mengontrol emosi dan bisa mengalami depresi.
  • Rasa nyeri atau kesemutan: Bagian tubuh yang terkena stroke bisa terasa nyeri, mati rasa, atau kesemutan.
  • Perubahan perilaku dan kemandirian: Orang yang mengalami stroke mungkin menjadi lebih tertutup dan membutuhkan bantuan untuk aktivitas sehari-hari.

Cara Mengatasi Stroke

Pengobatan stroke bertujuan untuk mengurangi kerusakan otak dan mencegah stroke ulang. Penanganan cepat sangat penting untuk memaksimalkan pemulihan dan meminimalkan dampak jangka panjang.

Berikut beberapa pengobatan stroke yang biasa dilakukan:

1. Obat Pemecah Bekuan Darah

Obat trombolitik dapat memecah bekuan darah di pembuluh darah otak sehingga dapat menghentikan proses stroke dan mengurangi kerusakan otak. Salah satu obat tersebut yaitu aktivator plasminogen jaringan (tPA) atau yang sering digunakan adalah alteplase r-tPA, merupakan standar baku dalam pengobatan stroke iskemik.

Obat ini bekerja dengan cara melarutkan trombus dengan cepat. Orang yang menerima suntikan ini lebih mungkin untuk pulih dari stroke dan lebih kecil kemungkinannya untuk memiliki cacat permanen akibat stroke.

2. Trombektomi Mekanik

Pada prosedur ini dimasukkan kateter ke dalam pembuluh darah besar di dalam otak. Alat tersebut dapat digunakan untuk menarik bekuan darah keluar dari pembuluh darah.

Tindakan operasi ini dapat berhasil bila dilakukan 6-24 jam setelah stroke dimulai.

3. Stent

Jika ditemukan dinding arteri melemah, mungkin dilakukan prosedur untuk mengembangkan arteri yang menyempit dan menopang dinding arteri dengan stent.

4. Obat-obatan

Berbeda dengan stroke iskemik, pada stroke hemoragik tujuan pengobatannya adalah membuat darah menggumpal. Oleh karena itu, akan diberikan obat untuk melawan pengencer darah.

Obat-obatan lainnya diberikan untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan tekanan otak yang tinggi atau bengkak otak, serta mencegah terjadinya kejang.

5. Pembedahan

Pada kasus perdarahan akibat aneurisma pecah, perlu dilakukan tindakan operasi pada aneurisma berupa clipping atau coiling. Pada kasus perdarahan yang volumenya cukup besar (volume di atas 20 cc) perlu dilakukan operasi mengeluarkan bekuan darah untuk mengurangi tekanan tinggi di dalam otak.

Perdarahan juga dapat masuk ke dalam rongga cairan otak, pada kasus ini biasanya diperlukan pemasangan selang yang bersifat sementara atau permanen untuk mengalirkan cairan otak.

6. Terapi Berbicara

Stroke dapat menyebabkan gangguan bicara dan bahasa. Terapis bicara dan bahasa akan bekerja untuk membantu mempelajari kembali cara berbicara.

Jika terdapat komunikasi verbal yang sulit setelah stroke, mereka akan membantu untuk menemukan cara komunikasi baru.

7. Terapi Kognitif

Setelah stroke, banyak orang mungkin mengalami perubahan pada kemampuan berpikir dan penalaran. Kondisi tersebut tentu memicu perubahan perilaku dan suasana hati seseorang.

Terapis dapat membantu mendapatkan kembali pola pikir dan perilaku sebelumnya dan untuk mengelola respons emosional.

8. Terapi Fisik

Tonus dan kekuatan otot mungkin melemah karena stroke dan mungkin tidak dapat menggerakkan tubuh sebaik sebelumnya. Terapis akan membantu untuk mendapatkan kembali kekuatan serta keseimbangan dan menemukan cara untuk menyesuaikan diri dengan segala keterbatasan.

9. Terapi Sensorik

Pasien bisa tidak merasakan sesuatu dengan baik, seperti suhu, tekanan, atau rasa sakit. Terapis dapat membantu untuk belajar menyesuaikan diri dengan kurangnya sensasi ini.

10. Take Home Message

Jika Anda atau orang di sekitar Anda menunjukkan gejala stroke, segera cari perawatan medis darurat. Perawatan cepat dapat mengurangi risiko komplikasi. Meskipun stroke tidak sepenuhnya bisa dicegah, gaya hidup sehat dapat mengurangi risikonya.

Dukungan keluarga sangat penting dalam proses rehabilitasi untuk pemulihan fisik dan mental.

Cara Mencegah Stroke

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke antara lain:

  • Kontrol tekanan darah: Mengatur tekanan darah melalui perubahan gaya hidup atau obat-obatan sangat penting untuk mencegah stroke.
  • Hindari merokok: Merokok meningkatkan risiko stroke, jadi sangat disarankan untuk berhenti merokok.
  • Kelola kolesterol: Mengontrol kadar kolesterol dengan pola makan sehat dan obat-obatan dapat mencegah pembentukan plak di pembuluh darah.
  • Batasi konsumsi alkohol: Mengurangi konsumsi alkohol dapat mengurangi risiko masalah jantung dan stroke.
  • Olahraga secara teratur: Aktivitas fisik yang cukup dapat menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
  • Jaga berat badan ideal: Memiliki berat badan yang sehat membantu mengurangi tekanan pada jantung dan pembuluh darah, serta mencegah kondisi yang memicu stroke.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini 8 Pertolongan Pertama Stroke yang Tepat

Pengobatan Stroke ke Dokter

Gejala stroke yang perlu segera membawa Anda ke dokter meliputi kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan, kelemahan atau kelumpuhan mendadak pada satu sisi tubuh, serta gangguan penglihatan pada salah satu atau kedua mata. Jika Anda mengalami pusing, kehilangan keseimbangan, atau kebingungan mendalam yang muncul tiba-tiba, segera dapatkan pertolongan medis.

Gejala-gejala ini menunjukkan kemungkinan stroke, dan penanganan cepat sangat penting untuk mengurangi kerusakan otak dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital.

Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.

Telah direview oleh dr. I Gde Anom Ananta Yudha, Sp.BS, FINO, FINSS, FICS

Source:

  • Mayo Clinic. Stroke. Mei 2025.
  • Hopkins Medicine. Stroke. Mei 2025.

Diperbarui pada 6 Mei 2025

Artikel Terkait

  • Akupuntur Stroke
    Akupuntur Stroke
  • Latihan Fisioterapi Pasca Stroke
    Latihan Fisioterapi Pasca Stroke
  • Makanan untuk Penderita Stroke, Ada Buah-buahan hingga Ikan
    Makanan untuk Penderita Stroke, Ada Buah hingga Ikan
Tagged under: Gangguan Penyakit

Artikel Terkait

  • Akupuntur Stroke
    Akupuntur Stroke
  • Latihan Fisioterapi Pasca Stroke
    Latihan Fisioterapi Pasca Stroke
  • Makanan untuk Penderita Stroke, Ada Buah-buahan hingga Ikan
    Makanan untuk Penderita Stroke, Ada Buah hingga Ikan

Ciputra Hospital

Ciputra Hospital menyediakan layanan kesehatan berkualitas tinggi dengan fasilitas teknologi canggih.

Unit Rumah Sakit:

Ciputra Hospital – CitraRaya Tangerang
Ciputra Hospital – CitraGarden City Jakarta
Ciputra Mitra Hospital Banjarmasin
Ciputra Hospital Surabaya

Unit Klinik:

Ciputra Medical Center
Ciputra SMG Eye Clinic
C Derma
Ciputra IVF

Lokasi Kami:

CitraRaya – Tangerang
CitraGarden – Jakarta
Banjarmasin
Surabaya

  • GET SOCIAL

© 2024 All rights reserved. Ciputra Hospital

TOP