Ditulis oleh Tim Konten Medis
Urine warna merah atau hematuria bisa menjadi gejala gangguan kesehatan tertentu yang berbahya, seperti infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, hingga kanker. Namun, kondisi ini juga bisa terjadi akibat efek samping obat-obatan tertentu, yang tidak perlu dikhawatirkan.
Infeksi ginjal atau pielonefritis bisa meningkatkan risiko urine berwarna merah.
Urine berperan penting untuk mengeluarkan racun dan zat sisa dari dalam darah. Zat inilah yang dapat memengaruhi warna urine pada tubuh.
Normalnya, warna urine dapat berupa jernih, kuning keemasan, hingga kuning pekat. Di luar warna tersebut, termasuk urine warna merah bisa menandakan masalah kesehatan tertentu, seperti infeksi saluran kemih.
Penyebab Hematuria
Hematuria atau urine warna merah adalah kondisi ketika seseorang mengalami kencing berdarah. Gejala hematuria berupa warna urine, seperti merah kecoklatan akibat urine bercampur dengan darah.
Penyebab urine berwarna merah dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti konsumsi obat-obatan tertentu hingga gejala penyakit. Berikut beberapa penyebab hematuria yang perlu Anda waspadai:
1. Terdapat Batu di Saluran Kemih
Penyebab hematuria adalah akibat penumpukan batu yang berasal dari endapan mineral di kandung kemih. Kondisi ini dapat menyumbat saluran kemih sehingga berfungsi tidak normal.
Hematuria akibat penumpukan batu dapat menimbulkan gejala, seperti nyeri saat buang air kecil dan urine berwarna pekat. Kondisi ini dapat berbahaya bagi kesehatan tubuh apabila tidak segera mendapatkan penanganan medis.
Baca Juga: Ciri-Ciri Warna Urine Tanda Diabetes, Berwarna Keruh?
2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Penyakit infeksi saluran kemih bisa terjadi karena adanya gangguan hematuria atau urine warna merah akibat infeksi bakteri yang masuk ke dalam saluran kemih dan berkembang biak.
ISK menimbulkan berbagai gejala, seperti sakit pinggang, frekuensi buang air kecil meningkat, terasa nyeri saat buang air kecil, dan timbul sensasi terbakar. Pada lansia, kondisi ini menimbulkan gejala muncul darah pada urine.
3. Infeksi Ginjal
Infeksi ginjal atau pielonefritis bisa meningkatkan risiko hematuria pada tubuh. Gejala infeksi ginjal meliputi nyeri di bagian panggul, demam, dan dan sering buang air kecil.
Penyebab infeksi ginjal terjadi karena adanya serangan dari bakteri. Infeksi ini juga bisa akibat pertumbuhan jamur dan virus walaupun jarang terjadi.
4. Cedera Ginjal
Cedera ginjal mengakibatkan hematuria atau urine berwarna merah pada tubuh. Kondisi ini biasanya terjadi pasca trauma dan tindakan invasif pada area ginjal.
Anda dapat mengunjungi dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat terkait cedera ginjal. Dokter dapat memberikan obat-obatan tertentu untuk meredakan gejala penderita.
5. Kanker Kandung Kemih
Komplikasi hematuria bisa menyebabkan kanker kandung kemih. Penyebab kanker ini terjadi karena adanya perkembangan sel-sel abnormal pada saluran kemih.
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya kanker saluran kemih, antara lain riwayat keluarga dengan kanker, hematuria yang tidak diketahui penyebabnya, usia terutama di atas 60 tahun, serta kebiasaan merokok. Khususnya, mereka yang merokok 10 batang atau lebih setiap hari memiliki risiko yang sangat tinggi untuk terkena kanker saluran kemih.
Selain urine berdarah, gejala kanker kandung kemih ditandai dengan sakit punggung, sering buang air kecil, dan nyeri saat buang air kecil. Kondisi ini dapat diatasi dengan pengobatan kemoterapi dan terapi medis.
Baca Juga: Ciri-Ciri Warna Urine Normal dan Tidak Sehat Tanda Penyakit
6. Efek Samping Obat-Obatan
Efek samping penggunaan obat-obatan bisa menimbulkan warna urine merah. Jenis obat ini dapat berupa penicilin atau cytoxan yang dikonsumsi dalam jangka waktu lama.
Akibatnya, terdapat risiko sel darah merah yang muncul di dalam urine. Hal inilah yang menyebabkan warna urine merah.
7. Pembesaran Prostat
Hematuria dapat disebabkan oleh pembesaran prostat. Kondisi ini seringkali dialami oleh pria lanjut usia atau usia di atas 60 tahun.
Hematuria akibat pembesaran prostat terjadi karena adanya tekanan pada pembuluh darah di saluran kemih dan uretra. Hal inilah yang memicu perdarahan saat mengeluarkan urine. Selain itu, pembesaran prostat juga ditandai dengan susah buang air kecil.
8. Trombositopenia
Air urine berwarna merah bisa terjadi karena tubuh kekurangan kadar trombosit. Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal dengan sebutan trombositopenia.
Trombosit berperan penting untuk membantu proses pembekuan darah. Selain urine berwarna merah, kekurangan trombosit bisa menimbulkan gejala berupa tubuh mudah lelah, kulit memar, dan sakit kuning. Kondisi ini bisa disebabkan oleh demam berdarah dengue (DBD) dan infeksi virus, seperti hepatitis B serta HIV.
Cara Mengobati Urine yang Berwarna Merah
Kencing berwarna merah menjadi salah satu kondisi yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sebab, kondisi ini bisa meningkatkan risiko terkena penyakit serius. Pengobatan hematuria sesuai dengan kondisi kesehatan dan gejala yang penderita.
Penyakit ini bukanlah penyakit utama, melainkan ciri-ciri dari adanya penyakit lain, seperti ginjal dan infeksi saluran kemih.
Berikut beberapa cara mengobati urine berwarna kemerahan:
- Minum air putih yang banyak agar tubuh terhidrasi dengan baik
- Menerapkan pola makan sehat, seperti mengonsumsi makanan berupa buah-buahan
- Hindari penggunaan produk pembersih kewanitaan
- Menghentikan kebiasaan merokok
Warna Urine Tidak Sehat Lainnya yang Perlu Diwaspadai
Urine yang normal ditandai dengan warna jernih, tidak berbau menyengat, dan tidak memiliki keluhan saat proses pengeluarannya. Jika mengalami perubahan warna urine abnormal, kondisi ini perlu diwaspadai karena bisa menjadi pertanda urine tidak sehat.
Perubahan warna urine dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah infeksi penyakit. Berikut beberapa warna urine tidak sehat:
- Kuning gelap menandakan tubuh mengalami dehidrasi
- Kemerahan menjadi pertanda adanya infeksi saluran kencing, kanker, dan batu ginjal
- Cokelat gelap akibat konsumsi obat-obatan tertentu
- Kelabu atau keabu-abuan dengan rasa nyeri akibat infeksi penyakit
- Hijau atau biru akibat bakteri pseudomonas.
Normalnya, warna urine pada ibu hamil cenderung kekuningan. Namun, perubahan warna urine, seperti merah atau cokelat bisa menandakan infeksi penyakit sehingga Anda perlu waspada.
Baca Juga: Warna Urine Normal dan Abnormal, Kenali Perbedaannya!
Jika Anda mengalami kondisi ini, sebaiknya segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Infeksi urine selama kehamilan bisa meningkatkan risiko bayi lahir prematur.
Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter apabila mengalami rasa nyeri atau terbakar saat buang air kecil. Kondisi ini bisa menjadi pertanda adanya gejala infeksi saluran kemih (ISK). Jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat, infeksi saluran kemih bisa menyebabkan komplikasi kehamilan serius.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr Daniel
Source:
- Cleveland Clinic. Hematuria. Agustus 2024.
- Healthline. Why Is There Blood in My Urine?. Agusut 2024.
- WebMD. What Does Blood in the Urine Mean?. Agustus 2024.